Anas Terkepung Dari Segala Arah, Internal DEMOKRAT dan KPK. Apa Salahnya?

[imagetag]

Kumpulkan Pengurus DPD, SBY Petakan Kekuatan Anas
Rabu, 13 Juni 2012 06:21 wib

JAKARTA- Ketua Dewan Pembina Partai Demokrat (PD), Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) mengumpulkan pengurus 33 Dewan Pimpinan Daerah(DPD) PD di kediamannnya di Cikeas. Selain itu, SBY dikabarkan juga akan bertemu dengan Forum Komunikasi Pendiri dan Deklarator Partai Demokrat di Hotel Grand Sahid Jaya, Rabu (13/6/2012) malam.

Langkah SBY mengumpulkan pengurus DPD di Cikeas semalam mengundang sejumlah tanda tanya. Pertemuan tersebut dikabarkan membahas nasib Ketua Umum partai Demokrat Anas Urbaningrum yang disebut-sebut terlibat kasus korupsi dalam proyek Hambalang. Namun, kabar tersebut langsung ditepis oleh Ketua DPD PD DKI Jakarta, Nachrowi Ramli. "Tidak membahas Anas, Silaturahmi saja," kata Nachrowi usai pertemuan semalam.

Menurut pengamat politik Gun Gun Heryanto, pertemuan SBY dengan pengurus DPD se-Indonesia bisa dimaknai lain, salah satunya adalah sebagai upaya untuk memetakan seberapa besar dukungan DPD kepada Anas Urbaningrum.

Selama ini, hubungan antara SBY dengan Anas Urbaningrum dikabarkan renggang. Bahkan, Anas-disebut-sebut bakal dilengserkan dari jabatan ketua umum. Namun, dukungan Anas masih didukung kuat oleh pengurus DPD se-Indonesia. Hal itu, membuat SBY berhitung ulang untuk menyingkirkan Anas dari kursi Ketua Umum. "Kalau pembacaan saya, ada dua konteks pertemuan di Cikeas. Pertama, bisa jadi pertemuan itu sebagai upaya membangun soliditas internal partai. Karena Partai Demokrat berada dalam keadaan berbahaya bila bertarung di tahun 2014 dengan faksionalisme sangat keras," kata Gun-Gun kepada okezone, Rabu (13/6/2012).

Faksionalisme di tubuh Partai Demokrat ini, kata Gun Gun semakin terlihat jelas, apalagi ini semakin beberapa orang yang dikabarkan dekat dengan Anas terjerat kasus-kasus hukum. Hal itu tentunya akan melemahkan partai demokrat untuk bertarung di 2014. "SBY masih diposisikan sebagai orang figur sentral otoritas di tubuh partai, sehingga diharapkan bisa meredam semua faksi," katanya.

Kedua, kata Gun Gun, pertemuan di Cikeas juga bisa dijadikan pemetaan politik bagi SBY untuk mengukur kekuatan dukungan untuk Anas. "Ini momentum yang diinisiasi oleh SBY untuk melihat seberapa kuat dukungan terhadap Anas. Pasalnya selama ini Anas dikatakan sangat didukung oleh DPD, ini semacam political mapping," katanya.

Menurut Gun Gun, sangat sulit untuk melengserkan Anas, sebelum ada kepastian hukum bila Anas terbukti terlibat dalam sebuah kasus korupsi. "Jika Anas memang terjerat Hambalang dan ditetapkan jadi tersangka, tentunya itu akan menjadi entry point untuk melengserkan Anas melalui Munaslub, karena memang harus sesuai dengan AD/ART, tapi kalau Anas tidak terjerat tidak bisa menjatuhkan Anas," katanya.

Dikatakan, Gun-Gun, sejak awal, Anas memang bukanlah pilihan favorit SBY, tapi tentunya SBY harus berhitung untuk melengserkan Anas. "Anas masih belum bisa dijerat , maka masih terlalu prematur untuk melakukan Munaslub. Karena kalau sekarang PD menggelar Munaslub justru akan membuat SBY blunder. SBY itu bukan tipikal pengambil resiko, dia tak mau mendarat di akhir masa jabatannya di 2014 dengan 'turbulensi' ," katanya.
http://news.okezone.com/read/2012/06...-kekuatan-anas

[imagetag]

Tiga Skenario Lengser=Tidaknya Anas Urbaningrum

05 Feb 2012 // 18:57
JAKARTA (suarakawan.com) – Lingkaran Survei Indonesia, memetakan tiga skenario yang terjadi soal kasus wisma atlet ini. Salah satu dari ketiga skenario ini akan terwujud baik Anas Urbaningrum ditetapkan sebagai tersangka ataupun tidak. Dengan Angelina Sondakh menjadi tersangka, pertentangan tiga skenario akan semakin keras. "Skenario pertama, SBY dan petinggi Demokrat lain mampu meyakinkan Anas Urbaningrum untuk non-aktif secara permanen ataupun sementara sebagai ketua umum, walaupun belum ditetapkan sebagai tersangka," ujar peneliti Lingkaran Survei Indonesia, Barkah Patimahu dalam jumpa Pers bertema "Skandal Wisma Atlet dan Tiga Skenario Demokrat" di Kantor LSI, Rawamangun, Minggu (o5/02).

Hal ini, lanjut Barkah dilakukan, agar partai Demokrat mudah untuk melakukan recorvery. Agar fair, Selain Anas, Andi Malarangeng, Angelina Sondakh dan Mirwan Amir juga harus mundur. "Skenario kedua, Anas Urbaningrum tak bersedia mundur walau ditetapkan sebagai tersangka sekalipun. Alasannya, dengan menjadi tersangka, kubu Anas mengatakan belum pasti ia bersalah secara hukum. Kubu Anas akan membuat kesan bahwa semua ini hanya permainan politik," terangnya

Kubu Anas, dalam skenario kedua ini akan terus melawan dan mengatakan bahwa yang menyebabkan turunnya pamor Demokrat juga kinerja SBY yang tak memuaskan. Tapi dalam skenario ini, mereka yang anti Anas cukup kuat dengan aneka gerilya mereka lakukan Kongres Luar Biasa (KLB) dan berhasil mengganti Anas selaku ketua Umum. "Skenario ketiga, Anas tak bersedia mundur tapi KLB sulit terlaksana. KLB tak kunjung berwujud walau gerakan anti Anas menguat," tambah Barkah.

Kubu Anas, kata Barkah akan menyarankan Anas menghadapi kasus hukumnya tetap sebagai ketua umum Demokrat. Sekali tak menjabat, Anas akan semakin mudah dijaring Komisi Pemberantasan Korupsi. "Keyakinan ini yang membuat kubu Anas mati-matian membela Anas agar tak mundur dari jabatannya, walau ditetapkan sebagai tersangka sekalipun," imbuhnya. "Namun skenario ketiga ini hanya terjadi jika pendukung Anas masih mengakar, apalagi jika Anas juga memiliki "Kartu Truf" rahasia lain partai Demokrat yang berbahaya. Jika diganggu, mereka mengancam membuka kartu truf itu dan Demokrat pun diancam sekain terpuruk," demikian Barkah
http://suarakawan.com/2012/02/05/tig...s-urbaningrum/

[imagetag]

Anas Akan Lengser Jika KPK Menghukumnya
Wed, 01/02/2012 - 16:00 WIB

JAKARTA, RIMANEWS - Partai Demokrat menunggu keputusan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) untuk menentukan nasib Ketua Umum Anas Urbaningrum. Sebab, dugaan Anas terlibat korupsi masih diproses di lembaga antirasuah itu.

"Kalau kasusnya Bang Anas itu sekarang diproses di KPK. Jadi sebetulnya biar hukum bekerja, tunggu prosesnya itu," kata Ketua Fraksi Partai Demokrat DPR Jafar Hafsah saat ditanyai wartawan di gedung DPR, Rabu (1/2).

Jafar menjelaskan, partainya tak berencana menggeser Anas dalam waktu dekat sebagai sebuah kesepakatan dalam rapat. "Rapat tidak membicarakan seperti itu (tidak harus mengganti Ketua Umum)," jelas Jafar.

Hal yang sama diutarakan Sutan Bhatugana. Sutan mengatakan, Anas akan dilengserkan jika KPK sudah menetapkan sebagai tersangka. "Ya jelaslah. Otomatis kalau sudah kasus hukum, siapapun kena," jelasnya.

Bahkan, Sutan mengatakan Anas akan lewat jika mantan Ketua Umum PB HMI itu resmi ditetapkan sebagai tersangka. "Kalau sudah masuk kasus hukum, apapun itu, tinggal interpretasi masing-masing. Jadi jangan dibilang tetap atau tidak. Kalau sudah kena barang tu lanjut terus," kata Sutan.
http://rimanews.com/read/20120201/53...k-menghukumnya

--------------

Sulitlah jadi punggawa kalau sejak awal tak di restui Sang Raja Diraka yang berkuasa

:berduka
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...