Walah, Kyai Gerayangi P*yudara Santri Tidur

Pepatah Jawa 'Guru' diguguh lan ditiru (guru harus didengar dan dicontoh), sepertinya tidak harus berlaku pada diri ustadz Jauhari. Kenapa? Karena pria berumur 40 tahun yang tinggal di Desa Permisan Kecamatan Jabon sebagai pemangku Pondok Pesantren di desanya itu, diduga kerap melakukan aksi cabul terhadap santriwatinya.

Ada dua santriwati Jauhari yang bernama Mawar dan Melati (nama samaran) yang 'mondok' di tempat Jauhari, melaporkan kasus perbuatan tidak senonoh kyainya itu ke Polsek Jabon yang kemudian dilimpahkan ke Polres Sidoarjo.

Informasi yang dihimpun menyebutkan, perbuatan tidak terpuji Jauhari yang dipangil warga kyai haji itu, sudah berlangsung lama. Diduga Jauhari memanfaatkan kepolosan para santrinya demi memuaskan birahinya. Mencium dan meraba payudara santrinya itu dilakukan saat para santri tertidur lelap.

Waktu malam hari, Jauhari berkeliling ke asrama santri putri. Ulah Jauhari itu juga pernah dipergoki santri yang sampai terbangun. Namun santri itu tidak berani menegur maupun berontak karena Jauhari dianggap gurunya.

Setelah banyak korban yang mengakui kejahilan tangan kyainya itu, akhirnya para santri sepakat dan memberanikan melapor. Dan sebelum melapor, santri putra juga diberitahu soal kasus ini.

Setelah santri putra membuktikan sendiri saat mengintip perbuatan Jauhari pada malam hari dengan juga merekam adegan asusila kyainya itu, dua santriwati yang digrayangi, diajak melapor ke Polsek Jabon dan diteruskan Polres Sidoarjo.

Dikonfirmasi soal laporan itu, Kasatreskrim Polres Sidoarjo AKP Andi Sinjaya tidak membantah. Pihak terlapor juga sudah diamankan karena terbukti melakukan pencabulan
terhadap santrinya.

"Sebelumnya terlapor diamankan di Polsek Jabon, kemudian dibawa ke Polres Sidoarjo untuk kepentingan pemeriksaan di Unit PPA (Perlindungan Perempuan dan Anak, red)," ujarnya Kamis (5/7/2012).

http://www.beritajatim.com/detailnew...2-07-05/140490
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...