Gara-Gara Masih Hutang, Piala AFC Di Riau Tak Pakai Papan Skor Digital

http://katakabar.com/images/resized/...e1_300_250.jpgPekanbaru (aziz:katakabar) Apalah jadinya gelaran Asian Football Confederation-U22 (AFC-U22) yang bakal digelar di Main Stadium PON XVIII di komplek Universitas Riau tanggal 5 Juni nanti. Sebab besar kemungkinan pertandingan Sepak Bola Konfederasi Asia itu tak pakai papan score digital.

Papan score itu sudah ada dan sudah terpasang. Tapi ndak bakal bisa hidup lantaran kata kunci alias paswordnya dipegang oleh subkontraktor yang mengerjakan pekerjaan papan score itu. Nah, si subkontraktor tak mau menghidupkan papan score pakai pasword itu lantaran sampai sekarang, Kerja Sama Operasi (KSO) yang bertanggungjawab atas pembangunan stadion utama itu --- PT. Wijaya Karya, PT. Adhi Karya dan PT. Pembangunan Perumahan --- belum membayarkan duit subkontraktor sebesar Rp 25 miliar.

"Pasword papan score itu unik dan langsung dari si pembuat produk. Kami tidak akan menghidupkan papan score itu kalau uang kami belum dibayarkan. Kepada masyarakat Riau, kami sebelumnya mohon maaf. Tagihan kami kepada KSO bukan sebulan dua bulan ini. Tapi sudah bertahun. Sebab pekerjaan yang kami kerjakan sudah berakhir pada 2011 lalu," kata Ari Setiawan alias wawan, juru bicara Forum Subkontraktor Main Stadium itu, di ujung telepon kepada katakabar.com, pagi ini.

Bukan cuma papan score itu saja sebenarnya yang menjadi persoalan baru saat uang para subkontraktor ini tak dibayarkan oleh KSO tadi. Lampu sorot dipadamkan, soundsystem di-off-kan, pagar pembatas dicopot dan tahap awal, sebanyak 150 bangku penonton dicopot. "Kalau lampu sorot dan soundsystem masih bisa dihidupkan lantaran dua perangkat itu ndak pakai pasword," ujar Wawan.

Mestinya KSO sudah membayarkan uang para subkontraktor ini pada akhir tahun 2011, itu pun jika mengacu pada Perda nomor 5 tahun 2008 tentang pembangunan Main Stadium senilai Rp 900 miliaritu. Pada pasal 5 Perda itu disebutkan bahwa pembangunan Main Stadium dianggarkan pakai tahun jamak, hingga tahun 2011. Rincian biaya pertahun pembangunan main stadium itu seperti ini: Pada tahun 2008 anggaran Rp 80 miliar, tahun 2009 dan 2010 masing-masing Rp 300 miliar dan tahun 2011 Rp 220 miliar.

Dengan batas akhir pembangunan itu, tentu anggaran juga sudah dikucurkan, tuntas. Maklum, perencenaan profesional dan yang mengerjakan pun begitu. tapi kemudian muncul pertanyaanya, kok sampai sekarang uang para subkontraktor ini tak dibayar? Lalu anggaran multiyears tadi kemana? Inilah yang sampai sekarang belum mendapat jawaban pasti dari KSO maupun pemilik proyek, Pemprov Riau.

http://katakabar.com/kabar-olahraga/...-digital-.html
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...