PKS Yakin Politisinya Tak Bisa Dirayu NASDEM Dengan Duit Miliaran untuk Pindah Partai

"Mana Berani NasDem Tarik Kader PKS"
Selasa, 12 Juni 2012 | 12:28 WIB

INILAH.COM, Jakarta - Wakil Sekretaris Jenderal Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Mahfudz Siddiq memastikan kader partainya tidak akan tergiur dengan gelontoran dana yang diberikan Partai Nasional Demokrat (NasDem) untuk para calon legislatif. "Ya tahu sendiri bagaimana PKS, akan berpikir seratus kali kalau NasDem mengajak politisi PKS untuk dijadikan caleg 2014," ujar Mahfudz di Gedung Dewan Perwakilan Rakyat, Senayan, Selasa (12/6/2012).

Menurutnya, kader PKS tidak akan mau pindah hanya karena iming-iming uang dari Partai NasDem. Bahkan Mahfudz memberikan garansi jika Partai NasDem tidak akan berani menawarkan kader PKS untuk pindah. "Tidak pernah, masak berani. Merekrut caleg dengan tawaran modal seperti itu menjadikan pandangan itu bisa membuat transaksional dalam lembaga DPR," katanya.

Sebagaimana diberitakan, Ketua Badan Pemenangan Pemilu (Bappilu) Partai NasDem, Ferry Mursyidan Baldan, menilai ada kesan biaya tinggi dan mahal untuk jadi pejabat publik, termasuk jadi caleg. Karena itu, NasDem akan memodali para calegnya. Tidak tanggung-tanggung biaya yang dikeluarkan yakni 5 sampai 10 miliar rupiah.
http://nasional.inilah.com/read/deta...arik-kader-pks

[imagetag]

Beri Miliaran, Caleg NasDem Tidak Bebas Korupsi
Selasa, 12 Juni 2012 | 05:35 WIB

INILAH.COM, Jakarta - Langkah Partai Nasional Demokrat (NasDem) mendanai calon anggota legislatif (caleg) hingga Rp5 miliar tidak serta merta membuat legislator dari NasDem terbebas dari korupsi. Peluang untuk melakukan korupsi tetap akan terbuka lebar. Apakah caleg tersebut mendapat dana kampanye hingga Rp5 miliar dari partai atau tidak, belum tentu bisa menghindar dari perilaku korup. "Tidak ada jaminan orang yang diberi modal untuk kampanye maka setelah menjadi anggota legislatif tidak akan korupsi. Banyak bukti, orang kaya ternyata juga masih melakukan tindakan korupsi. Padahal, kalau dihitung-hitung mereka sudah memiliki kecukupan baik dari segi akses, kekuasaan dan juga tentu uang," jelas pengamat politik UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Saleh Daulay, saat dihubungi INILAH.COM, Selasa (12/6/2012).

Dia mencontohkan kasus korupsi pajak. Para pelaku justru berasal dari orang-orang yang memiliki uang yang banyak. Sementara di sisi lain, ada caleg yang tanpa didanai atau dibantu oleh partai, justru tidak tersentuh oleh kasus korupsi. "Berarti orang yang punya uang apalagi dimodali tidak bisa dijamin tidak akan korupsi. Masalahnya mereka yang sudah mendapat jabatan otomatis memiliki peluang, kesempatan dan jaringan untuk melakukan korupsi. Godaan untuk melakukan hal tersebut tentu besar," jelas Ketua PP Pemuda Muhammadiyah tersebut.

Lebih lanjut, Saleh mengatakan kalau demokrasi Indonesia yang cenderung sangat liberal, membuat sikap masyarakat untuk melakukan pembelajaran politik juga belum sepenuhnya tinggi. Masyarakat masih berpikir untuk memilih orang-orang tertentu yang menguntungkan mereka walau dalam waktu yang sesaat saja. "Kalau ini yang terjadi, maka iming-iming yang disampaikan NasDem belum tentu baik untuk pembelajaran demokrasi di Indonesia. Justru menurut saya yang harus diketengahkan oleh partai-partai politik adalah program-program yang menguntungkan rakyat," katanya.

Menurutnya, memberi dana Rp5 miliar bahkan lebih ke masing-masing caleg justru tidak akan berjalan lancar. Hanya kepentingan sesaat demi meraih kekuasaan yang tidak membekas di hati masyarakat. "Partai-partai harus berlomba-lomba untuk berbuat yang terbaik. Itu akan lebih mengena dan lama dikenang masyarakat," katanya. Sebelumnya, Ketua Umum DPP NasDem Patricia Rio Capela mengatakan bahwa dengan memberi dana Rp5 miliar hingga Rp10 miliar ke setiap caleg, akan menghindarkan caleg dari perilaku korupsi. "Iya nantinya akan berkorelasi (memberi dana caleg, red). Kita ingin mengubah sistem politik ini," kata Patricia kepada INILAH.COM, Senin (11/6/2012).
http://nasional.inilah.com/read/deta...-bebas-korupsi

---------------

Ahh jangan takabbur dulu, belum tentu politisi PKS seperti Rama Pratama, Andi Rahmat, Misbakhun dan bahkan Fahri Hamzah yang punya catatan abu-abu dalam masalah keuangan itu, akan bisa tahan imannya kalau di iming-imingi duit segitu banyak.
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...