Setelah sepakbola, kini djohar ingin memecah organisasi pembina orang cacat

JAKARTA (Suara Karya): Politik pecah belah ternyata bukan hanya dilakukan Ketua Umum PSSI Djohar Arifin di kancah persepakbolaan nasional. Dia juga pernah memecah belah organisasi pembina orang cacat di Indonesia ketika berusaha untuk menduduki posisi sebagai Ketua Umum Komite Paralimpic Indonesia (KPI).

Tindakan Djohar itu terungkap dalam percakapan Ketua Umum NPC (National Paralimpic Committee) Indonesia Shenny Marbun dengan para wartawan dalam sebuah acara di Lagunas, Senayan, Jakarta, Rabu (29/2). Shenny mengatakan, ada oknum yang kini duduk sebagai petinggi olahraga Indonesia berusaha memecah belah organisasi orang cacat. Bahkan tindakan itu nyaris menimbulkan pertentangan yang berkepanjangan.

Ketika disebutkan oknum yang berusaha memecah belah keutuhan para penderita cacat itu adalah Djohar Arifin Husin yang kini menjabat Ketua Umum PSSI, tanpa tedeng aling-aling, Shenny Marbun membenarkan. Hal itu juga diakui oleh Wakil Ketua Umum NPC Rio Suseno yang hadir dalam acara yang sama.

"Kami merasakan upaya pecah belah itu. Namun, kami tetap solid karena berjalan sesuai dengan aturan. Selain itu, kami juga yang mempunyai kekuatan. Kami mengurus ini agar upaya memecah belah BPOC tidak bisa berjalan," ujar Rio.

Ia menjelaskan, ketika sedang disusun draf pembentukan KPI sebagai wadah organisasi tertinggi olahraga penyandang olahraga cacat, Djohar sudah bertindak terlalu jauh. Dia sudah mengumumkan diri sebagai Ketua Umum KPI dan membentuk kepengurusan serta membuat website. "Melihat hal itu, kami langsung meninggalkan dia," katanya.

Bahkan tindakan Djohar sempat menimbulkan perpecahan karena KPI membentuk KOPNI (Komite Olahraga Paralimpic Nasional Indonesia) untuk menyaingi BPOC. Ini nyaris menimbulkan gesekan dengan BPOC, apalagi pengurus KOPNI meminta dilantik oleh Menteri Pemuda dan Olahraga. Pada saat pelatinkan itu hadir Junusul Khairi yang saat itu menjabat Deputi Kemenpora. Namun, kemudian KOPNI dan KPI tidak bisa diterima oleh masyarakat. Dukungan kepada mereka pun secara perlahan menyurut.

Untuk menghambat langkah Djohar, akhirnya BPOC membentuk NPC yang diakui secara nasional maupun internasional. Dengan adanya NPC sebagai organisasi tertinggi olahraga penyandang cacat di Indonesia, maka gerakan Djohar makin tidak diterima. Apalagi dia telah meninggalkan catatan buruk bagi orang-orang cacat.

"Sebenarnya kami menyambut baik terhadap tindakan untuk mengembangkan NPC. Namun, kalau tindakan itu menimbulkan perpecahan, tentu kami tinggalkan. Kami lebih baik back to basic," kata Rio.

Rio yang juga mantan Ketua Umum Persis Solo mengatakan, setelah menjadi Ketua Umum PSSI, Djohar Arifin menimbulkan perpecahan di persepakbolaan Solo. Ini terlihat dari pecahnya Persis menjadi dua. "Ini jelas memprihatinkan. Kami sedih melihat sepak bola Solo terpecah belah," ujar Rio.

Sementara itu, lebih kurang enam bulan memimpin PSSI, prestasi yang diukir Djohar Arifin hanya konflik berkepanjangan. Bukan hanya klub Persija, Persebaya, PSMS, dan Arema Malang yang digandakan, melainkan Pengprov PSSI Sumut pun dikloningnya menjadi dua.

Ulahnya itu berpotensi besar terhadap konflik di kalangan bawah masyarakat sepak bola terutama suporter. Tidak bisa dibayangkan jika terjadi bentrokan antarsuporter Persebaya (ISL dan IPL) dan Persija (ISL dan IPL).

"Tindakan pecah belah ini tidak bisa didiamkan lagi. KPSI akan segera bergerak untuk melaksanakan KLB. Kami akan menyelamatkan sepak bola Indonesia demi kepentingan seluruh anggota PSSI," ujar Ketua Umum Komite Penyelamat Sepak Bola Indonesia (KPSI), Tonny Apriliani. (Gungde Ariwangsa/Syamsudin Walad)

http://www.suarakarya-online.com/new..._name=Olahraga

parah.. belum cukup ngacak2 sepakbola dengan tim2 kloningannya...
orang cacat pun mau di pecah2... BOBI (Botak Binatang)

V09 02 Mar, 2012

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...