Harga BBM Naik: APBN Tak Jebol dan Justru SBY yang Suka Dapat Keuntungan

HARGA BBM NAIK
APBN Tak Jebol dan Justru SBY yang Suka Dapat Keuntungan
Minggu, 18 Maret 2012 , 11:29:00 WIB

RMOL. Salah satu alasan pemerintah menaikkan harga bahan bakar minyak (BBM) karena defisit anggaran seiring dengan lonjakan harga minyak dunia. Benarkah alasan ini?

Dengan harga Rp 4.500 per liter, Pertamina memperoleh hasil penjualan BBM jenis premium sebanyak 63 miliar liter dengan hasilnya Rp 283,5 triliun. Di sisi lain, Pertamina harus mengimpor dari pasar Internasional senilai Rp 149,887 triliun, dan di saat yang sama membeli dari pemerintah sebesar Rp 224,546 triliun. "Pertamina juga mengeluarkan uang untuk LRT 63 miliar liter, dan bila dikalikan dengan harga masing-masing Rp.566 maka akan keluar angka Rp 35,658 triliun," kata Ketua Umum Gerakan Mahasiswa Nasional (GMNI), Tweddy Noviady, kepada Rakyat Merdeka Online beberapa saat lalu (Minggu, 18/3).

Sedangkan jumlah pengeluaran Pertamina, lanjut Tweddy, adalah Rp 410,091 triliun. Karena Pertamina kekurangan uang, maka Pemerintah yang membayar kekurangan ini, yang di Indonesia istilah pembayaran kekurangan ini disebut dengan subsidi. Subsidi adalah jumlah pengeluaran Pertamina dikurangi dengan hasil penjualan Pertamina BBM kebutuhan di Indonesia. "Jadi Rp 410,091 triliun dikurangi Rp 283,5 triliun sama dengan Rp 126,591 triliun. Tapi ingat, Pemerintah juga memperoleh hasil penjualan juga kepada Pertamina sebesar Rp 224,546 triliun," jelas Tweddy.

Hal inilah, masih kata Tweddy, yang tidak pernah disampaikan oleh pemerintah kepada masyarakat. Padahal, dengan data di atas, pemerintah malah kelebihan uang, yaitu sebesar perolehan hasil penjualan ke pertamina atau sekitar Rp 97,955 triliun. "Artinya, APBN tidak jebol. Justru saya jadi bertanya, dimana sisa uang keuntungan SBY menjual BBM sebesar Rp 97,955 triliun," demikian Tweddy.
http://www.rakyatmerdekaonline.com/r...at-Keuntungan-


Dengan Alasan yang Sama, Pemerintah SBY Kembali Bikin Rakyat Menderita
Minggu, 18 Maret 2012 , 09:24:00 WIB

RMOL. Selama pemerintahan SBY sudah tiga kali harga bahan bakar minyak (BBM) dinaikkan. Dan selama itu pula, alasan yang disampaikan selalu sama, dan terkesan sangat klasik. "Dan kembali lagi terulang masa-masa sulit bagi rakyat," kata Sekjen Lingkar Studi Mahasiswa (Lisuma), Dhika Yudistira, kepada Rakyat Merdeka Online, beberapa saat lalu (Minggu, 18/3).

Menurut Dhika, bila lonjakan harga minyak dunia dijadikan alasan seharusnya pemerintah belajar dari lonjakan harga minyak dunia sebelumnya. Pemerintah juga seharusnya mengantisipasi sejak jauh-jauh dampak akibat dan akibat dari harga minyak dunia yang fluktuatif tersebut.

Sementara itu, lanjut Dhika, defisit APBN juga tidak bisa dijadikan alasan pemerintah untuk membebani rakyat. Apalagi, sebenarnya, pemerintah masih bisa menggunakan sisa lebih penggunaan aikannggaran (Silpa) APBN 2011 yang mencapai hingga Rp 56 triliun. "Hingga kini, informasi penggunaan Silpa 2011 tidak jelas," tegas Dhika.

Selain itu, masih kata Dhika, seharusnya pemerintah meningkatkan belanja modal, dan bukan malah meningkatkan biaya untuk belanja rutin. Bila ini dilakukan, maka harga BBM tak perlu dinaikkan
http://www.rakyatmerdekaonline.com/r...yat-Menderita-

--------------

Ini bedanya SBY dan Eyang Harto dulu kalau mau naikkan harga BBM. Zaman Eyang dulu, tiba-tiba saja BBM diumumkan naik kurang 1-2 jam menjelang tengah malam. Besoknya truck-truck tentara sudah keliling kota memantau keadaan, terutama SPBU. Dan rakyat biasanya pasti menerima dan "legowo', kalau tak mau di tuding subversif atau PKI ... :D

zitizen4r 18 Mar, 2012

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...