Kasihan PKS, Sudah Turunkan HNW yg ex-Ketua MPR & Presiden PKS saja Kalah Telak tuh!

[imagetag]

Pilkada DKI 2012
Elektabilitas PKS Merosot, Hidayat-Didik Kalah Saing

Jurnas.com | PASANGAN calon yang diusung Partai Keadilan Sejahtera (PKS) yaitu Hidayat Nur Wahid dan Didik J. Rachbini di luar dugaan kalah bersaing dengan pasangan Joko Widodo-Basuki Tjahaja Purnama maupun incumbent Fauzi Bowo-Nachrowi Ramli dalam pemungutan suara Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) DKI 2012 yang digelar hari ini. Menurut Peneliti Lembaga Survei Indonesia (LSI) Burhanuddin Muhtadi, ketidakmampuan pasangan Hidayat-Didik mendulang suara signifikan tak terlepas dari menurunnya dukungan terhadap PKS. "Hasil hitung cepat atau quick count bagi pasangan Hidayat-Didik memang mengejutkan. Hal ini terjadi karena perubahan elektoral dimana dukungan kepada PKS tidak sekuat dahulu," ujar Burhanuddin di kantor LSI, Menteng, Jakarta Pusat, Rabu (11/7).

Dari 97,56 persen suara yang diterima LSI dari lokasi sampel survei di 410 tempat pemungutan suara (TPS) hingga pukul pukul 16.38 WIB, Hidayat-Didik hanya meraup 11,91 persen suara. Awalnya pasangan Hidayat-Didik diperkirakan mampu mendulang suara bersaing dengan calon lainnnya. Hal ini berkaca dari keberhasilan PKS saat mengusung pasangan Adang Daradjatun-Dani Anwar pada Pilkada DKI Jakarta 2007 lalu dan mampu bersaing ketat dengan gabungan partai politik yang mengusung Fauzi Bowo-Prijanto.

Namun jelas Burhanuddin, peta politik saat ini jauh berubah dibanding lima tahun lalu. Pasalnya PKS saat ini tidak lagi berstatus sebagai pemenang pemilu di DKI. "Dukungan kepada PKS tidak sekuat dulu dimana saat pemilu 2004 menang di DKI. Tapi pada pemilu 2009 tidak lagi menjadi pemenang lantaran kalah oleh Partai Demokrat," katanya. Faktor lain yang mengakibatkan Hidayat-Didik tidak mampu bersaing lantaran pilkada kali ini diikuti oleh enam pasangan calon. Berbeda dengan Pilkada DKI 2007 yang hanya diikuti oleh dua pasang calon. "Belum lagi prediksi tidak solidnya internal PKS dalam mendukung Hidayat-Didik," katanya.

Hal berikutnya yang tak kalah penting adalah figur Hidayat Nur Wahid yang dinilai belum mempunyai pengalaman dalam memimpin atau mengelola sebuah kota. Hidayat, terang Burhanuddin, memang dikenal sebagai sosok yang bersih. Tapi hal itu belum cukup menandingi popularitas calon lain seperti Jokowi yang dinilai telah berpengalaman sebagai Wali Kota Solo. "Hidayat kualitasnya memang jujur dan bersih tapi itu tidak cukup karena harus bisa mengelola Jakarta. Contohnya Jokowi yang mempunyai catatan tersendiri sebagai Wali Kota Solo dan masuk nominasi wali kota terbaik dunia. Dukungan media juga berkontribusi mendongkrak popularitas Jokowi," katanya.
http://www.jurnas.com/news/66090/Ele...ota/Metropolis


Pendiri PK: Kekalahan Hidayat, Bukti PKS Sudah Banyak Ditinggalkan Pendukungnya
Rabu, 11 Juli 2012 18:01

itoday - Sekalipun mantan Presiden PKS dan mantan Ketua MPR RI turun gunung untuk mendongkrak suara pemilukada DKI Jakarta (11/7). Akhirnya, Hidayat Nur Wahid tersingkirkan juga dan tidak berdaya masuk pada putaran kedua. "Hal itu, patut diduga dan berindikasi kuat bahwa ketidakpercayaan publik itu, terus makin menganga," kata pendiri PK, Yusuf Supendi dalam pesan singkat ke itoday, Rabu (11/7).

Menurut Yusuf Supendi, ini artinya kekecewaan khalayak ramai yang kian cerdas, cukup melejit dan berlari cepat meninggalkan elite PKS. "Wajar jika publik enggan mendukung dikhawatirkan ikut terbawa dosa," jelas Yusuf.

Kata Yusuf, pasca turunnya suara PKS dalam pemilukada Banten, tergerusnya suara incumbent Kabupaten Bekasi, terbantingnya suara DKI, dan bisa tertendangnya suara Jawa Barat 2013. "Solusinya hanya taubat dan sadar bahwa pengkhianat baiat, pembangkang keputusan Majelis Syuro PKS, para pecundang partai dakwah, dan yang turut serta wajib disingkirkan dari Qiadah, Pimpinan Tertinggi dan Tinggi PKS. Ia juga mengatakan, jika solusi itu tidak dijalankan bisa terjadi, suara PKS 2014 amblas dan tercukur tidak mencapai PT 3,5 persen.
http://www.itoday.co.id/politik/pend...n-pendukungnya


PKS tidak Kecewa Hidayat Kalah
Rabu, 11 Juli 2012, 19:13 WIB

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Partai Keadilan Sejahtera mengaku tidak kecewa apabila Calon Gubernur dan Wakil Gubernur andalannya, Hidayat Nur Wahid dan Didik J Rachbini. PKS bersikap //legowo// apabila hasilnya membuktikan Hidayat kalah. "Kita menghormati hasil penghitungan cepat itu," jelas Ketua DPP PKS, Jazuli Juwaini, kepada ROL , Kamis (11/7). Dia mengatakan hasil pemilukada belum final, karena masih harus melalui proses penghitungan.

Pihaknya mengimbau semua pihak harus menunggu hasil penghitungan KPUD. Sebabnya, penghitungan KPUD adalah yang paling akurat. Sampai saat ini pihaknya menilai KPUD masih menghitung perolehan suara dari setiap TPS. Dia mengatakan semua pihak harus menjunjung tinggi sikap saling menghormati terkait hasil pemilukada. Siapapun harus mendukung pasangan yang terpilih menjadi Gubernur DKI Jakarta. Gubernur terpilih nanti menurutnya diharapkan membawa perubahan sehingga Jakarta dapat menjadi lebih baik.

Penghitungan cepat Pilgub DKI Jakarta menunjukkan pasangan nomor 3 Jokowi-Ahok unggul sementara. Pergerakan suara Jokowi-Ahok ini disusul pasangan nomor 1, Fauzi Bowo-Nahcrowi Ramli. Pada hitung cepat versi Lingkaran Survei Indonesia (LSI), Jokowi unggul di 37,65 persen, disusul Foke pada 33,30 persen dan Hidayat 14,23 persen.
http://www.republika.co.id/berita/me...-hidayat-kalah

----------------

Rakyat itu tidak buta, Tuhan itu Tidak Tidur ... semua sepak terjang PKS pasca kesuksesan di Pemilu 2009 lalu, tidak menjadikan missi dakwah dan tindak amar ma'ruf nahi munkarnya bertambah, meski sudah dikasih amanah berupa jatah di beberapa pos kementerian strategis, dan memimpin beberapa fraksi di DPR. Bahkan, terjadi konflik internal, dan beberapa elitnya melakukan perbuatan tak terpuji. Ummat manapun pasti akan meninggalkan pemimpinnya yang tak lagi memegang amanah!

Menjadi partai terbuka yang mempersilahkan muslim atau non-muslim bebas menjadi anggotanya. Tidak lagi peduli dengan perjuangan rakyat Palestina, hanya gara-gara mau dekat-dekat dan dapat simpati dari Amerika. Elitnya mendukung konser Lady Gaga dan setuju dengan provokasi Irshad Manji, lalu apa dikira semua simpatisannya tidak menjadi muak dengan semua itu? Sekarang kalau di basisnya saja, di pulau Jawa bagian Barat (Jawa Barat, Banten dan DKI Jakarta serta Bekasi) pada keok, apalagi berharap di Jawa Tengah dan Jawa Timur serta Luar Jawa. Padahal, itu wilayah basis mereka sejak lama, bahkan di DKI Jakarta pernah menang dalam Pemilu. Maka kalau berharap PKS akan menang di 2014, masih jauhlah! Bahkan bukan tak mungkin di 2014 kelak, suara PKS dibawah 2,5% sehingga dimasukkan kotak.
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...