Antara Lady Gaga, Kathy Perry dan Mariah Carrey.

Lady Gaga, Kathy Perry, dan Mariah Carrey.

Jakarta, 18 mei 2012.

Para pembeli tiket konser Lady gaga di Jakarta yang harganya 450rb-2.25juta barang kali orang orang snob dan hedonis. Tapi mereka pasti bukan orang bodoh. Mereka orang orang mapan dan terdidik yang secara musical punya telinga dan mata yang bagus.

Sebab lepas dari kelakuan anehnya, Lady gaga adalah peraih 5 Grammy Awards, 12 kali sebagai nominasi, Gaga juga masuk 2 Guiness Word records, serta di nobatkan sebagai salah satu dari 100 Tokoh paling berpengaruh versi dua majalah dunia paling bergengsi dunia, yaitu time dan forbes, atas prestasinya menjual album sebanyak 64juta keping di seantero dunia.

Artis New york yang berpenghasilan Rp.275 milyar per-Tahun ini memiliki akun Twitter dengan 20.2 jt follower, melebihi Justin beiber dengan 18juta, Katy perry 15.7jt dan Presiden Obama yang hanya 12.8jt. Kalau Lady Gaga mau bikin ormas, misalnya Front pembela Lady Gaga, sudah kebayang berapa jumlah massa nya.

Sebelum kedatangan Lady Gaga, pubik Jakarta sudah menonton Katy Perry di Sentul dan Mariah Carrey di JHCC. Mereka bertiga memiliki kesamaan yaitu tampil dengan busana minim dan maksimal di kemampuan olah vokal.

Tapi apakah penonton Jakarta yang kebanyakan anak muda rela antri berjam-jam untuk membeli tiket jutaan rupiah hanya untuk menyaksikan Mariah Carrey, Kathy Perry dan Lady Gaga tampil semi bugil?

Salah paham merasuk di aktifis ormas dan pejabat polisi anti Lady Gaga adalah mengira penonton di Jakarta adalah warga negara Indonesia semata-mata. Keliru broer ! Mereka memang berwajah melayu dan berkulit sawo matang, sebagiannya bermata sipit dan kulit kuning. Tapi mereka adalah warga dunia, warga global.

Warga global akan menonton apa saja yang bermutu, tak perduli dari mana datangnya. konser music dari amerika, tarian balet rusia, akrobat China. Warga Global juga membeli dan memakai produk apa saja, dari mana saja asal berkualitas. Tak perduli yang bikin orang Yahudi, Nasrani ataupun Majusi.

Kalau mau menonton acara memuja setan dan tarian Bugil, orang Jakarta tak perlu mendatangkan artis Amerika. Di klub klub malam Jakarta dengan membayar minimum cover charge Rp,1jt, anda akan mendapat 1 meja plus 4 kursi plus minuman alkohol sekelas Chivas Regal atau brandy, dan puluhan dancer tampil bugil di depan anda. Bahkan anda sesekali ada pertunjukan tiger show-nya, mirip di pat pong, Bangkok.

Mustahil ormas anti maksiat dan polisi Jakarta tidak tahu. Wong teroris yang ngumpet saja tahu? kesimpulannya, Lady Gaga di sebrang lautan tampak, danccer di pelupuk mata tak tampak.

Di kutip dari poskota.

www. poskota.co.id


Istana Presiden Terima Surat Penolakan Lady Gaga

Metrotvnews.com, Jakarta: Istana Presiden menerima surat penolakan penyelenggaraan konser Lady Gaga di Jakarta pada Juni 2012. Surat itu kemudian diserahkan ke Kementerian Sekretaris Negara dan dilanjutkan ke Polda Metro Jaya.

"Memang ada surat penolakan dari beberapa ormas untuk pelaksanaan konser Lady Gaga yang ditujukan kepada Presiden," kata Juru Bicara Kepresidenan, Julian Aldrin Pasha di Jakarta.

Menurutnya, surat itu bukan dalam kapasitas dan domain Presiden. Namun Presiden memercayakan tugas pengamanan dan penertiban pada polisi. Sehingga, Menteri Sekretaris Negara Sudi Silalahi meneruskan surat tersebut ke Polda Metro Jaya selaku penanggung jawab keamanan lokasi konser.

Julian mengatakan surat itu berisikan kekhawatiran terjadinya kekacauan keamanan bila konser bintang pop kontroversial itu tetap dilaksanakan. Namun, Julian tak menjelaskan nama-nama organisasi masyarakat yang mengirimkan dan menolak kehadiran Lady Gaga.

"Setahu saya sekarang sudah diputuskan oleh Polda Metro Jaya yang tidak rekomendasikan pelaksanaan konser itu dilaksanakan," ujar Julian.

Diterangkan Julian, dasar pertimbangan rekomendasi Polda Metro Jaya berangkat dari hasil kajian, telaah dan evaluasi yang mengait pada laporan atau masukan dari berbagai organisasi masyarakat (sosial keagamaan) serta observasi lapangan.

"Presiden mengajak masyarakat berpikir jernih untuk tidak melihat Polri memihak pada salah satu kelompok, karena mereka bekerja profesional dalam menjalankan tugas menjaga keamanan dan ketertiban," tutup Julian. (MI/RRN)

http://www.metrotvnews.com/metromain...akan-Lady-Gaga


Diluar pun ada pro dan kontra terhadap Lady Gaga, namun tidak sampai ada ancam mengancam dan pengerahan massa. segala sesuatu bisa di bicarakan, toh kita bukan bangsa bar-bar kan?
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...