Karzai Tuduh NATO Bunuh Sejumlah Anak Afghanistan

Kabul (ANTARA/Reuters) - Presiden Afghanistan Hamid Karzai hari Kamis menuduh NATO membunuh sejumlah anak dalam serangan udara, sebuah kasus yang bisa menyulut ketegangan antara pemerintah Kabul dan negara-negara Barat pendukungnya karena meningkatnya jumlah kematian sipil.

Pasukan koalisi pimpinan NATO di Afghanistan belum memberikan konfirmasi atas laporan itu namun mengatakan, mereka menyelidiki sebuah insiden di distrik Najrab di provinsi Kapisa, Afghanistan timur.

Kematian warga sipil merupakan salah satu masalah terbesar dalam hubungan antara pemerintah Afghanistan dan NATO menjelang penarikan pasukan tempur asing dari negara itu pada 2014.

"Presiden Hamid Karzai mengutuk keras serangan udara pasukan asing yang mengakibatkan kematian sejumlah anak," kata kantor presiden Afghanistan dalam sebuah pernyataan.

Karzai telah mengirim seorang penasihat, Mohammad Zahir Safi, ke daerah itu untuk menyelidiki insiden tersebut, kata pernyataan itu.

Mehrabuddin Safi, gubernur Kapisa, mengatakan, serangan udara koalisi pada Rabu larut malam menewaskan delapan anak di desa Giawa. Beberapa pejabat lain Afghanistan mengatakan, serangan itu diikuti dengan penyerbuan malam terhadap para tersangka gerilyawan.

"Masalah itu masih diteliti oleh tim penilai gabungan yang akan menentukan fakta," kata seorang juru bicara Pasukan Bantuan Keamanan Internasional (ISAF) pimpinan NATO.

Sebuah laporan PBB pekan lalu menyebutkan, jumlah warga sipil yang tewas dan cedera dalam perang Afghanistan meningkat untuk tahun kelima secara berturut-turut. Pada 2010 jumlah warga sipil yang tewas mencapai 2.790, sementara pada 2011 naik menjadi 3.021.

Konflik meningkat di Afghanistan dengan jumlah kematian sipil dan militer mencapai tingkat tertinggi pada 2010 ketika kekerasan yang dikobarkan Taliban meluas dari wilayah tradisional di selatan dan timur ke daerah-daerah barat dan utara yang dulu stabil.

Sebanyak 711 prajurit asing tewas dalam perang di Afghanistan sepanjang tahun itu, yang menjadikan 2010 sebagai tahun paling mematikan bagi pasukan asing, menurut hitungan AFP yang berdasarkan atas situs independen icasualties.org.

Jumlah kematian sipil juga meningkat, dan Kementerian Dalam Negeri Afghanistan mengumumkan bahwa 2.043 warga sipil tewas pada 2010 akibat serangan Taliban dan operasi militer yang ditujukan pada gerilyawan.

Taliban, yang memerintah Afghanistan sejak 1996, mengobarkan pemberontakan sejak digulingkan dari kekuasaan di negara itu oleh invasi pimpinan AS pada 2001 karena menolak menyerahkan pemimpin Al-Qaida Osama bin Laden, yang dituduh bertanggung jawab atas serangan di wilayah Amerika yang menewaskan sekitar 3.000 orang pada 11 September 2001.

Sekitar 130.000 personel Pasukan Bantuan Keamanan Internasional (ISAF) pimpinan NATO yang berasal dari puluhan negara berada di Afghanistan untuk membantu pemerintah kabul memerangi pemberontakan Taliban dan sekutunya.

Sekitar 521 prajurit asing tewas sepanjang 2009, yang menjadikan tahun itu sebagai tahun mematikan bagi pasukan internasional sejak invasi pimpinan AS pada 2001 dan membuat dukungan publik Barat terhadap perang itu merosot.

Gerilyawan Taliban sangat bergantung pada penggunaan bom pinggir jalan dan serangan bunuh diri untuk melawan pemerintah Afghanistan dan pasukan asing yang ditempatkan di negara tersebut.

Bom rakitan yang dikenal sebagai IED (peledak improvisasi) engakibatkan 70-80 persen korban di pihak pasukan asing di Afghanistan, menurut militer. (rr)


Sumber: http://id.berita.yahoo.com/karzai-tu...002207553.html


Adalah sudah jelas bagi mereka yang berpikir (bahkan juga sekutu utamanya), NATO adalah penjajah yang menghancurleburkan Afghanistan tanpa pandang usia korbannya.
Semoga kekalahan memalukan akan menimpa NATO dimanapun dan kapanpun :berbusas

4everything 16 Feb, 2012

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...