[KATANYA PROFESSIONAL] Pemain Persipro Probolinggo Sampai Mengemis

Sebuah kejadian kelam kembali menimpa persepakbolaan Tanah Air. Akibat tak kunjung cairnya sisa kontrak, tiga pemain asing Persipro Probolinggo yang berkompetisi di Divisi Utama PT Liga Prima Indonesia Sportindo (LPIS), turun ke jalan dan meminta-minta belas kasih dari para pengguna jalan yang ada di Kota Probolinggo.

Tiga pemain asing Persipro tersebut adalah Sylla Mbamba asal Mali, Salomon Begondo (Kamerun) dan Camara Abdoulaye Sekau (Guenea). Mereka menjalankan aksinya pada Kamis (5/7) pukul 08.00 WIB, dan meminta sumbangan ke pengguna jalan di pertigaan depan Makodim 0820 Probolinggo.

Hal itu dilakukan karena mereka sudah tidak punya uang lagi untuk biaya hidup dan membayar uang kontrak rumahnya. Sedang pihak manajemen Persipro tidak mau tahu terhadap ketiga pemain asing tersebut. Mereka sendiri mengaku sudah beberapa kali menemui pihak manajemen, namun hingga kini nasibnya masih terkatung-katung dan tidak ada solusi penyelesaian.

Mereka dengan tidak mempedulikan rasa malu lagi, membawa kardus bertuliskan "Tolong koin untuk pemain asing Persipro", "Tolong kami punya keluarga untuk dihidupin dan Tolong hargai pengorbanan kami selama satu musim", dan meminta sumbangan di jalan raya Panglima Sudirman Kota Probolinggo. Usai meminta sumbangan ke para pengendara dan pengguna jalan, mereka kemudian menuju kantor Walikota Probolinggo.

Sekitar setengah jam mereka menunggu ijin dari Satpol PP dan setelah mendapat ijin, mereka lantas bergegas masuk ke kantor Pemkot tersebut. Dalam pengumpulan koin di kantor Pemkot, Camara Abdoulaye Sekau ditemani istrinya Retno Handayani dan anaknya aboubakar Sekau Camara. Mereka kemudian bertemu Johni Harvanto, Sekdakot Probolinggo di ruangannya dan selanjutnya mereka menuju ruangan yang lain.
Usai melakukan aksinya, Sylla Mbamba yang mewakili dua temannya menjelaskan tujuan pengumpulan koin tersebut, agar pihak Persipro tergugah dan lantas peduli akan nasib mereka saat ini.

"Uang ini kami gunakan untuk makan dan bayar kos," terang Sylla Mbamba, yang diamini oleh Salomon Begondo dan Camara Abdoulaye Sekau.

Ditambahkan, sampai kompetisi Divisi Utama berakhir, dirinya bersama dua temannya hanya menerima uang sebesar 15 persen dari nilai kontrak. Sedang sisanya, hingga kini belum terbayar. Sylla Mbamba juga mengatakan, kalau ia bersama dua temannya sudah ke PSSI yang ada di Surabaya. Ternyata uang Rp1,5 M dari PSSI untuk pemain, dikatakan sudah tidak ada lagi.

"Uang Rp1,5 M yang di PSSI sudah habis. Tapi kami belum dapat uang tersebut," ujar Sylla Mbamba dengan nada kecewa.

Dalam kesempatan itu, mereka juga membagikan surat kepada sejumlah wartawan. Selembar kertas yang ditandatangani itu berisikan penyesalan atas tindakan yang dilakukan oleh Sekretaris Persipro, Sahri. Isinya, pada Jumat (29/6) kemarin, mereka menagih janji ke Persipro. Ketiganya ditemui Sahri. Ia menawarkan uang Rp10 juta dengan syarat harus menandatangani surat bermaterai.

Mereka menolak menandatangani surat tersebut, sebab Isi suratnya memberatkan atau merugikan mereka. Disebutkan dalam surat itu, jika mereka menerima uang, maka mereka tidak berhak menuntut uang kontrak yang telah disepakati sebelumnya. Dan Sahri menyuruh mereka pulang ke negaranya masing-masing. Mereka menolak tanda tangan, sebab uang Rp 10 juta tidak cukup untuk beli tiket ke pulang, visa, pajak serta membeli perbekalan.

Dikabarkan ketiga pemain asing asal benua Afrika itu nillai kontraknya bervariasi. Ada yang nilai kontraknya satu musim kompetisi Rp 175 juta, Rp 190 dan Rp 200 juta. "Kami hanya menerima 15 persen. Dan yang 85 persen sampai saat ini belum dibayar," tegas Sylla.

Terkait hal itu, direktur teknik Persipro Abdul Haris Nasution berjanji, akan menemui mereka dalam waktu satu sampai dua hari ke depan. Hanya saja saat bertemu nantinya, ia tidak akan membicarakan persoalan kontrak.

Karena masalah kontrak pemain, menurut AH Nasution bukan kewenangannya. Sebab mereka melakukan kontrak dengan Syaiful sebagai CEO Persipro dan pihak agen. Karenanya Syaiful dan agenlah yang bisa menyelesaikan persoalan tersebut. Pria juga menjabat sebagai anggota DPRD Kota Probolinggo ini mengaku, telah berusaha mempertemukan tiga pemain berkulit hitam itu dengan Syaiful.

Namun, setelah dicari di rumahnya di Bondowoso yang bersangkutan (Syaiful) tidak ada. Bahkan setelah dicari di rumah Bupati Bondowoso, Syaiful juga tidak ada. Atas permasalahan ini, AH. Nasution mengaku prihatin, sebab persoalan kontrak tersebut harus diselesaikan. Mengingat kompetisi divisi utama sudah berakhir dan mereka harus segera pulang ke negara asalnya.

"Kami akan mempertemukan kedua belah pihak dulu (ketiga pemain asing tersebut dengan Syaiful)," kata AH Nasution.

http://www.goal.com/id-ID/news/1387/...ampai-mengemis

KATANYA PUNYA KONSORSIUM, KATANYA PROFESSIONAL KOK PEMAIN SAMPE NGEMIS2 GITU SIH?
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...