Krisis Yunani Buat Nilai Euro Anjlok

TRIBUNNEWS.COM - Nilai mata uang Euro di pasar keuangan Eropa sempat mencapai titik terendah dalam empat bulan belakangan ketika perdagangan dibuka hari ini, Kamis 17 Mei 2012.

Sementara krisis politik di Yunani yang baru akan menyelenggarakan pemilihan umum lagi pada 17 Juni- dikhawatirkan akan mendorong ketidakstabilan lebih lanjut bagi kawasan pengguna mata uang Euro.

Spekulasi bahwa Yunani kemungkinan akan meninggalkan Euro menimbulkan ketidakpastian di pasar mata uang sehingga membuat nilai Euro turun.

Sementara Spanyol mengumumkan produk domestik brutonya pada kuartal pertama tahun ini menyusut 0,3%.

Harga saham Bankia yang baru diambil alih pemerintah Spanyol pekan lalu turun sampai 20% dan laporan-laporan menyebutkan para nasabah menarik dana lebih dari US$1,27 miliar sejak proses nasionalisasi tersebut.
Nasbah Yunani belum panik

Upaya penarikan dana dari bank oleh para nasabah juga mulai terjadi di ibukota Yunani, Athena.

"Orang-orang menarik uang mereka dari bank, tidak semuanya, tapi banyak orang yang melakukannya. Orang-orang cemas, karena kami belum memiliki kabinet, juga banyak desas-desus yang mengatakan kami akan dikeluarkan dari zona Euro," tutur John Margetis, seorang penduduk Athena kepada BBC Indonesia.

Bagaimanapun belum terlihat antrian para nasabah yang panik di bank-bank di Athena dan seorang warga lain mengaku dia mengambil uang dari ATM lebih banyak dari jumlah yang biasa.

"Saya mengambil uang tunai lebih banyak dari biasa, tapi saya tidak khawatir," jelas seorang warga Athena.

Diperkirakan jumlah simpanan yang ditarik para nasabah di Yunani sejak tanggal 7 Mei mencapai US$900 juta.

Yunani sudah sepakat untuk menerima bantuan penyelamatan keuangan kedua senilai 135 miliar Euro setelah bantuan pertama pada tahun 2010 sebesar 100 miliar Euro.

Namun bantuan tersebut harus diikuti dengan langkah pengetatan anggaran, yang mendapat penentangan dari sebagian kalangan Yunani.
Menentang pengetatan

Sementara itu partai beraliran kiri, Syriza, yang menentang pengetatan diperkirakan akan meraih suara terbesar dalam pemilihan umum pertengahan Juni nanti.

Ketua Partai Syriza, Alexis Tsipras, dalam wawancara dengan BBC menuduh Kanselir Jerman, Angela Merkel 'bermain kartu' dengan kehidupan warga Eropa.

Namun pemimpin yang berusia 37 tahun itu mengatakan keinginannya untuk tetap mempertahankan Yunani di dalam kawasan pengguna Euro.

"Pilihan kami adalah tetap di Eropa tanpa kebijakan pengetatan. Kami mendukung Euro tanpa adanya pengetatan yang menghancurkan."

"Kami yakin jika kebijakan pengetatan diteruskan maka kawasan pengguna Euro akan rusak dan akan ada masalah stabilitas yang serius di Uni Eropa dan dunia," tambahnya.

Sebuah jajak pendapat yang dilakukan VPRC memperlihatkan perolehan suara Syriza akan meningkat dari 16.8% menjadi 20.3% sementara partai konservatif, Demokrasi Baru yang dalam pemilihan awal Mei meraih suara terbesar- turun dari 18,9% menjadi 14,2%.
http://www.tribunnews.com/2012/05/17...ai-euro-anjlok
sudah yunani ngak usah pakai euro lg ganti dg Drachma secepatnya:Yb
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...