[SINDIRAN] ''Jangan Pilih Gua, Gua Pasti Korupsi!''

TEMPO.CO , Jakarta: Baliho berukuran 4 x 4 meter itu ternyata hanya berusia pendek. Dipasang pada Kamis malam lalu, baliho harus dilepas si empunya tadi malam. Ini bukan karena baliho itu terlalu menarik banyak perhatian hingga membuat dua pengendara sepeda motor terjatuh. Tapi baliho itu dianggap mengganggu kenyamanan dan memang masa kampanye sudah berakhir kemarin.

"Banyak yang menegur dan meminta diturunkan, mulai dari Panitia Pengawas Pemilu tingkat kecamatan sampai kelurahan," kata Deli Mahtadi, 43 tahun, si pemasang baliho, kemarin. "Tapi saya menurut setelah Pak Kapolres yang telepon saya."

Baliho yang dimaksud adalah yang ditambatkan Deli di persimpangan Jalan Sungai Kapuas dan Sungai Brantas, RT 06 RW 01, Semper Barat, Cilincing, Jakarta Utara. Baliho itu bergaya kampanye calon Gubernur DKI Jakarta. Bedanya, nomor urut yang dicantumkan adalah tujuh, alias peserta "liar" karena nomor urut calon resmi hanya sampai enam.

Di baliho itu terpampang foto dua pria paruh baya. Mereka adalah Deli dan Kunto Saktiaji, pengurus RT setempat. Pernyataan yang menghiasi baliho itu di antaranya, "Jangan Pilih Gua! Gua Pasti Korupsi!". Ada juga tulisan "Masalah Banjir dan Macet? Loe Pikir Gua Pawang Hujan, Tukang Parkir".

Deli mengaku memasang baliho itu karena ingin mengkritik calon gubernur yang dianggapnya terlalu banyak menjual janji. Dia mengaku muak terhadap aneka jargon. Bagi dia, janji para calon semakin tak realistis dengan semakin dekatnya hari pencoblosan, Rabu mendatang.

Deli menunjuk janji mengentaskan masalah kemacetan dan banjir dalam tempo sesingkat-singkatnya. "Mengurus Jakarta itu enggak gampang," ujar pengusaha ekspedisi asli Jakarta ini. "Banjir karena rob itu tak bisa dihindari, sedangkan hujan hanya bisa digeser ke laut hanya oleh pawang (biar tidak bikin banjir)," katanya lagi.

Selain Kunto, warga setempat lainnya mendukung ekspresi Deli dalam baliho tersebut. Ada puluhan orang yang membantu dia ketika memasang baliho itu pada Kamis malam lalu. "Ramai, mungkin ada 50 orang yang ikut," ujar Ari, 24 tahun, warga setempat.

Itu sebabnya Deli kemarin berpikir akan memasang kembali baliho itu. Tidak di tempat semula, tapi digeser dari persimpangan jalan raya sejauh 20 meter. "Di depan rumah saya. Pasti tidak ada yang bisa melarang lagi," ujarnya.

http://pilkada.tempo.co/konten-berit...-Pasti-Korupsi

HAHAHA SINDIRANNYA MANTAP
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...