INILAH.COM, Jakarta - Rendahnya suara Partai Keadilan Sejahtera (PKS) dari survei-survei belakangan ini, dinilai karena sikap PKS yang tidak jelas dalam pemerintahan SBY-Boediono. Akibatnya, masyarakat menganggap PKS sama seperti partai-partai yang lainnya.
Terbaru, hasil survei Lembaga Survei Indonesia (LSI) menempatkan PKS pada posisi delapan. LSI menempatkan PKS hanya memperoleh suara 3,7 persen.
"Salah satu yang dinilai masyarakat mungkin adalah inkonsistensi PKS. Mereka bermain dua kaki," ujar pengamat politik dari UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Saleh Daulay kepada INILAH.COM, Selasa (21/2/2012).
Lebih lanjut, dia mencotohkan dalam merebutkan posisi Menteri, PKS selalu meneguhkan posisinya sebagai anggota koalisi. Bahkan, ketika Menteri dari PKS dikurangi, PKS tidak segan bersikap tegas dan malah mengancam keluar dari koalisi.
"Di lain pihak, ketika ada persoalan yang membutuhkan dukungan politik mereka di koalisi, PKS sering sekali menghindar dan bahkan tidak jarang berbeda pandangan dengan anggota koalisi lain," pinta Saleh.
Menurut Ketua Pusat Pemuda Muhammadiyah ini, PKS bisa mengambil sikap tegas biar masyarakat tahu posisi PKS seperti apa. Jika PKS hendak keluar koalisi, lebih baik tegas keluar dan menjadi oposisi. Dalam negara demokrasi, posisi oposisi bukanlah sesuatu yang jelek. Bahkan, bisa jadi oposisi mendapat tempat baik di hati masyarakat
"Dalam konteks ini, mungkin masyarakat menilai bahwa PKS tidak konsisten dalam berpolitik," katanya.
Sebelumnya, Lembaga Survei Indonesia (LSI) menyebutkan jika pemilu dilaksanakan hari ini maka Partai Golkar keluar sebagai pemenang dengan suara sebesar 15,5 persen, Partai Demokrat 13,7 persen, PDI Perjuangan 13,6 persen, Gerindra 4,9 persen, PPP 4,9 persen, PKB 4,6 persen, PAN 4,1 persen, PKS 3,7 persen
SUMBER
=============================================
Jilat sana-jilat sini..yang peting dapet jatah :cool
Terbaru, hasil survei Lembaga Survei Indonesia (LSI) menempatkan PKS pada posisi delapan. LSI menempatkan PKS hanya memperoleh suara 3,7 persen.
"Salah satu yang dinilai masyarakat mungkin adalah inkonsistensi PKS. Mereka bermain dua kaki," ujar pengamat politik dari UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Saleh Daulay kepada INILAH.COM, Selasa (21/2/2012).
Lebih lanjut, dia mencotohkan dalam merebutkan posisi Menteri, PKS selalu meneguhkan posisinya sebagai anggota koalisi. Bahkan, ketika Menteri dari PKS dikurangi, PKS tidak segan bersikap tegas dan malah mengancam keluar dari koalisi.
"Di lain pihak, ketika ada persoalan yang membutuhkan dukungan politik mereka di koalisi, PKS sering sekali menghindar dan bahkan tidak jarang berbeda pandangan dengan anggota koalisi lain," pinta Saleh.
Menurut Ketua Pusat Pemuda Muhammadiyah ini, PKS bisa mengambil sikap tegas biar masyarakat tahu posisi PKS seperti apa. Jika PKS hendak keluar koalisi, lebih baik tegas keluar dan menjadi oposisi. Dalam negara demokrasi, posisi oposisi bukanlah sesuatu yang jelek. Bahkan, bisa jadi oposisi mendapat tempat baik di hati masyarakat
"Dalam konteks ini, mungkin masyarakat menilai bahwa PKS tidak konsisten dalam berpolitik," katanya.
Sebelumnya, Lembaga Survei Indonesia (LSI) menyebutkan jika pemilu dilaksanakan hari ini maka Partai Golkar keluar sebagai pemenang dengan suara sebesar 15,5 persen, Partai Demokrat 13,7 persen, PDI Perjuangan 13,6 persen, Gerindra 4,9 persen, PPP 4,9 persen, PKB 4,6 persen, PAN 4,1 persen, PKS 3,7 persen
SUMBER
=============================================
Jilat sana-jilat sini..yang peting dapet jatah :cool
J.Distro 21 Feb, 2012
