Ramai2 Tolak idea Satu Zona Waktu, bahkan Pelaku Pasar Modal pun (BEJ) Menolak!

Bursa Efek Menolak!
BEI : Penyatuan Zona Waktu Perlu Ditinjau Ulang
Rabu, 14 Maret 2012 18:29 wib

Direktur BEI Edy Sugito & Dirut BEI Ito Warsito. (Foto: Okezone)
JAKARTA - Bursa Efek Indonesia (BEI) menyarankan agar penyatuan zona waktu ditinjau kembali sehubungan dengan wilayah Indonesia yang dinilai teralu lebar. "Kalau zona waktu diberlakukan, perlu ditinjau, Indonesia merupakan wilayah yang terlalu luas untuk memberlakukan perubahan zona waktu tersebut," kata Direktur Utama BEI, Ito Warsito saat ditemui seusai Seminar Pasar Modal "Efisiensi di Sektor Keuangan: Tantangan Bagi pengembangan Sektor Riil Pembangunan Ekonomi yang Berkelanjutan" di Gedung BEI, Jakarta, Rabu (14/3/2012).

Dia mengatakan jika seandainya pemerintah benar-benar memberlakukan zona satu waktu tersebut, maka dipastikan jam perdagangan akan turut maju menjadi pukul 08.30 WIB dibanding saat ini di mana jam perdagangan dibuka pada pukul 09.30 WIB. Namun diakuinya lagi, mengubah zona waktu sama halnya menyejajarkan zona waktu yang sama antara Indonesia dengan negara tetangga seperti Malaysia, Singapura, dan Hong Kong. Karena menurutnya, selama ini Indonesia termasuk negara yang ketinggalan zona waktunya. "Investor asing akan melihat kita di wilayah yang sama," katanya.

Ketua Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan (Bapepam LK) Nurhaida mengaku saat ini masih lebih fokus dalam merampungkan proses pemajuan sekaligus penambahan jam perdagangan bursa, sehingga belum bisa mengkaji secara serius dampak dari penyatuan zona waktu tersebut. "Jam perdagangan kita belum maju kan? Ini yang kita selesaikan dulu. Kita majukan dulu. Nanti dampaknya baru bisa kita lihat. Kita kaji dulu lah, baru bisa komentar," tandasnya
http://economy.okezone.com/read/2012...ditinjau-ulang


Bapepam-LK Menolak!
Bapepam-LK Tunda Majukan Jam Perdagangan
Selasa, 8 Mei 2012 | 15:11 WIB

[imagetag]
Direktur BEI Edy Sugito & Dirut BEI Ito Warsito

Jakarta – Ketua Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan (Bapepam-LK), Nurhaida menuturkan, rencana perubahan jam perdagangan Bursa Efek Indonesia (BEI) menunggu peraturan dari penyeragaman zona waktu di Indonesia. Alhasil, realisasi memajukan jam perdagangan saham setengah jam lebih awal bakal lama terwujud. "Kita lihat nanti, apakah dengan penyatuan jam perdagangan akan berpengaruh ke jam perdagangan bursa," kata Nurhaida, di Jakarta, Selasa (8/5). Dengan demikian, Bapepam-LK belum bisa membuat perangkat hukum yang sesuai dengan cepat terkait percepatan perdagangan saham.

Hal ini, lanjut Nurhaida, pihaknya akan menunggu keputusan pemerintah terkait penyeragaman zona waktu terlebih dahulu. "Kita akan ikut pemerintah saja. Bagaimana kepastian rencana penyeragaman zona waktu di Indonesia. Masih terus dibahas," jelas dia. Calon kuat dewan komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) ini menambahkan, apabila nantinya memang diperlukan perubahan jam perdagangan bursa, maka prosesnya juga akan membutuhkan waktu. Intinya, perlu dilakukan role making role taking terlebih dahulu.

Sebagai informasi, pemerintah mewacanakan untuk merubah zona waktu di Indonesia menjadi satu zona waktu dan menyeragamkannya menjadi waktu Indonesia tengah (WITA). Wacana ini, oleh Direktur Utama BEI, Ito Warsito, masih perlu ditinjau kembali. "Kalau zona waktu disatukan maka perlu ditinjau karena Indonesia terlalu lebar sehingga zona waktu tetap dibutuhkan,"katanya, beberapa waktu lalu. Dia menuturkan, bila pemerintah memang memutuskan untuk memajukan zona waktu bagian Indonesia bagian barat dimajukan satu jam, maka jam perdagangan yang dimajukan juga perlu kembali ditinjau.

Tetapi hingga kini, belum ada tindak lanjut rencana pemerintah memajukan zona waktu Indonesia bagian barat (WIB). Jika WIB memang dimajukan satu jam maka akan sejajar dengan Malaysia dan Singapura. Kendati demikian, BEI berharap pemajuan jam perdagangan dapat terealisasi pada Juni 2012 mendatang. Sebelumnya, wacana pemajuan zona waktu sudah didengungkan sejak 1987 silam. Saat itu, Bali keluar dari zona WIB dan masuk WITA. Alasannya, semata karena memperhitungkan sektor pariwisata. Sementara itu, penyatuan zona waktu ini dapat meningkatkan transaksi harian BEI karena jumlah dan volume transaksi harian juga terangkat. "Jika ini berjalan maka akan ada peralihan orientasi transaksi yang sebelumnya di bursa Malaysia, Australia, dan Singapura ke BEI. Lalu, usaha perusahaan sekuritas pun tumbuh di wilayah tengah dan timur Indonesia. Sekarang kan, akses mereka (wilayah timur) ke ekonomi (wilayah) barat sangat kecil. Tadinya cuma tiga jam lalu BEI satu jam, setengah jam pagi dan setengah jam sore," tandas Kepala Divisi Humas dan Promosi KP3EI, Edib Muslim
http://www.neraca.co.id/2012/05/08/b...m-perdagangan/

Menteri Keuangan Menolak!
Menkeu Inginkan Penyamaan Zona Waktu Secara Cermat
SELASA, 13 MARET 2012 | 10:07 WIB

[imagetag]

TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Keuangan Agus Martowardojo meminta pengkajian terhadap rencana penyatuan zona waktu dilakukan dengan cermat. "Untuk menyatukan zona waktu Indonesia yang begini luas, harus dilakukan dengan hati-hati," kata Agus, Senin, 12 Maret 2012. Agus mendukung dengan penyamaan zona waktu Indonesia. Rencananya, WIB dan WIT akan mengikuti WITA. "Rasanya kurang agresif kalau Indonesia bagian barat harus tertinggal satu jam lebih lambat dari Singapura," ujarnya.

Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional Armida Alisjahbana mengaku belum melakukan kajian atas rencana penyamaan zona waktu ini. "Kami belum menganalisa dampak sosialnya," kata Armida. Dampaknya di dunia perekonomian bisnis, kalau penyamaan zona waktu diberlakukan, waktu perdagangan di Bursa Efek Indonesia akan sama dengan Singapura yang berada pada zona waktu GMT+8.

Menurut Deputi Menko Perekonomian Bidang Pembangunan dan Infrastruktur Lucky Eko, penyatuan zona waktu ini bisa membuka kesempatan bisnis baru dengan Singapura, Hong Kong, dan Malaysia. Asalkan pemerintah bisa menyederhanakan tata kelola di berbagai sektor, termasuk transportasi dan perbankan.
http://www.tempo.co/read/news/2012/0...-Secara-Cermat

-------------

[i]Ini idea kabarnya berasal dari Hatta Radjasa, besannya SBY, dan kabarnya besannya Hatta Rajasa yaitu SBY, juga menyatakan OK saja! Tapi bukannya aneh? Kalau pelaku utama Pasar Modal saja, ternyata enggan bangun pagi-pagi untuk membuka kantornya 1 jam lebih awal kalau penyeragaman 3 zona waktu Indonesia jadi disatukan? Saran saya, dari pada mengorbankan nasib 95% penduduk Indonesia hanya untuk 'menyesuakan' diri dengan jam buka Bursa Saham Singapore dan Hong Kong ... lebih baik BEJ saja dipaksa untuk membuka 1 jam lebih awal dari pada jam buka yang sekarang sehingga bisa sama dengan jam bukanya dengan bursa efek di Singapore dan Hong Kong. Kalau pengurus Bappepan-LK dan BEI menolak, yaaa dipecat saja, ganti Direkturnya yang mau melaksanakan perintah itu.



:beer:
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...