Ini Dia Rahasia Agar Meninggal Dunia dengan Tenang
Selasa, 10 Juli 2012 20:28 WIB
JAKARTA--MICOM: Setiap orang selalu berharap mati dengan damai atau tenang. Dana-Faber Cancer Institute, Boston, AS, menyatakan pasien yang menunjukkan kedamaian ketika menghembuskan nafas terakhirnya tergantung dari kualitas hubungan kemanusiaan.
Hal itu disimpulkan tim yang dipimpin Holly Prigerson setelah melakukan survei terhadap 400 pasien penderita kanker berusia di atas 59 tahun. Umumnya pasien yang disurvei berharap tidak berada di rumah sakit apalagi dalam perawatan kemoterapi yang menyakitkan saat menghadapi kondisi sekarat.
Hal yang diinginkan justru meninggal dunia di tengah kasih sayang keluarga dan kepedulian orang-orang terdekat. Perlakuan dokter yang menghargainya dengan penuh kemanusiaan juga turut berperan dalam menciptakan proses damai itu.
Faktor-faktor lain yang memicu ketenangan dan kedamaian kala sekarat menghadapi kematian adalah ibadah ataupun mendengarkan nasehat-nasehat agama karena dapat menghilangkan kekhawatiran serta kecemasan. "Apa yang disimpulkan dari hasil penelitan ini adalah perhatian terhadap kebutuhan psikologi pasien," ujar Prigerson mengenai hasil penelitian yang dipublikasi lewat jurnal Archives of Internal Medicine, Selasa (10/7).
http://www.mediaindonesia.com/read/2...-dengan-Tenang
-------------
Ada satu syarat tambahan lagi tentunya, bukan hanya punya silaturahmi atau hubungan yang baik-baik saja dengan sesama manusia, tapi yang lebih penting adalah, kwalitas hubungan kepada Tuhan Yang Esa (ketaqwaan), juga baik-baik saja dan positip.
Selasa, 10 Juli 2012 20:28 WIB
JAKARTA--MICOM: Setiap orang selalu berharap mati dengan damai atau tenang. Dana-Faber Cancer Institute, Boston, AS, menyatakan pasien yang menunjukkan kedamaian ketika menghembuskan nafas terakhirnya tergantung dari kualitas hubungan kemanusiaan.
Hal itu disimpulkan tim yang dipimpin Holly Prigerson setelah melakukan survei terhadap 400 pasien penderita kanker berusia di atas 59 tahun. Umumnya pasien yang disurvei berharap tidak berada di rumah sakit apalagi dalam perawatan kemoterapi yang menyakitkan saat menghadapi kondisi sekarat.
Hal yang diinginkan justru meninggal dunia di tengah kasih sayang keluarga dan kepedulian orang-orang terdekat. Perlakuan dokter yang menghargainya dengan penuh kemanusiaan juga turut berperan dalam menciptakan proses damai itu.
Faktor-faktor lain yang memicu ketenangan dan kedamaian kala sekarat menghadapi kematian adalah ibadah ataupun mendengarkan nasehat-nasehat agama karena dapat menghilangkan kekhawatiran serta kecemasan. "Apa yang disimpulkan dari hasil penelitan ini adalah perhatian terhadap kebutuhan psikologi pasien," ujar Prigerson mengenai hasil penelitian yang dipublikasi lewat jurnal Archives of Internal Medicine, Selasa (10/7).
http://www.mediaindonesia.com/read/2...-dengan-Tenang
-------------
Ada satu syarat tambahan lagi tentunya, bukan hanya punya silaturahmi atau hubungan yang baik-baik saja dengan sesama manusia, tapi yang lebih penting adalah, kwalitas hubungan kepada Tuhan Yang Esa (ketaqwaan), juga baik-baik saja dan positip.
