Kedatangan 12 orang dari salah satu faksi Organisasi Papua Merdeka (OPM) pimpinan Alex Mebri, yang mendatangi Mabes TNI dan Mabes Polri, juga berencana ingin menemui Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) untuk membicarakan masalah Papua, dan menyatakan Tim-12 setia kepada NKRI.
Kedatangan Tim-12 ini ditanggapi dingin oleh pengamat hubungan internasional, Hariyadi Wirawan, yang menilai ke 12 orang ini memiliki agenda tersembunyi.
"Ke 12 orang mantan OPM tersebut menggunakan cara lama, cara yang sama ketika Timor Timur mau memerdekakan dirinya dengan mengadakan referendum," jelas Hariyadi ketika dihubungi itoday, Senin (20/2).
Hariyadi menilai, ke 12 orang ini hanya mencari perhatian saja, berpura-pura kembali ke NKRI, padahal semuanya hanya kamuflase, agar nanti ketika Pemerintah Indonesia dipaksa melakukan referendum, pemerintah sudah merasa menang, padahal sebenarnya sebaliknya.
Indikasi kebohongan itu terlihat dengan adanya pernyataan Alex Mebri yang mengklaim, OPM merupakan organisasi yang telah berdiri secara nasional, dan seluruh masyarakat Indonesia sudah mengakui. Tidak hanya itu, Alex menyatakan OPM tidak dapat dibubarkan, karena telah memiliki pemerintahan sendiri yang sah secara hukum internasional.
Jika kelompok yang menyatakan dirinya sebagai Tim-12 ini memang benar-benar menyatakan setia terhadap NKRI, lalu mengapa mereka masih mengakui OPM sebagai sebuah pemerintahan yang sah secara hukum internasional? Sebab berdasarkan hukum internasional, kelompok separatis tidak dianggap sebagai subjek hukum.
Indikasi ini semakin memperkuat analisis Hariyadi yang mengatakan Tim-12 telah melakukan penipuan, dan Hariyadi menghimbau agar presiden tidak menerima kedatangan mereka, sebab bisa mengulang kesalahan di Aceh.*
Sumber
Asing ikut campur, dalem negeri juga maen ... pussssyyyiiiiiinngggg
Kedatangan Tim-12 ini ditanggapi dingin oleh pengamat hubungan internasional, Hariyadi Wirawan, yang menilai ke 12 orang ini memiliki agenda tersembunyi.
"Ke 12 orang mantan OPM tersebut menggunakan cara lama, cara yang sama ketika Timor Timur mau memerdekakan dirinya dengan mengadakan referendum," jelas Hariyadi ketika dihubungi itoday, Senin (20/2).
Hariyadi menilai, ke 12 orang ini hanya mencari perhatian saja, berpura-pura kembali ke NKRI, padahal semuanya hanya kamuflase, agar nanti ketika Pemerintah Indonesia dipaksa melakukan referendum, pemerintah sudah merasa menang, padahal sebenarnya sebaliknya.
Indikasi kebohongan itu terlihat dengan adanya pernyataan Alex Mebri yang mengklaim, OPM merupakan organisasi yang telah berdiri secara nasional, dan seluruh masyarakat Indonesia sudah mengakui. Tidak hanya itu, Alex menyatakan OPM tidak dapat dibubarkan, karena telah memiliki pemerintahan sendiri yang sah secara hukum internasional.
Jika kelompok yang menyatakan dirinya sebagai Tim-12 ini memang benar-benar menyatakan setia terhadap NKRI, lalu mengapa mereka masih mengakui OPM sebagai sebuah pemerintahan yang sah secara hukum internasional? Sebab berdasarkan hukum internasional, kelompok separatis tidak dianggap sebagai subjek hukum.
Indikasi ini semakin memperkuat analisis Hariyadi yang mengatakan Tim-12 telah melakukan penipuan, dan Hariyadi menghimbau agar presiden tidak menerima kedatangan mereka, sebab bisa mengulang kesalahan di Aceh.*
Sumber
Asing ikut campur, dalem negeri juga maen ... pussssyyyiiiiiinngggg
mongkicut.5 20 Feb, 2012
