Tidak Lulus SD, Dukun Cilik Ponari Bersihkan Sekolah
Tribunnews.com - Senin, 9 Juli 2012 15:20 WIB
TRIBUNNEWS.COM,JOMBANG-Dukun cilik Ponari (12) warga Desa Balongsari, Kecamatan Megaluh, Jombang, terpaksa mengulang di kelas VI di SD Balongsari II. Itu karena saat Unas lalu, Ponari tidak ikut, sehingga tidak lulus.
Saat kali pertama masuk sekolah, dukun yang pernah kondang pada 2009 itu ikut bersih-bersih sekolah dan lingkungan, Senin (9/7/2012). Dengan seragam atas putih, bawah merah, Ponari memasuki ruang kelas begitu tiba di sekolah.
Ia bergabung dengan teman-temannya yang sudah datang lebih dulu. Tak lama berselang, bersama kawan-kawannya dukun cilik yang pernah mempunyai pasien puluhan ribu orang itu keluar lagi membawa ember serta kain pel.
Selanjutnya, bersama-sama mereka membersihkan ruang kelas. Mulai dari lantai, bangku, hingga kaca jendela kelas.
"Saya masuk sekolah lagi, mengulang kelas VI lagi," kata Ponari singkat, Senin (6/9/2012).
Ketika disinggung tentang batu 'petir' miliknya, anak dari pasangan Khamsin dan Mukaromah ini hanya menggeleng-menggelengkan kepala. Padahal, tiga tahun lalu, batu keramat berwarna cokelat sebesar kepalan tangan bayi itu menyedot puluhan ribu pengunjung untuk meminta penyembuhan.
Bahkan akibat berdesakan, tiga orang pasien dinyatakan meninggal. Namun seiring laju waktu, pasien dukun cilik itu mulai menyusut. Namun dampak bagi Ponari sendiri sangat ironis.
Setelah secara ekonomi keluarganya naik drastis dari hasil pengobatan Ponari, bocah 'ajaib' itu justru enggan ke sekolah. Hingga akhirnya ia tidak lulus dalam Unas tahun ini.
Kepala SDN II Balongsari Misbahul Huda, membenarkan jika Ponari terpaksa mengulang sekolah di kelas VI. Sebab saat hendak digelar unas, Ponari malah tidak ikut.
"Kami dan keluarga berusaha membujuk, namun Ponari bergeming. Alhamdulillah, mulai tahun ajaran baru ini Ponari mau sekolah lagi, meski harus mengulang kelas VI," kata Misbahul.
http://www.tribunnews.com/2012/07/09...sihkan-sekolah
Mendingan dikirim ke Sekolah Sihir Hogwarts aja lah... Bakatnya emang kesana... :ngacir:
Tribunnews.com - Senin, 9 Juli 2012 15:20 WIB
TRIBUNNEWS.COM,JOMBANG-Dukun cilik Ponari (12) warga Desa Balongsari, Kecamatan Megaluh, Jombang, terpaksa mengulang di kelas VI di SD Balongsari II. Itu karena saat Unas lalu, Ponari tidak ikut, sehingga tidak lulus.
Saat kali pertama masuk sekolah, dukun yang pernah kondang pada 2009 itu ikut bersih-bersih sekolah dan lingkungan, Senin (9/7/2012). Dengan seragam atas putih, bawah merah, Ponari memasuki ruang kelas begitu tiba di sekolah.
Ia bergabung dengan teman-temannya yang sudah datang lebih dulu. Tak lama berselang, bersama kawan-kawannya dukun cilik yang pernah mempunyai pasien puluhan ribu orang itu keluar lagi membawa ember serta kain pel.
Selanjutnya, bersama-sama mereka membersihkan ruang kelas. Mulai dari lantai, bangku, hingga kaca jendela kelas.
"Saya masuk sekolah lagi, mengulang kelas VI lagi," kata Ponari singkat, Senin (6/9/2012).
Ketika disinggung tentang batu 'petir' miliknya, anak dari pasangan Khamsin dan Mukaromah ini hanya menggeleng-menggelengkan kepala. Padahal, tiga tahun lalu, batu keramat berwarna cokelat sebesar kepalan tangan bayi itu menyedot puluhan ribu pengunjung untuk meminta penyembuhan.
Bahkan akibat berdesakan, tiga orang pasien dinyatakan meninggal. Namun seiring laju waktu, pasien dukun cilik itu mulai menyusut. Namun dampak bagi Ponari sendiri sangat ironis.
Setelah secara ekonomi keluarganya naik drastis dari hasil pengobatan Ponari, bocah 'ajaib' itu justru enggan ke sekolah. Hingga akhirnya ia tidak lulus dalam Unas tahun ini.
Kepala SDN II Balongsari Misbahul Huda, membenarkan jika Ponari terpaksa mengulang sekolah di kelas VI. Sebab saat hendak digelar unas, Ponari malah tidak ikut.
"Kami dan keluarga berusaha membujuk, namun Ponari bergeming. Alhamdulillah, mulai tahun ajaran baru ini Ponari mau sekolah lagi, meski harus mengulang kelas VI," kata Misbahul.
http://www.tribunnews.com/2012/07/09...sihkan-sekolah
Mendingan dikirim ke Sekolah Sihir Hogwarts aja lah... Bakatnya emang kesana... :ngacir:
