Demokrat dan PKS Mulai Ditinggalkan, bercermin dari Hasil Pilkada DKI yg Menangkan JA

Demokrat dan PKS Mulai Ditinggalkan
Kamis, 12/07/2012 | 12:39 WIB
Jokowi menang, lembaga survei harus mengubah metodologinya

JAKARTA - Kekalahan pasangan Fauzi Bowo-Nachrowi Ramli (Foke-Nara) dan Hidayat Nur Wahid-Didik J Rachbini disesalkan sejumlah kader partai pengusungnya. Mereka menganggap, kedua pasangan tersebut kalah karena Parpol pengusungnya yang bermasalah. Sekedar diketahui, Foke-Nara memang diusung oleh Partai Demokrat. Sedangkan PKS menurunkan Hidayat Nur Wahid untuk bertarung memperebutkan orang nomor satu di ibukota

Ketua DPP Partai Demokrat, Ruhut Sitompul, mengatakan, sebenarnya kenegarawanan pasangan Foke-Nara diakui masyarakat. Tapi, "ini mengingatkan kita semua bahwa rakyat itu bukan menyalahkan calonnya, tapi partai pendukungnya," katanya, Kamis (12/7).

Pasangan Foke-Nara, Ruhut menambahkan, masih bersyukur karena meski turun, tidak drastis dan masih masuk putaran kedua. Ruhut kembali mengingatkan, kasus korupsi yang mengaitkan nama-nama tokoh parpol, apakah itu Wisma Atlet, Hambalang, atau kasus pengadaan Al Quran bisa menjadi batu sandungan. "Ini bukti pernyataan saya selama ini yang tak pernah dihiraukan," kata dia.

Sementara, mengenai fenomena kemenangan Jokowi, Ruhut mengatakan itu adalah fakta bahwa pengaruh suku Jawa sangat besar. "Saya tidak bicara SARA. Tapi ini fakta mengapa Jokowi unggul, karena suku Jawa," tambah Ruhut.

Disisi lain, mantan kader Partai Keadilan Sejahtera, Yusuf Supendi, menilai kekalahan pasangan Hidayat Nur Wahid-Didik J. Rachbini dalam Pilkada DKI membuktikan adanya kekecewaan rakyat terhadap partai tersebut. "Sekalipun mantan Presiden PKS dan mantan Ketua MPR turun gunung untuk mendongkrak suara, namun akhirnya tersingkirkan juga," kata Yusuf Kamis (12/7).

Yusuf menduga bahwa ketidakpercayaan publik kepada pasangan yang diusung PKS itu terus meningkat. Artinya, kekecewaan khalayak ramai yang kian cerdas, cukup melejit, dan berlari cepat meninggalkan elite PKS. "Wajar jika publik enggan mendukung," ujarnya.

Menurut dia, kekalahan PKS dalam pemilukada di Jakarta sudah terjadi di sejumlah daerah sebelumnya. Seperti terjadi di Banten dan Kabupaten Bekasi. "Solusinya hanya bertaubat dan sadar bahwa yang tidak mendukung Baiat wajib disingkirkan dari PKS," ujarnya.

Sementara, langkah Jokowi untuk menggalang koalisi dalam putaran kedua Pemilihan Gubernur (Pilgub) Jakarta mendatang sepertinya masih menemui jalan terjal. Partai Keadilan Sejahtera (PKS) yang diprediksi akan digandeng ternyata masih belum menemukan sikap. Sekretaris Fraksi Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Abdul Hakim menyatakan masih terlalu dini untuk menentukan akan bergabung pada koalisi mana untuk pemilihan Gubernur DKI Jakarta 2012 putaran kedua September depan. "Kami masih mengevaluasi, mencermati, dan menghitung suasana. Mungkin satu atau dua hari lagi baru bisa terlihat (dukungan ke mana)," ujarnya pada Kamis, (12/7).

Ia pun menolak membeberkan hitung-hitungan apa yang menjadi landasan PKS untuk menentukan pilihan. "Itu nanti saja, ya, tunggu sehari atau dua hari ke depan. Sekarang masih konsolidasi," ujarnya.

Ia pun mengatakan partai hingga kini belum melakukan komunikasi khusus, baik ke Partai Demokrat maupun PDIP. "Calon gubernur kami, Pak Hidayat Nur Wahid, juga belum menyampaikan secara formal keinginan Pak Jokowi. Kemarin kedatangan Pak Jokowi kepada kami hanya roadshow biasa." katanya.

Seperti diketahui, sekitar 11 persen suara Hidayat-Didik bakal diperebutkan dua kubu calon gubernur dengan suara terbanyak: Joko Widodo dan Fauzi Bowo. Jokowi lebih dulu mengambil inisiatif mendekati Hidayat Nur Wahid pada Rabu, 11 Juli 2012. Sedangkan kubu Fauzi mengungkapkan masih terbuka kemungkinan mengambil langkah yang sama untuk penguatan kapasitas
http://www.surabayapost.co.id/?mnu=b...067f89cc14862c

----------------

Rakyat sudah pintar,, tiap hari lihat internet, dengar ulasan pakar di tivi nasional, dan suka baca-baca di media sosial macm di twit, fb dan kaskus.
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...