Jakarta - Menteri Pemuda dan Olahraga RI Andi Mallarangeng mengatakan, PSSI hanya ada satu, yang dipimpin oleh Djohar Arifin. Namun ia juga menunggu penetapan FIFA atau badan arbitrase olahraga dunia (CAS) soal Komite Penyelamat Sepakbola Indonesia (KPSI).
Hal itu dikatakan Andi di Kantor Kementerian Keuangan, Jln. Dr. Wahidin, Jakarta, Senin (19/3/2012), menanggapi telah terlaksananya kongres tahunan PSSI di Palangkaraya, dan juga kongres KPSI di Ancol, Jakarta, hari Minggu kemarin.
KPSI menyebut kongres mereka sebagai Kongres Luar Biasa dan menetapkan La Nyalla Mattalitti dan Rahim Soekasah sebagai ketua umum dan wakil ketua umum baru PSSI. Apakah itu berarti PSSI sekarang ada dua?
"PSSI tetap satu, ya resmi begitu toh," ujar Menpora.
"Bahwa ada Kongres KLB yang diselenggarakan KPSI, itu juga sesuatu kami pantau. Tapi tentu saja yang kemudian kita tunggu adalah penetapan dari FIFA itu bagaimana. Karena itu saya mempersilakan KPSI mengajukannya kepada CAS mengenai apa yang mereka sebut sebagai Kongres Luar Biasa. Kita lihat hasilnya bagaimana. Nah, selama belum ada penetapan dari FIFA tentang hal itu, ya tetap PSSI yang diakui," sambungnya.
"PSSI yang Pak Djohar, Pak?" tanya wartawan lagi.
"Iya. Itulah yang resmi. Sekali lagi, Sampai ada penetapan dari FIFA atau dari CAS yang di Swiss, tentu saja pemerintah tetap berpegang pd yg resmi," jawab dia.
Ditanyakan ketegasan sikap pemerintah mengenai hal ini, Andi mengatakan pemerintah akan netral.
"Kita netral, Pemerintah sifatnya netral. Melihat yang resmi saja dulu sampai ada ketetapan yg berbeda, karena hal semacam itu pemerintah tidak bisa ikut campur. Kalau pemerintah, kita mendengar, melihat bagaimana penetapan dari FIFA. 'Kan begitu. Lalu kemudian yang paling penting adalah timnasnya itu, bagaimana dualisme kompetisi segera diatasi."
Mengenai tindakan pemerintah untuk kembali memfasilitasi rekonsiliasi di antara PSSI dan KPSI, menteri dari Partai Demokrat itu mengatakan:
"Kan sudah dengan KONI. Tapi kalau soal begini lebih baik masuk ke CAS sajalah, dan di CAS bisa ditentukan siapa yang sah."
di buku IPS juga sama PSSI singkatan dari Persatuan Sepakbola seluruh Indonesia
Hal itu dikatakan Andi di Kantor Kementerian Keuangan, Jln. Dr. Wahidin, Jakarta, Senin (19/3/2012), menanggapi telah terlaksananya kongres tahunan PSSI di Palangkaraya, dan juga kongres KPSI di Ancol, Jakarta, hari Minggu kemarin.
KPSI menyebut kongres mereka sebagai Kongres Luar Biasa dan menetapkan La Nyalla Mattalitti dan Rahim Soekasah sebagai ketua umum dan wakil ketua umum baru PSSI. Apakah itu berarti PSSI sekarang ada dua?
"PSSI tetap satu, ya resmi begitu toh," ujar Menpora.
"Bahwa ada Kongres KLB yang diselenggarakan KPSI, itu juga sesuatu kami pantau. Tapi tentu saja yang kemudian kita tunggu adalah penetapan dari FIFA itu bagaimana. Karena itu saya mempersilakan KPSI mengajukannya kepada CAS mengenai apa yang mereka sebut sebagai Kongres Luar Biasa. Kita lihat hasilnya bagaimana. Nah, selama belum ada penetapan dari FIFA tentang hal itu, ya tetap PSSI yang diakui," sambungnya.
"PSSI yang Pak Djohar, Pak?" tanya wartawan lagi.
"Iya. Itulah yang resmi. Sekali lagi, Sampai ada penetapan dari FIFA atau dari CAS yang di Swiss, tentu saja pemerintah tetap berpegang pd yg resmi," jawab dia.
Ditanyakan ketegasan sikap pemerintah mengenai hal ini, Andi mengatakan pemerintah akan netral.
"Kita netral, Pemerintah sifatnya netral. Melihat yang resmi saja dulu sampai ada ketetapan yg berbeda, karena hal semacam itu pemerintah tidak bisa ikut campur. Kalau pemerintah, kita mendengar, melihat bagaimana penetapan dari FIFA. 'Kan begitu. Lalu kemudian yang paling penting adalah timnasnya itu, bagaimana dualisme kompetisi segera diatasi."
Mengenai tindakan pemerintah untuk kembali memfasilitasi rekonsiliasi di antara PSSI dan KPSI, menteri dari Partai Demokrat itu mengatakan:
"Kan sudah dengan KONI. Tapi kalau soal begini lebih baik masuk ke CAS sajalah, dan di CAS bisa ditentukan siapa yang sah."
di buku IPS juga sama PSSI singkatan dari Persatuan Sepakbola seluruh Indonesia
pantherlah 19 Mar, 2012
