[Ekonomi]Pengusaha Ancam Hentikan Impor Produk Hortikultura


TEMPO.CO , Jakarta: Peraturan baru tentang pembatasan pintu masuk impor produk sayur dan buah (hortikultura) terus menuai reaksi negatif. Kali ini, pengusaha yang tergabung dalam Gabungan Importir Hasil Bumi Indonesia (Gisimindo) mengancam akan menghentikan impor komoditas tersebut lantaran kebijakan baru itu tak diikuti dengan penyediaan layanan yang memadai. "Akibatnya, volume impor sayur dan buah turun drastis," kata Wakil Ketua Umum Gisimindo Bob Budiman kepada Tempo.

Seperti diketahui, Peraturan Menteri Pertanian Nomor 42 Tahun 2012 mewajibkan impor sayur dan buah hanya boleh masuk melalui empat pelabuhan saja, yakni Tanjung Perak Surabaya, Soekarno-Hatta Makassar, Belawan Medan, dan Bandar Udara Soekarno-Hatta Tangerang. Pelabuhan Tanjung Priok ditutup lantaran terlalu padat.

Namun, Bob berkeberatan atas kebijakan tersebut karena empat pelabuhan yang dibuka untuk impor tak beroperasi selama 24 jam. Kegiatan impor pun hanya bisa dilakukan saat hari kerja. Selain itu, kapal pengangkut sayur impor tak melayani rute ke Makassar. "Jika kondisinya begini, bagaimana kami mau memasukkan barang," ujarnya.

Bob menghitung, biasanya dalam sebulan Gisimindo mendatangkan 2.000 peti kemas sayur dan buah senilai US$ 20 ribu atau sekitar Rp 188,8 miliar. Jumlahnya kini berkurang hingga 50 persen. Namun para importir, kata dia, tak melakukan perlawanan hukum atas beleid tersebut, tapi hanya melihat reaksi pasar setelah produk hortikultura menghilang. "Semangat bisnis kami pun hilang sejak aturan ini berlaku," ujarnya.

Turunnya kuantitas impor produk hortikultura diakui Kepala Badan Karantina Kementerian Pertanian Banun Harpini. Menurut dia, seminggu setelah aturan ini berlaku, dokumen pemasukan impor turun dari 70 berkas menjadi 30 berkas per hari. Setiap berkas dokumen tersebut memuat pemasukan barang sebanyak 5-10 peti kemas. "Mungkin importir masih mempertimbangkan berbagai kondisi setelah aturan ini berlaku," ujarnya.
------------------
Jiah...negara takut dengan 'petani berdasi'?....:ngakak

Galakkan pertanian dalam negeri, sudah seharusnya Indonesia tidak memerlukan impor buah2an yang terlalu menyesakkan petani....:o

Bagaimana solusinya....??
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...