Jakarta Meski diterpa tudingan miring seputar isu korupsi, Ketua Umum Demokrat Anas Urbaningrum tetap merupakan salah satu kandidat yang dinilai memiliki peluang di pilpres 2014. Namun Anas masih 'malu-malu'.
Ketika ditanya mengenai peluangnya di pilpres, Anas lebih memilih untuk berbicara mengenai UU Pilpres. Menurutnya ada yang perlu direvisi dalam pelaksanaan pesta demokrasi tersebut.
"Sekarang itu belum waktunya bicara capres dan cawapres. Sampai saat ini kami fokus pada kerja pemerintahan, mending kita berbicara mengenai UU Pilpres yang sampai sekarang belum dibahas," tutur Anas di sela-sela pembukaan Diklat SAR Divisi Tanggap Darurat DPP Partai Demokrat di Bumi Perkemahan Cibubur, Jakarta Timur, Jumat (18/5/2012).
"Di dalamnya masih perlu dilakukan revisi terbatas yang perlu disesuaikan dengan keadan politik sekarang. Misalnya syarat pengajuannya yakni 20 persen hasil pileg yang dinilai terlalu berat. Ada usul presidential threshold sama dengan parliamentary threshold yaitu 3,5 persen. Ada juga yang usul disamakan dengan tahun 2009," sambungnya.
Anas mengatakan untuk mengatasi perbedaan-perbedaan pandangan itu, perlu ditentukan suatu titik angka yang moderat. Pria yang pernah menjadi saksi dalam kasus suap PLTS Kemenakertrans ini yakin angka 15 persen cukup akomodatif.
"Kita harus cari angka yang moderat yakni 15 kursi sehingga tidak terlalu berat. Angka 15 kursi ini adalah angka yang serius, moderat dan akomodatif. Angka ini memungkinkan keluarnya enam calon," pungkas Anas.
http://news.detik.com/read/2012/05/1...ilpres?9911012
**
Masih mingkem pak anas :P
Ketika ditanya mengenai peluangnya di pilpres, Anas lebih memilih untuk berbicara mengenai UU Pilpres. Menurutnya ada yang perlu direvisi dalam pelaksanaan pesta demokrasi tersebut.
"Sekarang itu belum waktunya bicara capres dan cawapres. Sampai saat ini kami fokus pada kerja pemerintahan, mending kita berbicara mengenai UU Pilpres yang sampai sekarang belum dibahas," tutur Anas di sela-sela pembukaan Diklat SAR Divisi Tanggap Darurat DPP Partai Demokrat di Bumi Perkemahan Cibubur, Jakarta Timur, Jumat (18/5/2012).
"Di dalamnya masih perlu dilakukan revisi terbatas yang perlu disesuaikan dengan keadan politik sekarang. Misalnya syarat pengajuannya yakni 20 persen hasil pileg yang dinilai terlalu berat. Ada usul presidential threshold sama dengan parliamentary threshold yaitu 3,5 persen. Ada juga yang usul disamakan dengan tahun 2009," sambungnya.
Anas mengatakan untuk mengatasi perbedaan-perbedaan pandangan itu, perlu ditentukan suatu titik angka yang moderat. Pria yang pernah menjadi saksi dalam kasus suap PLTS Kemenakertrans ini yakin angka 15 persen cukup akomodatif.
"Kita harus cari angka yang moderat yakni 15 kursi sehingga tidak terlalu berat. Angka 15 kursi ini adalah angka yang serius, moderat dan akomodatif. Angka ini memungkinkan keluarnya enam calon," pungkas Anas.
http://news.detik.com/read/2012/05/1...ilpres?9911012
**
Masih mingkem pak anas :P
