Debat di UI, Ahok 'Jualan' Konsep Askes Gratis & Bidan

TEMPO.CO, Jakarta -- Pasangan calon gubernur dan wakil gubernur DKI Jakarta, Joko Widodo-Basuki Tjahaja Purnama (Jokowi-Ahok), tak mau melewatkan kesempatan pertama berdebat dengan pasangan calon lainnya di Fakultas Kedokteran, Universitas Indonesia, Salemba, pagi ini. Menurut Ahok, ia akan menjual konsep kesehatan masyarakat DKI, khususnya mengenai asuransi.

"Konsepnya, semua warga harus memiliki asuransi," kata Ahok kepada Tempo, Senin, 14 Mei 2012.

Dengan adanya asuransi, kata Ahok, setiap keluarga mendapat jatah biaya kesehatan tetap tiap bulan. Semua biaya kesehatan, dari perawatan sampai opname hingga dioperasi, termasuk obat, ditanggung perusahaan asuransi. "Asalkan di kelas tiga," kata dia.

Konkretnya, Jokowi-Ahok akan memberlakukan tiga jenis sistem kartu kesehatan, yaitu perak, emas, hingga platinum. Sistem surat keterangan tidak mampu (SKTM), yang sangat birokratif, akan dihapus. Namun tentunya warga harus diverifikasi terlebih dulu sehingga diketahui mereka berhak mendapatkan kartu kesehatan jenis apa. "Prinsipnya, semua yang sakit harus masuk dan dilayani lebih dulu, (terutama) buat yang masuk kelas tiga," kata dia.

Selain itu, puskesmas dan klinik di tiap kelurahan akan memberikan gratis pemeriksaan termasuk obat-obat dasar. Puskesmas kecamatan semakin ditingkatkan untuk rawat inap dan ketersediaan dokter spesialisnya agar warga tidak menghabiskan biaya lebih mahal jika dirawat di rumah sakit umum daerah (RSUD).

Ahok mengakui persoalannya adalah Jakarta memiliki penduduk yang berjumlah mencapai 10 juta jiwa. Proses kepemilikan asuransi ini tentu tak bisa dilakukan secara bersamaan. Di sisi lain, tugas pemerintah memang menjamin asuransi dasar, sehingga warga bebas milih asuransi swasta bagi yang ingin dirawat di atas kelas tiga.

"Itu semua targetnya ke depan. Sampai ada tunjangan kematian dan hari tua sesuai UU Nomor 40 Tahun 2004 Sistem Jaminan Sosial Nasional (SJSN)," kata mantan anggota DPR ini.

MUNAWWAROH

http://www.tempo.co/read/news/2012/0...p-Askes-Gratis

JAKARTA, KOMPAS.com - Untuk menekan angka kematian ibu melahirkan di Jakarta, calon Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama akan memberdayakan bidan-bidan yang ada di tiap kelurahan.

"Bidan-bidan itu kami berdayakan dengan baik. Harus ada bidan di tiap kelurahan nantinya," kata Ahok, sapaan akrab Basuki Tjahaja Purnama, saat acara Debat Program Kesehatan Cagub-Cawagub DKI Jakarta 2012, di Aula Fakultas Kedokteran UI, Jakarta, Senin (14/5/2012).

Ia mengatakan bahwa yang kerap menjadi kendala bagi ibu hamil dengan kondisi ekonomi menengah ke bawah adalah tingginya biaya transportasi untuk ke rumah sakit. Padahal saat mengandung, seorang ibu harus rajin melakukan kontrol untuk menjaga kesehatan janinnya.

"Mau ke rumah sakit itu jauh. Biayanya banyak. Akhirnya mereka memilih untuk tidak kontrol," ujar Ahok. "Gara-gara itu, mereka nggak tau kalau anak di kandungannya sungsang atau ada masalah yang harus segera diatasi," imbuhnya.

Untuk itu, ia akan menurunkan bidan-bidan di tiap kelurahan sehingga ibu hamil lebih mudah untuk memeriksakan kandungannya. Sehingga ibu-ibu hamil ini hanya cukup memikirkan kondisi kesehatan dan janinnya tanpa harus memikirkan masalah biaya transportasi menuju rumah sakit.

Umumnya, faktor penyebab langsung kematian ibu di Indonesia masih didominasi oleh pendarahan, eklampsia, dan infeksi. Sedangkan faktor tidak langsung penyebab kematian ibu karena faktor terlambat dan tidak mendapatkan perawatan yang memadai.

Berdasarkan data Dinas Kesehatan DKI Jakarta, angka kematian ibu di Jakarta semakin menurun. Pada tahun 2011, angka kematian ibu ketika melahirkan tercatat hanya 41 per 100.000 kelahiran hidup.

http://pilkada.kompas.com/berita/rea...n.di.Kelurahan

rakyat dki mau perubahan ?
Pilih No 3 Jokowi-Basuki mengubah Jakarta menjadi Jakarta baru yang bebas macet,banjir,air bersih dari kali ciliwung dan tidak ada penggusuran lagi :recsel
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...