Kelakuan Media Kita: Kopassus yg Temukan 'Black Box", Roy Suryo yg Dibikin Terkenal

Ini Komandan Tim Charlie yang Menemukan Black Box
Rabu, 16 Mey 2012 21:36

[imagetag]

TANGGAL 15 Mei 2012 merupakan hari yang tak mungkin dilupakan oleh Lettu Inf M. Taufik Akbar. Bersama empat anggotanya, tim Charlie Kopassus TNI AD yang dipimpinnya berhasil menemukan black box (kotak hitam) pesawat Sukhoi Superjet (SSJ) 100, yang jatuh di Tebing Manik, Gunung Salak, Bogor pada 9 Mei 2012 pekan lalu.

Perwira muda ini diterjunkan ke hutan belantara Gunung Salah dengan satu misi: mencari dan menemukan kotak hitam pesawat nahas buatan Rusia tersebut. Kotak hitam itu sangat penting untuk mengungkap penyebabnya jatuhnya pesawat.

Bersama Lettu Inf Incas Yunus, Sertu Diding, Serda Ahmad Baso, dan Serda Chairil, Taufik diturunkan ke lokasi evakuasi Puncak Salak Satu, menggunakan helikopter, beberapa hari lalu.

Membawa bekal secukupnya, lima anggota Kopassus ini menyusuri tebing curam di Gunung Salak. Dengan menggunakan tali, mereka merayap dan menuruni tebing dengan medan yang sangat curam. "Tebing itu kemiringannya 80 sampai 90 derajat. Dibutuhkan tali dan keterampilan untuk menuruni tebing," kata Taufik di Pos Pusat Evakuasi Balai Embrio Ternak Kementerian Pertanian, Desa Cipelang, Kecamatan Cijeruk, Bogor, Selasa (15/05).

Sebelum menemukan black box, tim Charlie yang dipimpinnya sempat menemukan barang yang diduga black box. Warnanya kuning. Namun, ternyata itu hanya Emergency Locator Transmitter (ELT) alias alat pemancar.

Para prajurit Kopassus itu harus berjuang menaklukkan ganasnya hutan belantara Gunung Salak. Untuk tidur saja, mereka harus menggantung di pohon. "Kita menggunakan sling (tali tubuh) untuk mengikat tubuh ke pohon yang ada tebing itu," lanjut Taufik. Semalaman, tubuh mereka menggantung di tebing yang kemiringannya sekitar 80 derajat tersebut.

Sampai-sampai makan dan minum pun dilakukan dengan cara menggantung. Tak mudah mencapi lokasi jatuhnya pesawat. Sebelum mencapai lokasi tidur kalong itu, mereka harus melakukan teknik rappeling, yakni menuruni tebing menggunakan tali.

Akhirnya, mereka mencapai lokasi ekor pesawat yang dalamnya sekitar 500 meter dari puncak 1 gunung tersebut. "Sampai ke dasar jurang itu, kira-kira dalamnya sekitar seribu meter lagi," ucapnya. Untuk mencapai ekor pesawat itu, tali untuk rappeling harus beberapa kali disambung. "Untuk menyambung tali itu, memang memerlukan keterampilan khusus," terangnya.

Pada tanggal 15 Mei, tepat pukul 08.00 WIB, Taufik bersama empat rekannya, dibantu dua anggota Federasi Panjat Tebing Indonesia (FPTI), bergerak lagi melakukan pencarian black box. Dua jam berselang, tim Charlie akhirnya berhasil menemukan alat yang dicari. "Ditemukan sekitar pukul 10.00 WIB," imbuhnya. Alat berwarna oranye yang sudah gosong tersebut ditemukan berada di timbunan tanah. Setelah meyakini barang tersebut black box, tim Charlie memasukannya ke dalam tas ransel, dan diangkat ke Puncak Manik.

Menurut Taufik, posisi black box berada di kedalaman 100 meter atau di atas bangkai ekor pesawat. "Keadaannya bekas terbakar, warnanya sudah menghitam," jelasnya. Setelah itu, mereka membawa black box turun lewat jalan Cimelati, Sukabumi. Barang yang dibawa anggota Kopassus tersebut pun tiba di Pos Pusat Evakuasi Balai Embrio Ternak Kementerian Pertanian, Desa Cipelang, Kecamatan Cijeruk, Kabupaten Bogor. Setelah diperiksa, ternyata benar barang yang dibawanya adalah black box pesawat Sukhoi Superjet 100
http://www.indonesiarayanews.com/ind...ama&Itemid=708

[imagetag]
Roy Suryo memegang kotak hitam (blackbox)
pesawat Sukhoi Super Jet 100 yang jatuh di Gunung Salak, Bogor

Roy Suryo: ELT yang Ditemukan sudah Lama
Selasa, 15 Mei 2012 04:44 WIB

BOGOR--MICOM:Emergency Locater Transmiter (ELT) yang semula diduga black box yang ditemukan di lokasi jatuhnya pesawat Sukhoi SuperJet (SSJ)-100, merupakan alat komunikasi yang sudah lama.

Menurut pakar telematika Roy Suryo, ELT yang ditemukan itu masih menggunakan frekuensi 105, sementara di Indonesia saat ini alat tersebut sudah jarang digunakan lagi. "Itu ELT 105, di kita rata-rata sudah pakai 406. Dan kalau lihat barangnya, di kita sudah tidak dipakai lagi. Hanya digunakan untuk kelas-kelas penerbangan. Jadi terjawablah sekarang. Monitor satelit memonitor di frekuensi 406. Sementara yang ditemui di Sukhoi ini masih lama, sehingga akibatnya tidak termonitor. Jenis pancarannya lurus. Andaikan kemarin sempat on, tidak terdengar karena terhalang gunung," papar Roy di posko/helipad di Kampung Pongkor, Desa Cipelang, Kecamatan Cijeruk, Kabupaten Bogor, Senin (14/5).

Soal tidak terdeteksinya sinyal, hal itu mungkin akan jadi salah satu koreksi dan catatan. "Kita bicara fakta saja. Ketemunya seperti ini. Biar ini jadi salah satu catatan dan bahan koreksi KNKT, kalau (pesawat) ini mau dipasarkan. Intinya dengan temuan atau fakta ini, satu misteri sudah bisa dibuka,"

Soal logis tidaknya menggunakan alat itu, Roy mengatakan bisa-bisa saja. Seperti halnya, pilot yang diduga menggunakan parasut, bisa atau wajar saja. Namun demikian, kata Roy, ELT cukup penting, meskipun masih perlu juga menemukan black box. "Tim masih bisa mencari black box. Dari bentuk pesawat Sukhoi, yang ketemu hanya tinggal bagian ekor. Potongan lainnya tidak lebih dari 50 cm. Artinya masih berharap. Alat-alat komunikasi ini ditemukan tidak jauh dari bagian pesawat itu."
http://www.mediaindonesia.com/read/2...kan-sudah-Lama

DPR (via Roy Suryo) Pastikan Rusia tak Campur Tangan Soal Blackbox
Rabu, 16 Mei 2012, 11:42 WIB

[imagetag]
BLACK BOX SUKHOI DITEMUKAN. Penemu kotak hitam (Black Box) pesawat Sukhoi Super Jet 100 (SSJ-100), Lettu Taufik, dari Komando Pasukan Khusus (Kopassus) memperlihatkan benda penting yang ditemukannya saat jumpa pers di Pos Pusat Evakuasi Balai Embrio Ternak

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Komisi I DPR memastikan pihak Rusia tidak akan campur tangan dalam urusan penyelidikan kotak hitam yang ditemukan Selasa (15/5) malam di sekitar ekor pesawat Sukhoi Super Jet 100. "Tidak ada kewenangan berlebih untuk Rusia mengendalikan blackbox," ujar Roy Suryo, Anggota Komisi I DPR pada media, Rabu (16/5) di Lanud Halim Perdana Kusuma.

Roy, yang datang ke Lanud Halim bersama dengan tim KNKT dengan helikopter TNI-AU mengakui kehadirannya juga untuk memastikan bahwa tim Rusia bekerjasama dibawah kendali Indonesia.
http://www.republika.co.id/berita/na...-soal-blackbox

---------------

Roy memang bisa lebih terkenal daripada Lettu Taufik, anggota Kopassus yang terjun ke dalam jurang sedalam 500 meter untuk mencari 'black box' itu. Roy juga lebih gamblang bicara nasib 'black box', bahkan lebih tegas daripada Ketua KNKT RI ... :D
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...