(NO SARA..... Naga2-nya Bentar Lagi Ribut) Film "Soegija"

Film Soegija Angkat Tentang Uskup Pribumi Pertama
Kamis, 17 Mei 2012 14:39 wib
Egie Gusman - Okezone


JAKARTA- Sutradara kondang Garin Nugroho kembali membuat gebrakan dengan film terbarunya berjudul Soegija yang akan segera tayang pada 7 Juni 2012.

Film Soegija sendiri diadaptasi dari kisah nyata mengenai perjuangan seorang Uskup pribumi pertama dalam Gereja Katolik Indonesia di tahun 1940-an bernama Albertus Soegijapranata berlatar belakang penjajahan Belanda dan Jepang.

Film tersebut melibatkan lebih dari 2.775 pemain, menggunakan 6 bahasa (Indoneisa, Jawa, Inggris, Belanda, Jepang dan Latin). Dibuat di Yogyakarta dan beberapa kota di Jawa Tengah seperti Semarang, Ambarawa, Magelang dan Klaten. Film ini menghabiskan dana sebesar Rp12 miliar.

"Film ini tidak semata-mata memfokuskan diri kepada kelompok tertentu tetapi merayakan makna ke-bhinekaan bagi ke-Indonesiaan, inilah tawaran humanisme yang ditimba dari oase perjalanan dan perjuangan hidup Soegijapranata. Film ini menawarkan nilai pembangunan jati diri bangsa yang mencintai dan menghidupi kebhinekaan," jelas Garin.

Soegija diperankan oleh Nirwan Dewanto diangkat menjadi uskup pribumi dalam Gereja katolik Indonesia kerika perang dunia kedua. Ketika Jepang datang ke Indonesia tahun 1942, Mariyem (Annisa Hertami) terpisah dari Maryono (Mohammad Abe) kakaknya. Ling Ling (Andrea Reva) terpisah dari ibunya (Olga Lydia).

Hal itu membuat seorang tentara Jepang dan penganut Budhist, Nobuyuki (Suzuki), selalu teringat anaknya di Jepang ketika masa perang. Begitupun dengan seorang tentara Belanda, Robert (Wouter Zweers) tersentuh ketika menemukan bayi di medan perang. Ia pun rindu pulang dan ingin bertemu ibunya. Sementara itu, hendrick (Wouter Braaf) menemukan cintanya yang tak mampu ia miliki karena perang.

Pesan dari film ini, tentunya tentang perjuangan tanpa tindakan kekerasan. Selain itu tentang keutamaan kehidupan berbangsa.

"Film ini tidak hanya mengisahkan tentang kepahlawanan Soegija tapi mengajak kita kembali nasionalisme dalam konteks zaman ini. Soegija mengingatkan bahwa perjuangan tidak identik dengan kekerasan dan memberi teladan melampaui diri dan agamanya. Keutamaan kehidupan berbangsa adalah belajar dan bekerja, membina kerjasama dan memupuk kebangsaan kita dengan terbuka," tandas Sekretaris Komisi Hubungan antar Agama dan Kepercayaan Konferensi Waligereja Indonesia, Romo Benny Susetyo.

link: http://celebrity.okezone.com/read/20...ribumi-pertama

...ane nungguin saja.... :bingung:
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...