BLSM = 17 T, penduduk miskin indonesia 113 juta jiwa, ato lahan korupsi baru....

Kenaikan BBM Belum Disetujui, Tapi BLT Rp 17 Triliun Sudah Diketok

Jakarta - Badan Anggaran (Banggar) DPR belum memutuskan apakah menyetujui atau tidak soal kenaikan harga BBM subsidi Rp 1.500 menjadi Rp 6.000 per liter seperti yang diinginkan pemerintah. Namun anggaran Bantuan Langsung Tunai (BLT) dan kompensasi lain Rp 25 triliun sudah disetujui.

Wakil Ketua Banggar DPR Mirwan Amir membacakan Banggar dan pemerintah menyetujui soal paket kompensasi Rp 25 triliun. Paket ini terdiri dari BLT atau sekarang disebut bantuan langsung sementara masyarakat (BLSM) Rp 17,08 triliun, bantuan pembangunan infrastruktur pedesaan Rp 7,88 triliun, dan tambahan anggaran program Keluarga Harapan Rp 591,5 miliar.

Padahal kompensasi ini ada karena kenaikan harga BBM subsidi yang rencananya akan dilakukan. Meskipun belum ada keputusan jelas apakah kenaikan harga BBM subsidi disetujui atau tidak.

"BLSM akan dilaksanakan dari April sampai September 2012," ujar Mirwan dalam rapat Banggar dengan pemerintah dan Bank Indonesia di Gedung DPR, Senayan, Jakarta, Jumat dini hari (30/3/2012).

Ketua Banggar Melchias Markus Mekeng juga membacakan soal hasil subsidi yang disetujui Banggar dan pemerintah. Sebelumnya ada dua opsi subsidi energi yang digodok pemerintah dan Banggar.

Opsi pertama subsidi energi Rp 225 triliun dengan rincian subsidi BBM Rp 137 triliun, subsidi listrik Rp 65 triliun, dan cadangan risiko fiskal energi Rp 23 triliun.

Lalu opsi kedua, yakni subsidi energi Rp 266 triliun dengan rincian subsidi BBM Rp 178 triliun, subsidi listrik Rp 65 triliun, dan cadangan risiko fiskal energi Rp 23 triliun.

Melchias membacakan, Banggar dan pemerintah menyetujui untuk memakai opsi pertama. Namun ada catatan bahwa Fraksi PDIP tetap memilih opsi kedua hingga sidang Paripurna besok.

Rapat malam ini dihadiri Menteri Keuangan Agus Martowardojo bersama Wakil Menteri Keuangan Anny Ratnawati, Wakil Menteri ESDM Widjajono Partowidagdo, Menteri PPN/Kepala Bappenas Armida Alisjahbana, Dirjen Migas Kementerian ESDM Evita Legowo, dan Gubernur Bank Indonesia (BI) Darmin Nasution.

Agus Marto juga tampak membawa jajaran eselon I Kemenkeu untuk ikut lembur rapat di Banggar. Rapat kali ini langsung dipimpin oleh Ketua Banggar Melchias Markus Mekeng.

Rapat di Banggar ini masih mentok dalam membahas tambahan ayat dalam Pasal 7 ayat 6 UU APBN 2012, yaitu ayat 6A.

Dalam ayat 6A itu disebutkan, "Dalam hal harga rata-rata minyak Indonesia (Indonesia Crude Oil Price/ICP) dalam kurun waktu berjalan mengalami kenaikan atau penurunan lebih dari 5 persen dari harga minyak internasional yang diasumsikan dalam APBN-P Tahun Anggaran 2012, pemerintah berwenang untuk melakukan penyesuaian harga BBM bersubsidi dan kebijakan pendukung."

Jadi belum jelas posisi DPR saat ini apakah menyetujui atau tidak soal rencana pemerintah dalam menaikkan harga BBM Rp 1.500 menjadi Rp 6.000 per liter. Pembahasan ini tampaknya akan dilakukan dalam sidang Paripurna pagi ini.

(dnl/dnl)

http://finance.detik..com/read/2012/...ketok?f9911023


hasil hitung2an ane gan...
anggaran BLSM 17 T, waktu pelaksanaan 6 bln (april - september)...
17 T / 6 bln = 2,83 T (anggaran BLSM per bulan)
2,83 T / 100.000 (asumsi per KK mendapat 100rb per bulan) = 28.333.333 (jumlah KK miskin)
28.333.333 x 4 (asumsi pemerintah 1 KK terdiri dari 4 org. suami istri plus 2 org anak) = 113.333.333.333 rakyat miskin

apakah segitu byknya masyarakat miskin di indonesia ato lahan korpsi baru bagi pemerintah.......??????

memphiieezzz 30 Mar, 2012

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...