Menteri Marty: Tak Ada Pengambilan Organ Tubuh TKI

TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Luar Negeri Marty Natalegawa menyatakan dugaan pengambilan organ tubuh tiga jasad tenaga kerja Indonesia (TKI) asal Nusa Tenggara Barat yang meninggal dunia di Malaysia tidak benar. Hal itu berdasarkan hasil otopsi ulang yang dilakukan terhadap tiga jenazah.

"Tim forensik Polri menyimpulkan bahwa dugaan adanya sejumlah organ tubuh yang hilang dari saudara-saudara kita tersebut tidak terbukti," kata Marty di kantor Kementerian Luar Negeri, Jakarta, Jumat, 27 April 2012.

Otopsi ulang terhadap tiga jenazah dilakukan sejak Kamis kemarin hingga Jumat pagi ini di Desa Kopong Timur dan Desa Pengadaan, Kecamatan Pringgasela, Lombok Timur, Nusa Tenggara Barat. Otopsi ulang dilakukan tim penyidik Polri, dalam hal ini Polda NTB, dengan melibatkan tim ahli forensik Polri dan tim ahli forensik Fakultas Kedokteran, Universitas Mataram.

Dengan demikian, ujar Marty, diharapkan hasil otopsi itu dapat menghilangkan dugaan yang selama ini berkembang mengenai adanya pengambilan organ tubuh ketiga jasad TKI tersebut.

Kepala Pusat Kedokteran dan Kesehatan Polri Brigadir Jenderal Musaddeq Ishaq mengatakan berdasarkan hasil otopsi eksaminasi terhadap tiga jasad TKI disimpulkan bahwa sebab kematian ketiga jenazah adalah akibat luka tembak di kepala dan dada sebelah kiri.

Sedangkan seluruh organ vital tubuh meliputi otak, mata, jantung, hati, dan ginjal dalam keadaan lengkap. "Semua jahitan yang ditemukan di tubuh jenazah adalah bekas luka jahitan otopsi dalam rangka dokter forensik (di Malaysia) untuk menemukan kelainan yang didapat di dalam jenazah semaksimal mungkin," katanya.

Tiga orang TKI asal Desa Pancor Kopong Kecamatan Pringgasela Selatan Kabupaten Lombok Timur dan Desa Pengadangan Kecamatan Pringgasela Kabupaten Lombok Timur, Nusa Tenggara Barat, dipulangkan dalam keadaan tak bernyawa. Dugaannya, ketiga TKI itu menjadi korban perdagangan orang dan penjualan organ tubuh.

Ketiga TKI itu adalah Herman asal Desa Pancor Kopong Kecamatan Pringgasela Selatan, Abdul Kadir Jaelani asal Desa Pancor Kopong Kecamatan Pringgasela Selatan, dan Mad Noon asal Desa Pengadangan Kecamatan Pringgasela. Ketiga TKI meninggal dunia akibat tembakan oleh polisi Malaysia di daerah Port Dickson. Mereka dianggap membahayakan karena membawa parang dan menyerang polisi.

Menurut Hirman, kakak Abdul Kadir Jaelani, saksi yang secara langsung melihat kondisi korban di rumah sakit Malaysia, ketiga korban sudah dijahit pada dua matanya, bagian dada melintang dari dada dekat lengan kanan kiri ke dada dekat lengan kanan, pada bagian tengah perut secara vertikal terjahit dari dada hingga perut bagian bawah pusat, serta di bagian perut dari sebelah kanan perut hingga sebelah kiri juga terjahit secara melintang.

http://www.tempo.co/read/news/2012/0...rgan-Tubuh-TKI

ReiraMoreloze 27 Apr, 2012

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...