HENRY Vs RUHUT: Dari Debat Corby Sampai Angkat Gelas, Perseteruan Bakal Berlanjut?

HENRY Vs RUHUT: Dari Debat Corby Sampai Angkat Gelas, Perseteruan Bakal Berlanjut?

Oleh Bastanul Siregar
Rabu, 30 Mei 2012 | 10:51 WIB
JAKARTA: Lagi-lagi ada insiden dalam salah satu acara dialog televisi terpopuler, Indonesia Lawyer Club, yang dihelat secara langsung oleh TV-One, Selasa malam 29 Mei 2012.

Tema dialog malam itu adalah 'Bisakah grasi Corby digugat?'. Corby adalah terpidana narkoba 20 tahun penjara yang mendapat grasi, pertama kali dalam sejarah republik, dari kepala negara.

Dalam acara yang dimoderasi Karni Ilyas itu, muncul perdebatan sengit menjurus kekerasan lisan antara politisi Partai Demokrat Ruhut Sitompul dan pengacara kondang Henry Yosodiningrat.

Ini bukan kali pertama Luhut—yang tidak pernah lupa memuji-muji SBY dalam acara itu—terlibat insiden. Beberapa waktu lalu, Luhut sempat bentrok dengan pengacara papan atas Hotman Paris Hutapea.

Insiden tadi malam sendiri bermula saat Ruhut menanggapi sejumlah pernyataan yang terlontar dari pembicara sebelumnya, terutama dari Yusril Ihza Mahendra, Ahmad Yani, dan Henry.

Ruhut menyayangkan pendapat Yusril yang dengan kepiawaian argumentasinya menunjukkan kesalahan kepala negara, dengan mengatakan 'profesor tata negara dan mantan menkehkumham.'

Saat mengomentari Ahmad Yani, politisi PPP yang berinisiatif menggalang hak interpelasi di DPR, Ruhut menyebut Ahmad Yani sebagai 'Ahmad Yani yang dulu-nya PAN'.

Tidak profesional
Demi mendengar argumentasi itu, Ahmad Yani langsung memotong pembicaraan Ruhut—yang sebelum masuk Demokrat adalah politisi Golkar—mengingatkan bahwa argumentasi seperti itu tidak profesional.

Namun, Ruhut kembali mengulangi ulahnya, saat menyebut Henry, Ketua Umum LSM Granat yang hendak memperkarakan grasi Corby itu, sebagai mantan pengacara Ratu Ekstasi Zarima.

Namun, sebelum Henry balik menuding Ruhut, Karni langsung mengambil alih kendali dan memutuskan untuk jeda iklan, seraya mengingatkan Ruhut.

"Ini forum intelektual. Argumennya itu langsung ke inti persoalan. Jangan jadikan latar belakang seseorang sebagai bahan untuk membantah argumennya," kata Karni, disambut senyum pahit Ruhut.

Angkat gelas
Namun, setelah jeda iklan, suasana panas itu masih belum reda. Terlihat ada beberapa scene yang sengaja dipotong TV-One.

Sebab tiba-tiba, Henry dan Ruhut sudah berdiri dan mengangkat gelas, dan terlibat dalam saling sahut pernyataan-pernyataan bernada emosional.

"…Membawa-bawa preman ke sini," kata Ruhut, yang langsung disahut Henry. "Bisa panjang ini, bisa panjang ini," kata Henry dengan nada dalam.

Beberapa peserta dialog kemudian spontan mengerubungi Ruhut agar tidak lepas kendali. Karni yang menyesalkan insiden itu, tak lama kemudian menutup acara.

Pengacara-selebriti
Dalam catatan Bisnis, jauh sebelum ini Ruhut dan Henry pernah bertemu dalam kasus penghinaan antara dua artis Yuyun Sukowati dan Erna Libby. Ruhut membela Yuyun, Henry mendukung Erna.

Yang menarik, kedua pengacara tersebut juga dikenal sebagai sangat sedikit prototipe pengacara-selebriti. Meski, agaknya dalam hal ini Ruhut harus mengakui senioritas Henry.

Sebab, jauh sebelum Ruhut tampil di sinetron sebagai Poltak si raja minyak dari Medan, Henry sudah menjadi bintang di salah satu film legendaris tahun 80-an, Arie Hanggara.

Henry, yang sebelumnya membela Machtino, yang didakwa membunuh Arie Hanggara, anak kandungnya sendiri, akhirnya diminta produser memerankan dirinya sendiri di film itu. (Bsi)

http://www.bisnis.com/articles/henry...akal-berlanjut

Quote:

Gimana sih Ruhut ini?:capedes Sekarang membela mati2an, kemarin sempat ada komentarnya mengecam pemberian grasi :capedes

Ruhut Sitompul Kecam Keputusan SBY...

[imagetag]
Laporan: Ruslan Tambak
Rabu, 23 Mei 2012 , 14:49:00 WIB
RMOL. Presiden SBY tidak mungkin diintervensi oleh pihak manapun, baik dari dalam atau luar negeri, dalam pemberian grasi terhadap terpidana kasus narkotika asal Australia, Schapelle Corby.

Hal itu ditegaskan anggota Komisi III DPR dari Partai Demokrat, Ruhut Sitompul kepada wartwan di Gedung Nusanta II DPR, Senayan Jakarta, Rabu (23/5).

"Saya sangat yakin, pribadi Pak SBY tidak mungkin bisa diintervensi baik dari dalam maupun luar negeri," ujar Ruhut.

Namun, secara pribadi, Ruhut mengecam keras pemberian grasi tersebut. Karena narkoba sudah membuat semua orang di dunia, termasuk Indonesia, hancur.

"Saya rasa tidak pantas (Corby dapat grasi). Karena itu saya mengecam," tegas Ketua Kominfo DPP Partai Demokrat ini. [zul]

http://www.rmol.co/read/2012/05/23/6...-Keputusan-SBY...

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...