Pemerintah Punya Utang Rp 1.903T & Swasta US$ 109,1M. Akhir 2012 bisa capai 52% GDP

Punya Utang Rp 1.903 Triliun, Pemerintah: Masih Rendah Dari Negara Lain
Sabtu, 26/05/2012 14:47 WIB

Jakarta - Total utang pemerintah Indonesia hingga April 2012 mencapai Rp 1.903,21 triliun. Pemerintah menyatakan jumlah utang tersebut masih rendah dibanding dengan negara-negara lain. Wakil Menteri Keuangan Anny Ratnawati mengatakan, jumlah utang pemerintah Indonesia tersebut masih lebih rendah jika dibandingkan rasionya jika dibandingkan dengan rata-rata utang negara berkembang. "Rasio utang Indonesia masih cukup rendah. Di negara-negara berkembang rata-rata rasio utang terhadap PDB-nya 39%, sedangkan negara maju rata-rata rasio utangnya 109% dari PDB," kata Anny dalam acara program pasca sarjana Institut Pertanian Bogor di Hotel Grand Hyatt, Jakarta, Sabtu (26/5/2012).

Memang jika menggunakan PDB Indonesia yang sebesar Rp 7.226 triliun, maka rasio utang Indonesia per April 2012 sebesar 26,3%. Ke depan, Anny mengatakan pemerintah akan lebih berhati-hati menarik utang baru. Pemerintah akan menarik utang yang bunganya rendah. "Kita harus mengatur keuangan dengan baik. Kita tetap punya utang, tapi hanya menarik yang bunganya rendah," jelas Anny.

Selain itu, Anny mengatakan kondisi Indonesia saat ini aman dari krisis ekonomi global khusus krisis utang Eropa. "Indonesia aman dari krisis, walaupun krisis Eropa terjadi di Yunani, dan penguatan dolar AS terjadi atas semua mata di dunia. Banyak pemegang saham mengalihkan uangnya ke AS. Namun Indonesia tidak kena (krisis), dalam arti tidak begitu besar, karena adanya investasi," jelas Anny.

Total utang pemerintah Indonesia hingga April 2012 mencapai Rp 1.903,21 triliun, naik Rp 99,72 triliun dari posisi di akhir 2011 yang nilainya Rp 1.803,49 triliun. Jika dibandingkan Maret 2012 yang jumlahnya Rp 1.859,43 triliun, maka utang pemerintah naik Rp 43,78 triliun.
http://finance.detik..com/read/2012/...ri-negara-lain

UTANG SWASTA—BI catat utang luar negeri swasta alami peningkatan
Thursday, 24 May 2012

MANADO: Bank Indonesia mencatat utang luar negeri swasta Indonesia pada 2012 terus meningkat bahkan lebih tinggi dibandingkan dengan pada saat krisis ekonomi moneter pada 1997 dan 1998. "Posisi Februari 2012, utang luar negeri swasta mencapai US$109,1 miliar, sekitar 32,7% lebih tinggi ketimbang posisi 1997 dan 1998 hanya berkisar US$82,2 miliar," kata Manager Divisi Penatausahaan dan Publikasi Pinjaman Luar Negeri BI, Sri Endah Susilo Rini pada Forum Kemitraan Korporasi dan Bank Indonesia di Manado, Sulawesi Utara(Sulut), Kamis.

Mayoritas utang luar negeri swasta tersebut kata Sri sebanyak 85% atau US$90 miliar dimiliki non bank, sedangkan utang luar negeri swasta bank mencapai sebesar US$19 miliar. Dari jumlah utang luar negeri swasta tersebut mayoritas adalah utang jangka panjang, totalnya mencapai US$73,9 miliar. Utang jangka panjang tersebut, kata Sri relatif lebih rendah dibandingkan dengan utang luar negeri jangka pendek sebesar US$35,1 miliar. "Sebagian besar dalam bentuk 'loan agreement' (persetujuan pinjaman) yang bersifat jangka panjang dengan jadwal pembayaran yang lebih pasti," kata Sri.

Peningkatan utang luar negeri swasta diikuti dengan perubahan karakteristik debitor, yang semula didominasi perusahaan nasional dan badan usaha milik negara (BUMN) sekarang lebih banyak perusahaan asing dan campuran. "Kontribusi perusahaan asing dan campuran meningkat dari 42% pada 2006 menjadi 48,8% di posisi Februari 2012," kata Sri.

Peningkatan posisi utang luar negeri swasta didominasi perusahaan asing dan campuran tersebut, kata Sri memberikan implikasi positif berupa menurunnya resiko gagal bayar. Posisi utang luar negeri swasta dari perusahaan induk dan afiliasi menunjukan tren meningkat dari 23,2% di tahun 2006 menjadi 35,2% 2012. Kendati posisi utang luar negeri swasta mengalami tren peningkatan, namun rasio-rasio beban utang secara umum menunjukan tren membaik, kata Sri.
http://www.bisnis-kti.com/index.php/...i-peningkatan/

Tahun 2012 Total Rasio Utang GDP Indonesia 30 Persen GDP
Minggu, 19 Februari 2012 08:05 WIB

Metrotvnews.com, Jakarta: Gubernur Bank Indonesia Darmin Nasution mengatakan total rasio utang Indonesia terhadap Gross Domestic Product (GDP) sekitar 30 persen. Rasio utang ini relatif rendah dibandingkan negara lain. Jika tidak dimasukkan dengan utang dalam negeri, menurut Darmin, rasionya jauh lebih rendah antara 25-26 persen. Pada tahun 1999 hingga 2000 rasio utang Indonesia terhadap GDP mencapai 100 persen.
http://kurs.dollar.web.id/

---------------

Kalau Indonesia kena krisis utang kayak Yunani saat ini di masa depan, lalu Bank-bank itu 'collaps' seperti krismon 1997 dulu, lalu di 'bailout' oleh Negara dengan jaminan uang rakyat dari Pajak ... jelas akan menyakitkan sekali. Kok bisa? Selain rakyat tak banyak menikmati hasil utang Pemerintah (public debt), utang sektor swasta (private debt) di dominasi oleh perusahaan MNC's asing yang cari makan disini. Itu sama saja kita dipaksa untuk mensubsidi utang perusahaan asing ybs kalau Bank-bank disini pada bangkrut sehingga diambil alih Negara lewat mekanisme 'bailout' seperti yang dilakukan oelh Pemerintah AS dan Eropa saat ini.

Dan utang pemerintah yang hingga mencapai April 2012 mencapai Rp 1.903,21 triliun atau sekitar US$ 190,32 miliar (assumsikan kurs Rp 10.000/US$, sebab hari ini saja kurs itu mencapai sekitar Rp 9.842/US$). Kalau ditambah utang sektor Swasta US$ 109,1 miliar (per Februari 2012), maka total jumlah utang negeri ini adalah sekitar US$ 2.012,31 miliar. Utang itu sekiranya tak ada tambahan utang baru, tetap saja akan bertambah sebesar tambahan bunganya sampai akhir tahun sehingga utang itu menjadi US$ 2.092,8 miliar (assumsikan ada tambahan bunga sekitar 4%). Bila GDP Indonesia akhir tahun 2104 mencapai US$ 4.000 miliar, maka itu artinya rasio Utang Pemrintah dan Swasta terhadap GDP di akhir 2012 adalah sekitar 52,32% GDP. Apa itu aman-aman saja?
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...