Terobosan KONDOM Menkes, Buka Peluang Bisnis ATMisasi Kondom di SMA & Dalam Kampus

[imagetag]

[imagetag]

[imagetag]

[imagetag]

[imagetag]

[imagetag]



Menkes Nafsiah: Galakkan Kondom
FRIDAY, 15 JUNE 2012 13:05 1 KOMENTAR
Jakarta - Menteri Kesehatan Nafsiah Mboi menyatakkan akan meningkatkan kampanye penggunaan kondom kepada masyarakat, untuk mencegah kehamilan beresiko. Menurutnya, kampanye penggunaan kondom selaras dengan MDGs poin 6, yaitu memerangi HIV/AIDS.

"Kampanye kondom bukan sembarang kampanye. Itu adalah salah satu indikator dalam MDGs poin 6, yaitu penggunaan kondom pada seks beresiko. Jadi itu kewajiban kami untuk mengampanyekan kondom pada seks beresiko," ujarnya, dalam konferensi pers di Kantor Kementrian Kesehatan (Kemkes), Kamis (14/6).

Ia mengatakan, kalau memang tidak beresiko, sebenarnya tidak perlu menggunakan kondom. Tetapi penggunaan kondom diwajibkan bila pelaku beresiko, meski pun pada suami dan istri. Apalagi bila memang salah satu pasangan telah terdeteksi mengidap sudatu penyakit.

Nafsiah mengatakan, yang dimaksud dengan seks berisiko adalah setiap hubungan seks yang berisko menularkan penyakit dan atau berisiko memicu kehamilan yang tidak direncanakan. Kampanye ini menjadi penting, mengingat masih banyak kasus kehamilan yang tidak direncanakan terjadi pada anak-anak remaja. Menurutnya, sangat penting untuk melakukan pendekatan kesehatan kepada masyarakat. Terutama untuk mencegah agar tidak ada kehamilan yang terjadi karena tidak direncanakan.

"Karena itu, kita menyasar terutama usia 15-24 tahun. Kita bisa tingkatkan pendidikan kesehatan reproduksi kepada mereka, di samping dengan keluarga berencana," ujar Nafsiah.

Ia mengungkapkan, kondisi yang ada saat ini berbeda dengan yang terjadi di lapangan. Menurutnya, UU yang menyatakan yang belum menikah tidak boleh diberikan kontrasepsi sudah tidak relevan. Data dari BKKBN menyebutkan, sebanyak 2,3 juta wanita melakukan aborsi.

"Hal itu menunjukkan, ada banyak yang dikandung dan tidak diharapkan. Padahal, dalam UU Perlindungan Anak mengatakan bahwa setiap anak yang dikandung berhak untuk dilahirkan dalam suasana yang dikehendaki, dincintai dan bisa diberikan hak lain sesuai UU Perlindungan Anak," ujar Nafsiah.

Menurutnya hal ini harus dibahas secara lintas sektor. Supaya setiap hak anak, termasuk hak anak di dalam kandungan, bisa dipenuhi. Ia meyakini, dengan pendekatan human rights, hal ini dapat segera dicapai
http://www.gatra.com/kesehatan/73-ke...alakkan-kondom

[imagetag]

Bupati Malang Gagas ATM Kondom di Lokalisasi
Senin, 14 Februari 2011 | 14:46 WIB

MALANG (KRjogja.com) - Bupati Malang Rendra Kresna menggagas adanya anjungan tunai mandiri (ATM) kondom di kawasan lokalisasi, sebagai upaya mencegah penyebaran HIV/AIDS yang lebih luas di daerah itu. Menurutnya, gagasan ini bukan untuk melegalkan lokalisasi, namun semata-mata untuk mencegah penyebaran sekaligus menanggulangi penyakit HIV/AIDS.

"Juga untuk menegakkan aturan pada setiap tamu yang wajib menggunakan kondom. Oleh karena itu, pemilik wisma dan juru parkir di kawasan lokalisasi juga harus berperan aktif untuk menyosialisasikan penggunaan kondom, bahkan setiap tamu harus ditekan agar menggunakannya," katanya di Malang, Senin (14/2).

Ia mengakui, pihaknya sudah berkali-kali mengeluarkan surat keputusan (SK) penutupan lokalisasi (prostitusi) di daerah itu, tetapi fakta di lapangan tetap saja masih operasional (buka). Sehingga, lanjutnya, satu-satunya upaya untuk menekan penyebaran HIV/AIDS di daerah itu, setiap tamu yang datang ke lokalisasi harus menggunakan kondom yang sudah dipasok dari Komite Penanggulangan AIDS (KPA) maupun Dinas Kesehatan (Dinkes) setempat.

Rendra yang juga Ketua DPD Partai Golkar Kabupaten Malang itu mengatakan, hubungan seks memang bukan satu-satunya cara penularan HIV/AIDS, tapi bisa memalui berbagai cara, seperti narkoba terutama melalui jarum suntik. Oleh karenanya, kata Rendra, Badan Narkotika Kabupaten Malang juga digerojok dana untuk program penanggulangan HIV/AIDS sebesar Rp1 miliar dan KPA sendiri sebesar Rp600 juta.

Selain melalui program KPA dan Badan Narkotika, katanya, sosialisasi pencegahan dan penanggulangan HIV/AIDS juga bisa dilakukan melalui sekolah-sekolah, mulai SMP hingga SMA. "Apalagi penderita HIV/AIDS di daerah ini disebabkan cara penularan melalui narkoba suntik, sehingga jaringannya harus dipangkas. Dan, sosialisasi itu bisa dilakukan di sekolah-sekolah karena mereka adalah generasi muda yang bakal memimpin bangsa ini," papar mantan Wakil Ketua DPRD Kabupaten Malang tersebut.

Sementara itu data dari KPA Kabupaten Malang, hampir di setiap kecamatan yang berjumlah 33 kecamatan di Kabupaten Malang itu ada "sarang" prostitusi atau lokalisasi.
http://krjogja.com/read/70721/www.co...d/computashop/

-------------

Kalau ATM Kondom akhirnya di izinkan jualan di dalam sekolah SMA dan di dalam kampus, jelas ajalah WC sekolahan atau kmapus tiap minggu mampet 'closet'nya ... gara-garalimbah kondom yang menumpuk ...

:ngakak:
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...