Suriah Tuduh Turki Provokasi

DAMASKUS--MICOM: Kementerian Luar Negeri Suriah menuduh Turki melakukan provokasi dengan perundingannya meminta Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO) membantu melindungi perbatasannya dengan Suriah dan mengatakan tindakan seperti itu bertentangan rencana perdamaian dukungan PBB.

"Perdana Menteri Turki Recep Tayyip Erdogan dan Menlu Ahmed Davutoglu terus membuat pernyataan-pernyataan yang provokatif yang bertujuan memperkeruh situasi di Suriah dan merusak hubungan bilateral," kata juru bicara kementerian luar negeri Jihad Makdisi, Sabtu (28/4),

"Ancaman Erdogan untuk meminta bantuan NATO melindungi perbatasannya dengan Suriah adalah satu tindakan yang mengganggu.

Ini menunjukkan tidak adanya komitmen yang tulus pada ketentuan rencana (Kofi) Annan dan kebijakan bertetangga yang baik. Makdisi juga menuduh Erdogan menampung kelompok-kelompok bersenjata "yang tidak percaya pada proses politik itu.

Pada 9 April, empat pengungsi Suriah dan dua warga Turki, seorang polisi dan seorang penerjemah cedera di kamp pengungsi Kilis di Turki selatan ketika mereka kena tembak dari seberang perbatasan.

Ketika ditanya pada 12 April apa tanggapan Turki jika konflik itu meluas melintasi perbatasan Suriah-Turki, Erdogan mengatakan bahwa "kami telah memiliki beberapa opsi. Yang terutama adalah opsi memberlakukan pasal 5 perjanjian NATO," katanya mengenai perjanjian NATO yang menetapkan bawa satu serangan terhadap satu anggota NATO dianggap satu serangan terhadap semua anggota NATO.

Akan tetapi tindakan NATO memerlukan dukungan penuh dari para anggota Dewan Atlantik Utara, badan pembuat keputusan kelompok itu.

Davutoglu juga mengatakan, "Turki akan mempertimbangkan semua kemungkinan untuk melindungi keamanan nasional kami, jika aksi kekerasan terus terjadi yang menyebabkan puluhan ribu pengungsi Suriah memasuki wilayahnya."

Media menginterpretasikan ini sebagai kemungkinan deklarasi satu zona penyangga di sepanjang perbatasan 950km Turki-Suriah--dalam perbatasan Turki untuk menampung para pengungsi.

Dalam pernyataannya, kementerian luar negeri Suriah mengumumkan bahwa setiap pengungsi Suriah di Turki harus mendapat jaminan penuh keselamatannya untuk pulang dan Damaskus siap bekerja sama dengan Bulan Sabit Meah Turki untuk mencapai tujuan ini.

Turki, yang pernah menjadi sekutu kuat Suriah, memutuskan hubungan baik dengan Damaskus setelah pemerintah Presiden Bashar al-Assad mulai menindak tegas para pembangkang pertengahan Maret tahun lalu, yang menimbulkan gelombang pengungsi Suriah lari ke daerah Turki.

Walaupun sejumlah pengungsi pulang kembali ke Suriah setelah Damaskus berjanji melaksanakan rencana gencatan senjata yang ditengahi utusan PBB-Liga Arab Kofi Annan, Turki masih menampung lebih dari 23.000 pengungsi Suriah. (Ant/X-13)

http://m.mediaindonesia.com/index.ph...urki_Provokasi

Quote:

diantara dua negara hohohihi ini
yg mana yg musti di bantu ?

kalau menurut ane sih kaga perlu di bantu, biarin ajalah mereka gontok2an

kalau perlu perang terbuka , saling bantai. EGP

yg penting Israel dan Indonesia aman sentosa :D
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...