Prof.Iberamsyah (UI): Makan Uang Negara Rp 6 Triliun, ICAL tak pantas jadi Presiden

[imagetag]

[imagetag]

Makan Uang Negara Rp 6 Triliun, Ical tak Pantas jadi Presiden
Jumat, 13 April 2012 09:33

itoday - Ketua Umum Partai Golkar Aburizal Bakrie tidak pantas menjadi presiden karena mempunyai persoalan Lapindo. "Belum jadi presiden saja, Ical sudah mengambil uang negara hampir Rp6 triliun untuk mengatasi persoalan Lapindo," ungkap pengamat politik UI, Iberamsjah kepada itoday, Jumat (13/4).

Menurut Iberamsjah, Ical harus menyelesaikan persoalan Lapindo terlebih dulu sebelum maju sebagai capres. "Beresin dulu Lapindo, baru maju capres," jelasnya. Ia juga mengatakan, sewaktu menjadi Menteri Koordinator Kesejahteraan Rakyat, Aburizal Bakrie tidak mempunyai prestasi yang membanggakan. "Sewaktu jadi menteri, Ical juga tidak menunjukkan prestasi. itu baru anggota kabinet, apalagi jadi presiden," tanya Iberamsjah.

Iberamsjah justru menilai Jusuf Kalla lebih pantas maju sebagai capres dari Partai Golkar karena mempunyai banyak prestasi. "Sebenarnya JK lebih pantas maju sebagai capres dari Golkar karena prestasinya sudah terlihat. Waktu jadi wakil presiden maupun ketua umum PMI," pungkasnya.
http://www.itoday.co.id/politik/6837...jadi-presiden-


Idrus Marham Cs Biang Kerok Pencapresan Ical
Sabtu, 28 April 2012 10:36

itoday – Pencapresan Ketua Umum Partai Golkar Aburizal Bakrie tak terlepas dari sokongan 'Pandawa Lima'. Mereka adalah Idrus Marham, Mahyudin, Sharif Cicip, Setya Novanto, Fuad Hasan Masyhur. Menurut Ketua Dewan Pertimbangan Partai Golkar Akbar Tandjung, orang-orang tersebut adalah dekat dengan Ketua Umum. "Itu orang-orang dekat Ketua Umum. Soal istilah pandawa lima,memang bisa saja, pemimpin itu ada orang-orang yang merasa lebih dekat mungkin kesamaan latar belakang, pengalaman, dan visi-misi," kata Akbar, kemarin.

Akbar Tandjung mengkritik, boleh saja ada 'Pandawa Lima' segala, namun dalam proses pengambilan keputusan, seperti penetapan Capres Golkar 2014, harus tetap melibatkan yang lain-lain. Sebab, menurut Akbar, partai bukanlah organisasi seperti badan usaha. "Politik adalah satu gagasan dan cita-cita yang untuk dapat dikerjakan. Dalam politik, seluruh stakeholder dalam kepengursan harus ikut megambil keputusan, ada share. Apapun bentuknya, orang ikut dalam keputusan, mungkin saja bisa tidak cocok. Tapi sudah ikut, harus patuh. Politik itu memperjuangkan cita-cita untuk kepentingan masyarakat," katanya.

Akbar juga menyampaikan saran kepada jajaran DPP Partai Golkar, agar dalam proses pengambilan keputusan di Rapimnas nanti menyangkut pengambilan keputusan yang penting dan strategis, sebaiknya melibatkan seluruh elemen organisasi, termasuk jajaran pimpinan DPD II. "Kalau seandainya Rapimnas dimaksudkan bersifat penting dan strategis dan berdampak pada partai, dan mengharuskan keterlibatan jajaran partai termasuk DPDII untuk mensuskeskan itu, sebaiknya DPD tingkat II diajak. Karena mereka nanti turun ke bawah, bertemu ke masyarakat, menjelaskan keputusan partai, mereka yang akan turun ke bawah, bahkan pada waktunya mereka akan kampanyekan. Makanya, lebih baik sekali mereka (DPDII) diajak, paling tidak didengarkan aspirasinya," ujar Akbar seperti dilaporkan inilah.com.
http://www.itoday.co.id/politik/7276...ncapresan-ical

------------------

Selagi SBY yang pernah jadi Jenderal saja, tiap hari di demo dan dikritisi rakyatnya ... apalagi ICAL, bisa jadi tiap hari ada DEMO memintanya turun jadi Presiden kalau kelak terpilih (misalnya)

:iloveindonesia :berdukas :iloveindonesia

s4nit0re 28 Apr, 2012

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...