Kisah Orang2 yg Selamat dari Kecelakaan Sukhoi, bak Film 'Final Destination'

Kisah Film 'Final Destination' seri 1: Plane Crash!






Perjalanan terakhir SSJ-100 di Indonesia sebelum jatuh:



Teori kemungkinan penyebab tabrakan dengan Gunung Salak:





Jatuhnya SSJ-100 di Bogor, mengingatkan kisah
jatuhnya Adam Air di laut Sulawesi:




Inilah Kisa-kisah yang Selamat dari Kecelakaan Sukhoi Superjet 100 itu:
[imagetag]

Quote:

Karena Feeling, Syafruddin Ajak Budi Rizal Turun dari Sukhoi [
Kamis, 10/05/2012 11:46 WIB

Jakarta Hidup dan mati seseorang adalah misteri. Seharusnya Budi Rizal dan Syafruddin ikut joy flight kedua Sukhoi Superjet 100. Keduanya sudah berada di dalam pesawat yang sebentar lagi terbang. Namun karena feeling, Syafruddin mengajak Budi Rizal turun. Mereka pun selamat dari kecelakaan pesawat itu. "Feeling saja, Mas," ujar Syafruddin kepada detikcom di Bandara Halim Perdanakusumah, Jakarta, Kamis (10/5/2012). Hal itu disampikan dia ketika ditanya kenapa tiba-tiba memutuskana turun dari pesawat.

Hari ini Syafruddin bersama Budi Rizal datang ke Bandara Halim karena akan mengklarifikasi bahwa mereka tidak ikut penerbangan tersebut. Klarifikasi dilakukan setelah mereka melihat namanya di dalam daftar manifes penumpang yang dirilis oleh PT Trimarga Rekatama dan disebarluaskan oleh media massa. Budi Rizal mengatakan, sesaat sebelum penerbangan, dirinya memang ada di dalam pesawat. Dia bahkan sempat berbincang-bincang dengan pilot dan kopilot yang berkewarganegaraan Rusia. "Saya sempat naik pesawatnya dan berbincang dengan pilot kopilot, tanya-tanya soal kokpit dan sebagainya soal pesawat. Lalu teman saya, Syafruddin, nggak tahu kenapa minta turun, kayanya feeling saja.

Saya terkejut karena nama saya ada di media
," terang Budi. Dengan klarifikasi dari kedua orang ini, maka ada 5 orang yang namanya ada dalam manifes ternyata tidak ikut dalam joy flight. Sehingga sejauh ini ada 45 orang yang ikut penerbangan, 8 di antaranya merupakan kru dari Rusia. 5 Orang yang yang menyatakan tidak ikut dalam joy flight kedua pada Rabu (9/5): Budi Rizal (Putra Artha Dirgantara), Syafruddin (Carpediem Mandiri), Andika Monoarfa (Sigap Dasa Perkasa), Suharso Monoarfa (Manhattan Group), dan Edy Saryoko (Gatari).
http://news.detik..com/read/2012/05/...un-dari-sukhoi


Suharso Monoarfa, Istri dan Anaknya Lolos dari Musibah Sukhoi

Rabu, 09/05/2012 21:02 WIB

Jakarta Ada beberapa nama yang namanya tercantum dalam manifes penerbangan Sukhoi Superjet 100 namun belakangan tidak jadi ikut. Ada nama yang tertulis di manifes tapi tidak jadi terbang, yakni keluarga mantan Menteri Perumahan Rakyat Suharso Monoarfa dari PPP. "Beliau sudah naik pesawat bersama istrinya dan putranya, Andhika," tutur Ketua Umum DPP PPP Suryadharma Ali ketika dihubungi wartawan, Rabu (9/5/2012).

Entah apa yang terjadi kala itu, tapi Suharso membatalkan penerbangannya. Suharso sekeluarga pun turun dari pesawat. "Kemudian turun beberapa saat pintu akan ditutup. Pak Suharso bersama keluarga alhamdulillah selamat," tuturnya. Nama Suharso dan anaknya memang ada dalam manifes penumpang pesawat yang tidak diketahui keberadaannya itu. Namun nama mereka sudah dicoret. "Nah seperti ini. Ini dicoret ketika dihubungi kerabatnya dia ada. Bisa dihubungi, tidak naik pesawat," tutur petugas PT Angkasa Pura II di Crisis Center Halim Perdanakusumah, Jakarta Timur, Kamis (9/5/2012). Hal serupa disampaikan oleh Sekjen PPP Romahurmuziy. "Alhamdulillah kita sudah pastikan sehat," katanya.
http://news.detik..com/read/2012/05/...musibah-sukhoi


Hikmah Bagi Suharso di Balik Batalnya Naik Pesawat Sukhoi
Rabu, 09/05/2012 23:10 WIB

Jakarta Mantan Menteri Perumahan Rakyat, Suharso Monoarfa, mengaku sangat bersyukur akhirnya tidak jadi terbang menggunakan pesawat Sukhoi Superjet100 yang jatuh di Bogor. Ada hikmah yang bisa diambil oleh Suharso terkait musibah ini. "Kalau kita ragu, lebih bagus nggak jadi berangkat, mending jangan. Dan untuk konfirmasi keraguan, nggak ada salahnya tanya ke orang yang kita percaya," ujar politisi PPP ini saat berbincang dengan detikcom, Rabu (9/5/2012).

Hal yang sama juga dirasakan oleh anak Suharso, Andhika. Putra Suharso itu juga mengaku ragu saat hendak berangkat. "Anak saya tadinya saya dorong supaya berangkat, tapi dia juga ragu, karena flu, akhirnya saya bilang jangan berangkat," tutur Suharso. Firasat tidak enak juga sempat dirasakan salah satu staf Suharso. Staf tersebut mimpi buruk. Dan efeknya, staf itu pun tidak berani naik pesawat. "Dia juga tadi tidak berani temani saya, dia cuma nunggu di parkiran," lanjut Suharso.

Suharso sendiri sebenarnya sudah sempat berada di atas pesawat. Ia bahkan
sempat duduk di kursi paling depan. Saat itu ia mengaku sempat mendengar percakapan penumpang, yang sebagian besar pilot, mengenai jalur penerbangan yang bakal ditempuh. "Ada percakapan di teman-teman pilot yang diskusi kenapa harus ke gunung, kenapa nggak ke pantai saja," tutupnya.
http://news.detik..com/read/2012/05/...pesawat-sukhoi
-----------------

Umur itu di tangan Allah swt, soal waktu dan cara saja setiap orang berbeda menerima kematian itu. Kisah film "Final Destination' justru menyesatkan penontonnya, seakan-akan malaikat maut yang bertugas bisa lolos mencabut manusia-manusia yang seharusnya nyawanya dicabut dalam kesempatan kecelakaan pertama. Makanya, sang malaikat maut seakan-akan kemudian mengadakan 'pembalasan' untuk menembus kelalaiannya mencabut nyawa-nyawa manusia yang seharusnya dicabutnya kali pertama dulu. Yang benar, memang orang-orang yang lolos dari maut seperti itu, karena Allah menyelamatkan mereka, karena memang manusia ybs belum saatnya untuk dicabut nyawanya saat itu.

Ada sebuah kisah nyata lainnya dari Ibu Miranda Gultom, mantan Deputi BI. Beberapa tahun lalu dia selamat dari tragedi ledakan bom Hotel Marriot di Jakarta, hanya sebuah sebab kecil saja! Diceritakannya, saat itu dia akan menghadiri sebuah pertemuan dengan expert asing di hotel tersebut sekitar siang hari. Sebagaimana layaknya kalau bikin janji dengan orang bule, Miranda berupaya datang 'on time' di tempat pertemuan yang diadakan di sebuah lobby Hotel tersebut. Tapi apa lacur, mobilnya terjebak macet di jalanan Jakarta, sehingga dia terlambat sekitar beberapa menit dari jam pertemuan yang disepakati sebelumnya. Di jalan, saat terjebak macet, dia sempat menggerutu dengan kemacetan itu, dan emosional juga karena tak bisa 'on time' dalam meetingnya. Belakangan, dia bersyukur karena masih dipanjangkan umur akibat peritiwa kemacetannya itu, bahwa justru karena mobilnya terjebak macet di jalan itulah, dia diselamatkan dari bencana kematian terkena ledakan bom. Hanya terpaut beberapa meneit saja! Kini katanya, macet berapa jam pun kalau sedang naik mobil di jalan-jalan Jakarta ini, dia tetap bisa sabar dan enjoy untuk menikmati ... karena manusia tak pernah tahu, ada apa dibalik dia terjebak macet di jalan selama berjam-jam!
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...