`Slang` Pegawai POM Bensin

[imagetag]

PANJANG slang di pom bensin paling 5 meteran. Tapi "slang" petugas pom bensin bernama Juwadi, 48, ini agaknya panjangnya luar biasa. Buktinya, bini orang di lain desa pun sempat "diisinya" hingga full tank. Untung saja saat digerebek, pamong desa mau diajak kompromi, sehingga denda Rp 5 juta itu bisa dibayarnya dengan dicicil.

Menjadi petugas pom bensin, kini harus sering bersitegang dengan mobil plat merah yang ngeyel isi premium. Serba repot memang. Tak dilayani, si sopir bisa marah, tapi jika dilayani melanggar peraturan pemerintah. Maka kemudian terjadilah pembiaran, mau plat merah kek, plat hitam kek, semua dilayani daripada diomeli orang. "Yang rugi kan Negara, bukan saya, kenapa saya jadi repot," begitu ujar si petugas pom bensin setengah putus asa.

Petugas pom bensin bernama Juwadi dari Gunung Kidul (DIY) ini, beberapa hari lalu juga diomeli banyak orang. Tapi bukan masalah isi mengisi BBM, melainkan karena "slang" miliknya "mengisi" bini orang. Alasan Juwadi, kan sudah ditelantarkan suaminya. Tapi ibarat mobil, sebelum balik nama kan tidak boleh main cemplak saja.

Lelaki warga Playen ini pekerjaan sehari-harinya memang jadi petugas pom bensin di sebuah SPBU di wilayahnya. Dari pekerjaan ini dia kemudian kenal dengan salah satu pengendara motor bernama Wiyani, 35. Begitu seringnya si wanita mengisi di pom bensinnya, Juwadi menjadi kenal akrab. Dan perkenalan itu berlanjut. Maksudnya, di luar tugas kedinasan keduanya suka bertemu, jika tak mau disebut pacaran.

Di rumah Juwadi sudah punya anak istri. Begitu juga dengan Wiyani. Di kampungnya, Siyono Wetan Desa Legondang Kecamatan Playen, dia juga punya suami dan anak-anak. Tapi yang namanya setan, dalam kondisi seperti ini sering ikut nimbrung. Katanya, mumpung dia baru nggak rukun sama suaminya, peluang ini harus diambil. "Kalau saya bukan setan, sudah tak pacari sendiri," Kata setan memberi semangat.

Informasi dari setan tersebut memang tidak salah. Belakangan suami istri itu sudah mengrus surat percerain di Pengadilan Agama, bahkan mereka sudah tidak tinggal satu rumah. Maka sesuai petunjuk bapak setan, atau bapak setan memberi petunjuk; Ny. Wiyani pun mulai dipacari, bahkan anjangsana langsung Juwadi ke rumah Wiyani sudah menjadi sbeuah rutinitas.

Rupanya Wiyani memang sudah cong (naksir) pada pegawai pom bensin itu. Maka ketika situasinya benar-benar mantap terkendali, Wiyani merelakan "slang" Juwadi mengisi kehormatan dirinya. "Mulai dari nol ya mbak….," kata sang petugas pom bensin, dan Wiyani pun diisinya hingga full tank. Kurang-kurangnya, bak taksi saja, Wiyani masih digoyang-goyang juga biar semua rongga benar terisi.

Kebiasaan Juwadi yang suka bertamu di malam hari, lama-lama dicurigai warga. Meski keduanya tak tertangkap basah sedang "ngisi bensin", tak urung dibawa ke pamong desa. Alternatifnya ada dua, diserahkan kepada polisi, atau bayar denda di mana dananya buat perbaikan kampung. Nah, dari pada urusan berpanjang-panjang, Juwadi pun memilih bayar denda Rp 5 juta meski diangsur. Untungnya Pak Kades baikan, sehingga perpanjangan waktu pembayaran itu disetujuinya.

Ngangsurnya sistem flat bukan? (KR/Gunarso TS).

http://www.poskotanews.com/2012/06/2...ai-pom-bensin/
--------------------------------------------------------------------------
lumayan buat ngilangin penat di siang hari



bahasa tingkat dewa
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...