Pengembangan Rudal Mobile dan Manpads TNI

Indonesia terus membangun pertahanan rudal, termasuk untuk rudal panggul /manpads, ataupun yang mobile. Saat ini Paskhas diperkuat 200 rudal panggul permukaan ke udara QW (QianWei)-3. TNI AU akan menambah 300 i rudal panggul QW (QianWei)-3 untuk Pam Sat Radar.

Rudal QW-3 dilengkapi penjejak semi-active laser guidance, untuk menghancurkan pesawat tempur maupun rudal lain dalam ketinggian rendah sampai dengan jarak 8 km. Rudal QW-3 ini menggantikan Triple gun buatan Hispano Suiza (Switzerland) tahun 1950-an dan DSHK 12,7 mm.

Paskhas juga mendatangkan 55 unit baterai PSU jarak pendek berupa Oerlikon kaliber 35 mm untuk hanud titik model komposit yang terintegrasi antara rudal, meriam, radar dan pos komando taktis. Senjata ini menggunakan teknologi tercanggih dan telah digunakan banyak negara Eropa.

Senjata PSU ini ditempatkan di 3 Lanud Utama TNI-AU dan dapat dimobilisasi dengan pesawat Hercules. TNI AU juga membeli 7 baterai Rudal Jarak Sedang/JSe pengganti Rudal S-75/SA-2 guidelines.

TNI AU menghidupkan kembali Satuan Rudal Jarak Menengah yang dibentuk ke dalam beberapa batalyon artileri meriam hanud dan beberapa detasemen bateray rudal baru, untuk di tempatkan di tiap-tiap wing Paskhas.

Kini Paskhas telah dilengkapi dengan penangkis udara kanon Oerlikon Kaliber 35 mm dibantu radar dan rudal jarak pendek Chiron atau LIG Nex1 Chiron rudal pertahanan udara.

Satuan TNI AD juga terus membenahi satuan rudal, terutama peralatan Arhanud, pertahanan serangan udara. Menurut KASAD Jenderal Pramono Edhie Wibowo, pesawat tempur sekarang sudah supersonic, sehingga TNI AD membeli Manpads Mistral dari Prancis.

Angkatan Darat juga memiliki artileri pertahanan udara, rudal Grom, untuk menggantikan Rapier yang sudah pensiun. Grom, rudal jenis SHORAD (short range air defence), alias rudal pertahanan udara jarak pendek/SAM (surface to air missile) buatan Polandia. Dalam gelar operasinya, Grom milik Arhanud TNI AD dipasang dalam platform peluncur Poprad dan meriam 23-mm/ZUR komposit.

Proprad TNI AD, menggunakan platform jip Defender dari Land Rover. Dalam satu jip tersedia 4 peluncur Grom yang dapat diputar 360 derajat. Dengan adopsi peluncur Grom pada kendaraan berkemampuan off road, diharapkan gelar operasi rudal ini dapat lebih mobile dan fleksibel. Umumnya dalam satu jip peluncur membawa 8 rudal, 4 yang siap tembak, dan sisanya 4 rudal sebagai cadangan.

TNI AD juga mengganti meriam satuan Armed dengan kaliber 155 yang masuk kategori heavy caliber. Dua batalyon Armed Angkatan darat telah dilengkapi meriam 155 buatan Perancis. TNI AD juga membeli MLRS, multi louncher rocket system. Dua negara yang menjadi calon penjualnya yakni Brazil dan Amerika Serikat.

Untuk mendukung upaya pengamanan wilayah udara Komando Sektor Pertahanan Udara Nasional(Kosekhanudnas) III Medan, TNI AD juga akan mendatangkan rudal HQ-16 atau LY-80/KY-80. KY 80 adalah rudal permukaan ke udara jarak sedang buatan China dengan sistem peluncuran vertikal, yang dapat menjangkau target hingga 40 km.

Khusus untuk Arhanud Kodam dan KOSTRAD, TNI AD melengkapinya dengan rudal RBS-70. Sifatnya yang mobile, mudah dipindahkan dan dirakit membuat rudal buatan Saab Bofors Dynamics, Swedia ini banyak dipakai oleh militer di banyak negara. dalam operasinya, RBS-70 dipadukan dengan radar Giraffe sebagai pemandu target.

Panglima Kosek Hanudnas Tiga Medan,Bonar H Hutagaol mengatakan telah meninjau peluru kendali Cina dalam uji
kemampuannya di Gurun Gobi, China.

Sementara TNI AL dilengkapi dengan , Mistral dari matra Perancis , SA-N-5 Grail Rusia dan SA- 7 Strela. Strela yang dioperasikan TNI AL telah dimodifikasi oleh Dinas Penelitian dan Pengembangan TNI AL. Kini namanya menjadi rudal AL1.

www.jakartagreater.com

http://www.surveymonkey.com/s/YQBCLPZ

rojes 27 Mar, 2012

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...