PENGANTAR @TS:
Tak biasa-biasanya SBY selaku Ketua Dewan pembina partai Demokrat terlihat kesal akibat partainya selalu dibuat bulan-bulanan oleh media berkaitan praktek korupsi politisinya. Semenjak Nazaruddin buron hingga tertangkap, sampai dijadikannya Angelina Sondakh sebagai tersangka korupsi oleh KPK, sorotan terhadap partai Demokrat memang sangat gencar. Sorotan tajam itu terutama datang dari media yang terkoneksi langsung atau tak langsung dengan parpol yang sedang ikut berkuasa di pemerintahan, seperti Golkar, PDIP, dan pemain baru NASDEM. Yang terjadi kemudian, satu sama lain parpol itu saling jegal dan berupaya menjatuhkan citra lawan politiknya, dengan senjata utama yaitu berupaya membongkar kasus-kasus korupsi di parpol lawan. SBY dan Demokrat merasa yang paling 'didzolimi' oleh parpol lawannya akibat pihak lawan memiliki media nasional yang cukup tangguh, terutama televisi. Dibawah ini reaksi dan perilaku parpol-parpol itu di dalam menghadapi lawan-lawannya dengan memakai senjata KORUPSI sebagai cara yang dianggap paling ampuh untuk saat ini.
Kenapa Kasus Korupsi Dijadikan Senjata Pamungkas?
Kasus Korupsi Runtuhkan Citra Parpol di Mata Publik
SBY Merasakan Serangan ke Partainya Terlalu Kejam?
DEMOKRAT Serang Balik Lawan-lawan Politiknya Selain NASDEM:
PPP: SBY tak Bijak Tuding Parpol Lain Korupsi
NASDEM yang Suka Memanfaatkan Media televisinya Menyerang Lawan Politiknya, Mendapat Serangan Telak:
Politisi PDIP Terkena Kasus Korupsi Wisma Atlit Kementerian Pemuda Olahraga
Dan PDIP Lakukan "Strike Back"?
Manuver PAN terhadap Lawan-lawan Politiknya
Pukulan Telak untuk GOLKAR dari Lawan-lawan Politiknya:
KPK Jangan Sampai Terjebak Permainan Politik
Selasa, 12 Juni 2012 | 16:17
"Saya berharap lima pimpinan KPK tidak terjebak dalam permainan politik. Mereka harus menjelaskan secara transparan soal temuannya dan jangan sampai ada politisasi atau pembunuhan karakter. Usut juga pejabat pajaknya." Anggota Komisi III Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Ahmad Yani meminta pimpinan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) tidak terjebak dalam permainan dan kepentingan partai politik.
Menurutnya, KPK harus independen dan profesional dalam bekerja. "Saya berharap lima pimpinan KPK tidak terjebak dalam permainan politik. Mereka harus menjelaskan secara transparan soal temuannya dan jangan sampai ada politisasi atau pembunuhan karakter. Usut juga pejabat pajaknya," kata Ahmad Yani di Jakarta, Selasa (12/6). Yani pun mengritik penangkapan Kepala Seksi Pengawasan dan Konsultan KPP Sidoarjo Selatan, Tommy Hindratno (TH) dan terduga pemberi suap James Gunardjo (JG).
Politisi asal PPP ini menjelaskan bahwa KPK seharusnya bisa dengan mudah menanyakan kepada mereka yang telah tertangkap tangan, perusahan mana saja yang diurus atau apa benar pengusaha JG itu merupakan bagian dari perusahaan. Jika tidak maka yang terjadi hanya pembunuhan karakter. "Lihat bagaimana keputusan dalam perusahaan, apakah ada SK-nya apa tidak, apakah direksi apa bukan. Jangan bertindak untuk membunuh karakter seseorang," ujarnya.
Sekretaris Dewan Pakar PPP ini mengemukakan DPR mendukung berbagai upaya memberantas mafia pajak. Namun, harus dilakukan secara konsisten dan konsekuen, bukan sekadar asumsi-asumsi semata. "Kita mendukung pemberantasan mafia pajak ini, tapi harus betul-betul. Dengan tertangkapnya kedua orang itu, KPK harus menemukan bukti-bukti lainnya. Itu domainnya KPK," tuturnya.
http://www.beritasatu.com/hukum/5355...n-politik.html
----------------------
Satu-satunya parpol yang aman-aman saja, tak ada musuh atau diserang musuh, adalah partainya Muhaimin Iskandar yaitu PKB ... :D
Tak biasa-biasanya SBY selaku Ketua Dewan pembina partai Demokrat terlihat kesal akibat partainya selalu dibuat bulan-bulanan oleh media berkaitan praktek korupsi politisinya. Semenjak Nazaruddin buron hingga tertangkap, sampai dijadikannya Angelina Sondakh sebagai tersangka korupsi oleh KPK, sorotan terhadap partai Demokrat memang sangat gencar. Sorotan tajam itu terutama datang dari media yang terkoneksi langsung atau tak langsung dengan parpol yang sedang ikut berkuasa di pemerintahan, seperti Golkar, PDIP, dan pemain baru NASDEM. Yang terjadi kemudian, satu sama lain parpol itu saling jegal dan berupaya menjatuhkan citra lawan politiknya, dengan senjata utama yaitu berupaya membongkar kasus-kasus korupsi di parpol lawan. SBY dan Demokrat merasa yang paling 'didzolimi' oleh parpol lawannya akibat pihak lawan memiliki media nasional yang cukup tangguh, terutama televisi. Dibawah ini reaksi dan perilaku parpol-parpol itu di dalam menghadapi lawan-lawannya dengan memakai senjata KORUPSI sebagai cara yang dianggap paling ampuh untuk saat ini.
Kenapa Kasus Korupsi Dijadikan Senjata Pamungkas?
Kasus Korupsi Runtuhkan Citra Parpol di Mata Publik
SBY Merasakan Serangan ke Partainya Terlalu Kejam?
- SBY pertanyakan Motivasi pemberitaan korupsi kader Demokrat
- Angelina Tersangka, Terancam Hukuman Maksimal 20 Tahun
- Nazaruddin Dituntut Tujuh Tahun Penjara
- Andi Mallarangeng Diperiksa 10 Jam di KPK
- KPK Panggil Istri Anas Urbaningrum
- KPK Periksa Max Sopacua
DEMOKRAT Serang Balik Lawan-lawan Politiknya Selain NASDEM:
PPP: SBY tak Bijak Tuding Parpol Lain Korupsi
NASDEM yang Suka Memanfaatkan Media televisinya Menyerang Lawan Politiknya, Mendapat Serangan Telak:
- Anas Minta Kajagung Tuntaskan Kasus Korupsi Surya Paloh
- Urusan Hary Tanoe Di KPK Perburuk Citra Partai Nasdem
- Harry Tanoe Berurusan dengan KPK, Citra NasDem Terancam
- Politik Indonesia adalah politik saudagar
Politisi PDIP Terkena Kasus Korupsi Wisma Atlit Kementerian Pemuda Olahraga
Dan PDIP Lakukan "Strike Back"?
- PDIP Tuding SBY Sebar Bansos Rp30 T di Pemilu 2009
- Ada Keterlibatan Sri Mulyani di Proyek Vaksin Flu Burung
Manuver PAN terhadap Lawan-lawan Politiknya
- Politisi PAN minta Wa Ode buka korupsi di Banggar DPR
- Wa Ode Sebut Ada Jatah untuk Marzuki Alie Rp300 Miliar
- PAN Minta Tudingan Wa Ode ke Marzuki Ditindaklanjuti
- Wa Ode Minta Anis Matta Diperiksa
Pukulan Telak untuk GOLKAR dari Lawan-lawan Politiknya:
- MK sidangkan uji pasal lumpur Lapindo
- Korban Lapindo Tak Mau Dipolitisasi
- Kejaksaan Bidik Fadel Muhammad Lagi
- Golkar: Penetapan Tersangka Fadel Politis
- Kejagung: Mutasi Kajati Gorontalo Tak Terkait Kasus Fadel
KPK Jangan Sampai Terjebak Permainan Politik
Selasa, 12 Juni 2012 | 16:17
"Saya berharap lima pimpinan KPK tidak terjebak dalam permainan politik. Mereka harus menjelaskan secara transparan soal temuannya dan jangan sampai ada politisasi atau pembunuhan karakter. Usut juga pejabat pajaknya." Anggota Komisi III Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Ahmad Yani meminta pimpinan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) tidak terjebak dalam permainan dan kepentingan partai politik.
Menurutnya, KPK harus independen dan profesional dalam bekerja. "Saya berharap lima pimpinan KPK tidak terjebak dalam permainan politik. Mereka harus menjelaskan secara transparan soal temuannya dan jangan sampai ada politisasi atau pembunuhan karakter. Usut juga pejabat pajaknya," kata Ahmad Yani di Jakarta, Selasa (12/6). Yani pun mengritik penangkapan Kepala Seksi Pengawasan dan Konsultan KPP Sidoarjo Selatan, Tommy Hindratno (TH) dan terduga pemberi suap James Gunardjo (JG).
Politisi asal PPP ini menjelaskan bahwa KPK seharusnya bisa dengan mudah menanyakan kepada mereka yang telah tertangkap tangan, perusahan mana saja yang diurus atau apa benar pengusaha JG itu merupakan bagian dari perusahaan. Jika tidak maka yang terjadi hanya pembunuhan karakter. "Lihat bagaimana keputusan dalam perusahaan, apakah ada SK-nya apa tidak, apakah direksi apa bukan. Jangan bertindak untuk membunuh karakter seseorang," ujarnya.
Sekretaris Dewan Pakar PPP ini mengemukakan DPR mendukung berbagai upaya memberantas mafia pajak. Namun, harus dilakukan secara konsisten dan konsekuen, bukan sekadar asumsi-asumsi semata. "Kita mendukung pemberantasan mafia pajak ini, tapi harus betul-betul. Dengan tertangkapnya kedua orang itu, KPK harus menemukan bukti-bukti lainnya. Itu domainnya KPK," tuturnya.
http://www.beritasatu.com/hukum/5355...n-politik.html
----------------------
Satu-satunya parpol yang aman-aman saja, tak ada musuh atau diserang musuh, adalah partainya Muhaimin Iskandar yaitu PKB ... :D