[Efek Domino] Harga gas naik drastis, industri ancam demo

Jakarta (ANTARA News) - Kalangan industri melalui berbagai asosiasi mengajukan keberatan kepada pemerintah dan berencana melakukan unjuk rasa terkait kenaikan harga gas sebesar 55 persen yang dikenakan Perusahaan Gas Negara (PGN) mulai 1 Mei 2012.

Gabungan Pengusaha Makanan dan Minuman Indonesia (Gapmmi) dan Asosiasi Aneka Industri Keramik Indonesia (Asaki) mengajukan keberatan dan meminta PGN menaikkan harga secara bertahap.

Pimpinan kedua asosiasi saat dihubungi, Kamis, menegaskan akan mengajukan surat protes kepada pemerintah. Bahkan Asaki berencana melakukan unjuk rasa, jika pemerintah membiarkan kebijakan yang memberatkan tersebut.

Ketua Umum Asaki, Achmad Widjaya mengeluhkan, kenaikan harga gas sepihak, padahal selama ini PGN tidak mampu memenuhi kuota pasokan gas.

"Sangat aneh, harga mereka naikkan tetapi kuantitas dan kualitas pelayanan buruk, ini yang membuat kalangan industri protes keras kepada pemerintah," ujar dia.

Achmad mengatakan, kebutuhan gas secara nasional terbagi tiga, yakni untuk industri hilir sebanyak 1.000 MMCFD (million cubic feet per day), industri pupuk 1000 MMCFD, dan PLN 1796 MMCFD dengan total kebutuhan sebesar 3796 MMCFD, namun sayangnya selama ini PGN hanya mampu memasok 2300 MMCFD saja.

Seperti tahun 2011 dari kuota kebutuhan gas industri 3.684 MMCFD, PGN hanya mampu memenuhi 2.287 MMCFD, kekurangan ini yang terus kami tagih, jelas dia.

"Kalau gas sudah menjadi barang langka bagaimana industri dapat meningkatkan produksi untuk mencapai tingkat efisien," kata Achmad mempertanyakan.

Achmad mengatakan, industri keramik sepakat melaksanakan unjuk rasa kalau kenaikan harga gas ini tidak segera diselesaikan.

"Sebelumnya kami sudah kirim surat protes ke PGN tetapi tidak digubris. Langkah terakhir saya sudah berkirim surat kepada Presiden. Semoga ada jalan keluar agar persoalan gas ini tidak membuat industri merugi," ujar dia.

Achmad menjelaskan, kalau volume gas memadai maka industri dapat mengoptimalkan mesin yang dimiliki sehingga tercapai target efisien, namun dengan kondisi sekarang kemampuan produksi hanya 70 persen, jelas akan mengalami kerugian.

Kenaikan harga gas hingga 55 persen, menurut Ketua Umum Gapmmi Adhi Lukman, akan membuat harga makanan dan minuman naik 5 - 7,5 persen, mengingat bahan bakar gas menyumbang 10 - 15 persen dari biaya produksi.

Adhi juga menegaskan tidak menyukai cara PGN menaikan harga secara mendadak, padahal industri makanan dan minuman tidak bisa menaikkan harga begitu saja karena sudah terikat kontrak dengan distributor, toko, dan supermarket.

"Kami menuntut cara-cara kerja yang baik dalam menaikkan harga gas, kalau melihat kondisi sekarang ini ada kesan pelaksanaannya mendadak tanpa melalui perencanaan matang," kata Adhi.

"Anda bisa bayangkan kenaikan ditetapkan dalam surat mulai 1 Mei, sedangkan suratnya sendiri tertanggal 7 Mei, dan baru berada diterima ditangan kita 8 Mei, ini kan sudah tidak benar," ujar dia.

Sebelumnya diberitakan , PGN menaikan harga gas sampai 55 persen per 1 Mei 2012, menjadi 10,2 dolar AS per MMBTU (million british thermal units), dari semula 6,6 dolar AS per MMBTU tanpa adanya sosialisasi terlebih dahulu kepada industri.

"Kami berharap pemerintah dapat menyesuaikan harga secara bertahap sampai dengan tahun 2013. Tujuannya agar tidak memberatkan konsumen dan merugikan industri," ujar dia.

Adhi berkeyakinan kalau kenaikan harga gas diabaikan maka akan terjadi efek domino mengingat tidak hanya industri hulu yang terkena akan tetapi juga hilir yang akhirnya berdampak terhadap pertumbuhan ekonomi dan inflasi.

"Kami sudah mengajukan nota keberatan terhadap PGN ditembuskan kepada Kementerian Perindustrian semoga mereka memperhatikan hal ini, jangan sampai berlarut-larut sehingga merugikan kalangan industri," ujar dia.
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...