7 Bulan Tak Dibayar, Subkontraktor Hentikan Pembangunan Stadion Utama PON

Subkontraktor menghentikan pembangunan stadion utama Pekan Olahraga Nasional (PON) di Pekanbaru. Mereka protes karena sudah 7 bulan pihak konsorsium pemenang tender PON tidak membayar tagihan proyek.

"Sudah masuk sebulan ini, kami subkontraktor di stadion utama tidak lagi memperkerjaan para karyawan. Ini sehubungan, sudah tujuh bulan tagihan kami baik upah dan material bangunan tidak dibayar pihak pemenang tender stadion utama," ujar Ari Setiawan. juru bicara dari 11 sub kontraktor tersebut, kepada detikcom, Selasa (22/5/2012) di Stadion Utama PON di kawasan Kampus Universitas Riau, Pekanbaru.

Menurut Ari, 11 sub kontraktor yang ada, seharusnya lagi finishing untuk persiapan PON September mendatang. Namun kini sekitar 1.000 orang buruh bangunan itu sudah tidak lagi bekerja.

"Kita sudah menghentikan finishing tersebut, karena tidak memiliki dana lagi untuk bayar buruh. Kita sudah bolak balik menanyakan kepastian kapan tagihan kami dibayar, tapi sampai sekarang belum ada kepastian dari pihak pemenang tender," kata Ari.
Pemenang tender proyek stadion utama PON ini adalah PT Pembangunan Perumahan (PP), PT Adhi Karya dan PT Wijaya Karya. Namun ketiga BUMN itu sudah 7 bulan tidak membayarkan tagihan kepada subkontraktornya.

"Sama sekali kami tidak ada niat untuk merusak bangunan stadion utama ini. Tapi kalau sampai Kamis pekan ini tidak ada kepastian kapan akan dilunasi, kami akan membongkar apa yang telah kami kerjakan," kata Ari.

Ari menjelaskan, selama 7 bulan ini, total tagihan dari 11 subkontraktor kepada pihak konsorsium sekitar Rp 20 miliar. Satu sisi pihak subkontraktor sendiri harus melunasi hutang di bank. "Kita sudah rugi, selama 7 bulan kita harus bayar hutang ke bank. Karena itu kita sudah sebulan ini menghentikan segala kegiatan di stadion utama ini," kata Ari.

Ari menyebutkan, pada Kamis (24/5/2012) mendatang, pihaknya diundang untuk mengadakan pertemuan dengan pihak konsorsium. Pertemuan itu untuk membicarakan persoalan tunggakan tersebut.

"Kalau batas waktu itu tidak ada kejelasan kapan tunggakan kami dibayar, kita akan bongkar mana yang menjadi hak kami. Misalkan, kursi, pagar, lampu dan sound system," kata Ari.
Sebagaimana diketahui, stadion utama ini merupakan stadion berstandar internasional yang lebih bagus dari Jakabaring di Palembang. Stadion ini memiliki kapasitas 45 ribu orang ini. Struktur dan fasilitasnya disebut-sebut lebih megah dari stadion Gelora Bung Karno. Stadion utama ini menghabiskan dana Rp 900 miliar.

Dalam perjalanannya, stadion utama ini ternyata bermasalah. Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), menangkap sejumlah anggota dewan dan pihak konsorsium dalam kasus korupsi venue tembak di PON. Dari pemeriksaan korupsi venue tembak, KPK lantas mengembangkan kasus dugaan korupsi di pembangunan stadion utama PON.

http://news.detik.com/read/2012/05/2...dion-utama-pon

Kebiasaan tiap kali ada proyek pasti di gerogoti duitnya
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...