[Masalah HNW ditolak jadi Khatib Shalat Jumat] MUI DKI : Masyarakat Jangan Disalahkan

MUI DKI: Masyarakat Jangan Disalahkan
| Hertanto Soebijoto | Sabtu, 5 Mei 2012 | 12:28 WIB
Dibaca: 1385Komentar: 14


KOMPAS/AGUS SUSANTO
Warga melintas di depan baliho ajakan untuk mensukseskan pemilihan gubernur dan wakil gubernur DKI Jakarta 11 Juli mendatang terpasang di depan Kantor Komisi Pemilihan Umum (KPU) Jakarta Utara, Rabu (4/4/2012). Pilkada DKI Jakarta akan diselenggarakan pada Rabu, 11 Juli 2012.

JAKARTA, KOMPAS.com — Kabar ditolaknya Hidayat Nur Wahid menjadi khatib shalat Jumat di Masjid An-Ni'mah, Pulau Panggang, Kepulauan Seribu, dinilai Sekretaris Komisi Fatwa Majelis Ulama Indonesia (MUI) DKI Jakarta, Misbahul Munir, sebagai hal yang wajar. Sebab, saat ini Hidayat Nur Wahid dan Didik J Rahcbini telah terdaftar sebagai bakal calon gubernur dan wakil gubernur DKI sehingga masyarakat setempat khawatir masjid digunakan untuk kepentingan politik tertentu dan kekuasaan.

"Masyarakat jangan disalahkan, tetapi politisi harus sadar jangan sampai atribut masjid dipakai untuk kepentingan politik. Masyarakat tidak suka itu, dan Allah juga tidak membenarkan itu," katanya, Jumat (4/5/2012).

Misbahul menilai, meskipun boleh menjadi khatib, tetapi kondisi tersebut tetap menimbulkan kecurigaan publik karena ini menjelang Pilgub DKI 2012. "Masjid jangan dijadikan alat politik. Selama ini masyarakat diam saja, padahal isu itu sudah lama berkembang," kecamnya.

Camat Kepulauan Seribu Utara, Atok Bahroni Hidayat, mengaku tidak ada larangan dan instruksi darinya untuk menolak Hidayat Nur Wahid menjadi khatib. Bahkan, dari bupati sekalipun. "Kami malah mengamankan, karena beliau seorang pejabat dan calon gubernur DKI Jakarta," ucap Atok.

Menurut Atok, selain Hidayat, pada hari yang sama di Pulau Kelapa juga ada pasangan Alex Noerdin dan Nono Sampono yang melaksanakan shalat Jumat di Masjid Al Falah Pulau Kelapa. Mereka juga memberikan sambutan meski hanya 5 menit.


Masyarakat jangan disalahkan, tetapi politisi harus sadar jangan sampai atribut masjid dipakai untuk kepentingan politik.
-- Misbahul Munir


"Logikanya mereka itu pejabat, mana mungkin kami larang. Justru kami bangga jika ada pejabat yang datang ke sini," ucapnya.

Bupati Kepulauan Seribu Ahmad Ludfi menambahkan, pihaknya akan mengecek kabar penolakan tersebut. Sebab, ada sebagian warga yang menginginkan Hidayat menjadi khatib dan sebagian lagi tidak.

"Jadwal khatib di masjid sudah ada, dan tiba-tiba diganti orang lain, sehingga terjadi gesekan. Ini hanya salah paham saja," ungkapnya.

Informasi yang dihimpun, sebelum ke masjid yang berada di Pulau Panggang, Hidayat-Didik membagikan sejumlah kaus, kerudung, pin, dan stiker kepada warga Kepulauan Seribu.

"Sebelumnya di Pulau Kelapa sudah ada penempelan poster Hidayat-Didik di tiang listrik maupun rumah warga, dan itu sangat mengganggu karena terlihat kotor dan merusak pemandangan. Kini ada lagi pemasangan stiker yang juga cukup mengganggu," kata Yani, warga RW 05 Pulau Kelapa.

Yani juga menyayangkan pasangan tersebut karena baru menjelang Pilgub DKI berkunjung ke Pulau Seribu. Padahal, Hidayat sebelumnya juga pernah menjabat sebagai Ketua MPR RI. "Mungkin warga berpikir ada unsur kampanye sehingga sempat ditolak di Pulau Panggang," kata Yani.


http://megapolitan.kompas.com/read/2...gan.Disalahkan



Kali ini ane setuju dengan MUI...

FanBoi PKShit dan NurPangsit emang suka Play Victim... Seolah2 Di Dzolimin... biar mendapatkan Simpati Publik...






*yg komen MUI udah dibayar Foke... atau MUI jadi antek Foke... ane doain ente masuk Neraka... Huahahahaha... :ngacir:

Kimak.Kaw 05 May, 2012

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...