TNI AL Tahan 12 Marinir Penganiaya Wartawan

Jakarta - Kepala Dinas Penerangan TNI AL (Kadispenal) Laksamana Pertama TNI Untung Suropati mengatakan, Polisi Militer TNI AL (Pomal) telah menahan 12 oknum anggota Marinir TNI AL yang diduga melakukan tindak kekerasan terhadap wartawan di Padang, Sumatera Barat, pada Selasa (29/5).

"Sebanyak 12 anak buah kami sudah ditahan. Kami akan mencari bukti-bukti mengenai sejauh mana keterlibatan mereka," kata Kadispenal, ketika dihubungi wartawan, di Jakarta, Rabu (30/5).

Untung mengatakan, dari 12 orang anggota Marinir tersebut, satu di antaranya, berinisial US, menjadi pelindung (backing) sebuah warung remang-remang yang akan ditertibkan oleh Satpol PP Kota Padang.

Menurutnya, kegiatan yang dilakukan US, karena pemilik warung masih merupakan keluarganya, sehingga ada kedekatan US dengan pemilik warung remang-remang itu.

Namun ia membantah kalau 11 anggotanya yang lain turut menjadi pelindung warung remang-remang tersebut.

"Mereka hanya berada pada lokasi yang tidak bersahabat. Ketika itu, mereka tengah melintas di lokasi kejadian saat selesai bertugas dan bermaksud untuk pulang," katanya.

Namun, di tengah perjalanan, mereka melihat adanya kegaduhan dan bermaksud untuk menolong. Kedatangan anggota Marinir tersebut malah mendapat perlakuan tidak menyenangkan dari masyarakat.

"Maksud mereka ingin menolong, namun ketika sampai di lokasi, mereka dianggap pelindung US. Mereka mendapatkan cacian dan perlakuan tidak menyenangkan dari masyarakat," katanya.

Untung mengatakan, pihaknya tengah melakukan pengusutan lebih lanjut untuk mengetahui motif kejadian dan kesalahan apa yang telah dilakukan oleh anak buahnya itu.

Sebelumnya dilaporkan, enam orang jurnalis dianiaya sejumlah orang berseragam tentara di kawasan Kelurahan Gates Nan XX, Kecamatan Lubuk Begalung, Padang, Sumatera Barat ketika akan melakukan peliputan penertiban warung remang-remang oleh Satpol PP.

Keenam jurnalis itu, masing-masing Kamerawan GlobalTV, Budi Sunandar, terluka di bagian telinga kanan dan menerima tujuh jahitan, Kamera Budi dirampas dan hingga kini belum dikembalikan.

Sementara kamera milik kamerawan stasiun televisi lokal FavoritTV, Jamaldi, dihancurkan hingga berkeping-keping, Kontributor MetroTV, Afriyandi mengalami luka memar di bagian muka karena wajahnya dipukuli sejumlah orang yang diduga anggota Batalyon Marinir Pertahanan Lantamal II Padang.

Sebagian wartawan lain yang juga menjadi korban ialah kamerawan SCTV, kamerawan Trans7, dan fotografer harian Padang Ekspres. Penganiayaan terjadi setelah penertiban terhadap sejumlah kedai yang diduga sebagai tempat praktik asusila, yang dilakukan Satpol PP Kota Padang dan sebagian masyarakat.

Usai penertiban, sebagian warga mulai dianiaya sejumlah orang berseragam tentara yang lalu merembet pada penganiayaan terhadap sejumlah wartawan tersebut.

Aksi oknum Marinir mendapat kecaman dari Koalisi Jurnalis Anti Kekerasan saat melakukan aksi unjuk rasadi Bunderan Hotel Indonesia (HI), Jakarta, Rabu.

Mereka menuntut agar TNI AL mengusut tuntas tindak kekerasan yang diduga dilakukan oleh belasan anggota Batalyon Marinir Pertahanan Lantamal II Padang dan mengganti biaya pengobatan para jurnalis yang menjadi korban dan mengganti semua kerusakan peralatan jurnalis.

TNI AL juga diminta memberikan pernyataan permohonan maaf kepada sejumlah media atas tindak kekerasan terhadap jurnalis dan memastikan kasus ini tidak terulang kembali.

Tak hanya itu, Panglima TNI Laksamana TNI Agus Suhartono juga harus memastikan adanya jaminan keamanan dan penghormatan terhadap profesi jurnalis dalam melakukan setiap peliputan. [TMA, Ant]

http://www.gatra.com/hukum/31-hukum/...niaya-wartawan

Itu hanya oknum gan dan harus di hukum berat,,,prajurit kebangganku ini semoga tidak berbaut anarkis, karena nila setitik rusak susu sebelangga
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...