Diprediksi Pilkada Jakarta akan Panas & Sengit, jadi 'test water' Parpol Jelang 2014

Pilkada DKI Jadi Ajang Pemanasan 2014
Senin, 19 Maret 2012 | 23:59 WIB

JAKARTA (KRjogja.com) - Pengamat Charta Politika Yunarto Wijaya menilai, pemilihan kepala daerah (pilkada) DKI Jakarta 2012, merupakan ajang pemanasan mesin-mesin politik menjelang pemilihan umum 2014 nanti. Hal ini, menurut Yunarto, di Jakarta, terlihat dari nama-nama `besar` yang diajukan oleh partai-partai politik untuk bertarung dalam pilkada DKI.

Gubernur Fauzi Bowo yang maju kembali diusung Partai Demokrat, akan berkompetisi dengan Alex Noerdin, Gubernur Sumatera Selatan yang dinilai kader terbaik Partai Golkar untuk posisi ini. Selain itu juga akan ditantang oleh Joko Widodo, Walikota Solo yang dinilai sukses dan telah menjadi tokoh nasional yang diusung oleh PDIP dan Gerindra. "Partai-partai ingin mengukur bagaimana mesin politik mereka berjalan, itulah kemudian muncul nama-nama luar biasa itu," katanya, Senin (19/3).

Ia menambahkan, pilkada DKI dinilai partai-partai menjadi ajang yang tepat mengukur mesin politiknya mengingat Jakarta merupakan ibu kota negara dan miniatur Indonesia. "Oleh karena itu dalam pilkada Jakarta, partai-partai ingin memperkuat kepercayaan dirinya sebelum kemudian berlaga di pemilu 2014 nanti," katanya.

Ia menambahkan, banyaknya pasangan calon gubernur dalam pilkada kali ini, membuat kemenangan satu putaran menjadi mustahil. Hal ini mengingat UU untuk pilkada di Jakarta mengharuskan pemenang meraih suara 50 persen plus satu. Selain itu, para tokoh yang diajukan baik dari partai politik maupun independen juga memiliki nama yang cukup populer di kalangan masyarakat.

Dua calon independen yang maju yaitu Faisal Basri-Biem Benyamin dan Hendardji-Ahmad Riza Patria, menurut dia, juga memiliki kans untuk memenangkan pilkada DKI mengingat kinerja partai politik yang mengecewakan masyarakat. "Mereka bisa menjadi antitesa dari partai politik dimana ada kekecewaan yang besar terhadap partai-partai politik saat ini di kalangan masyarakat," katanya
http://krjogja.com/read/122518/pilka...anasan-2014.kr


Pilkada DKI Jakarta Sengit
Monday, 19 March 2012

JAKARTA– Pemilihan Umum Kepala Daerah (Pilkada) Jakarta 2012 pada Juli mendatang diperkirakan berlangsung sengit. Majunya Wali Kota Surakarta Joko Widodo (Jokowi) sebagai calon gubernur DKI semakin memanaskan persaingan. Pengamat politik dari Charta Politika Yunarto Wijaya mengatakan, figur-figur yang diusung partai politik dalam Pilkada DKI Jakarta memiliki pengalaman politik dan pemerintahan. Calon incumbent Fauzi Bowo,Jokowi,dan Alex Noerdin berpengalaman memenangi pilkada sehingga sudah pasti menguasai strategi politik dan kalkulasi yang matang. "Belum lagi jika calon independen seperti Hendardji Soepandji dan Faisal Basri lolos, peta politik Pilkada DKI akan semakin sulit diprediksi,"ujarnya saat dihubungi SINDO di Jakarta kemarin.

Dinamika politik menjelang batas akhir pendaftaran cagubcawagub DKI Jakarta penuh kejutan dan terus berubah.Rapat Kerja Daerah Khusus (Rakerdasus) Partai Demokrasi IndonesiaPerjuangan( PDIP) diKantor DPD PDIP DKI Jakarta,kemarin, akhirnya memutuskan untuk mengusung Jokowi sebagai cagub DKI Jakarta periode 2012–2017.PDIP akan berkoalisi dengan Partai Gerindra dalam pilkada mendatang.

Keputusan PDIP mengusung Jokowi dipastikan memupus peluang koalisi antara partai berlambang banteng moncong putih itu dengan Partai Demokrat. Padahal, sebelumnya, Partai Demokrat membuka peluang koalisi itu dengan memasangkan Fauzi Bowo bersama kader PDIP Adang Ruchiatna. Hingga kemarin, tiga pasangan cagub-cawagub telah mendaftar ke Komisi Pemilihan Umum Provinsi DKI Jakarta.

Mereka adalah pasangan Alex Noerdin-Nono Sampono yang didukung Partai Golkar, Partai Persatuan Pembangunan (PPP),dan Partai Damai Sejahtera (PDS), serta dua pasangan jalur independen,Faisal Basri-Biem Benjamin dan Hendardji Soepandji-A Riza Patria. Hari ini merupakan batas akhir pendaftaran cagub-cawagub DKI Jakarta. Yunarto menjelaskan, dengan majunya figur-figur berpengalaman dan ahli, pertarungan program akan lebih kental dibandingkan perang spanduk dan iklan.

Terlebih semua calon sadar, pemilih di Ibu Kota sangat cerdas dan kritis sehingga jika salah menyampaikan program dan gagasan, pemilih akan lari ke calon lain yang lebih menjanjikan. Persaingan akan lebih sengit lantaran aturan pilkada di DKI berbeda dengan daerah lain. "Aturan di Pilkada DKI kan khusus karena pemenangnya harus mendapat suara 50% plus 1. Makanya Pilkada DKI tak mungkin selesai satu putaran jika calonnya empat atau lebih, "ujarnya.

Di bagian lain, Ketua DPP PDIP Effendi Simbolon menuturkan, suara kader partai mulai dari tingkat akar rumput hingga paling tinggi memutuskan untuk mengusung Jokowi sebagai calon gubernur DKI Jakarta. Dia mengakui, dalam Pilkada 2012 mendatang, pesaing terberat bagi PDIP adalah calon incumbent Fauzi Bowo. Fauzi dinilai telah memiliki jaringan yang kuat di tingkat bawah selama menjabat sebagai gubernur DKI Jakarta periode 2007–2012.

"Untuk mengalahkan incumbent ini dengan cara memainkan isu kinerja selama lima tahun terakhir," ujar Effendi Simbolon di sela-sela Rakerdasus DPD PDIP kemarin. Effendi menyebut koalisi PDIP-Gerindra terjadi setelah adanya pertemuan antara Ketua Dewan Pembina Partai Gerindra Prabowo Subianto dan Ketua Umum DPP PDIP Megawati Soekarnoputri."Pertemuan Pak Prabowo dengan Ibu Mega menyatakan bahwa beliau (Prabowo) menyerahkan semua kepada kita (PDIP), termasuk siapa calon wagubnya," ungkap Effendi.

Dia lantas menyebut beberapa nama kandidat yang dapat disandingkan dengan Jokowi seperti Boy B Sadikin, Adang Ruchiatna,dan Bambang DH. Jokowi menyatakan siap untuk maju sebagai calon DKI 1.Kendati demikian, dia enggan berbicara lebih jauh tentang pencalonannya. "Siapa wakilnya,apa visi misi,itu nanti kalau sudah ada rekomendasi final dari partai.Sekarang saya tidak mau bicara itu," kata Jokowi.

Dalam kesempatan yang sama,Adang Ruchiatna membantah telah ditawari calon incumbent Fauzi Bowo maupun Partai Demokrat untuk dijadikan sebagai calon wakil gubernur DKI Jakarta. Dia tidak dapat maju sebagai cawagub mendampingi Fauzi Bowo lantaran belum ada keputusan dari partai."Wagub bukan jabatan besar,"ujarnya.

Di lain pihak,secara tersirat Ketua Umum DPP Partai Demokrat Anas Urbaningrum membatalkan niat mengusung Adang Ruchiatna sebagai pasangan Fauzi Bowo. Tadi malam, saat membuka silaturahmi kader Partai Demokrat dengan Ketua Dewan Pembina Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) di Puri Cikeas Bogor, Anas berharap Fauzi Bowo segera mendapatkan cawagub. "Mudahmudahan Pak Foke (Fauzi Bowo) mendapatkan pasangan terbaik,"ujarnya.

Sementara itu, Presiden Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Luthfi Hasan Ishaaq mengatakan, partainya masih menimbang-nimbang nama untuk diusung sebagai cagub atau cawagub DKI. Dia tidak menjamin PKS akan mengusung Triwisaksana alias Bang Sani sebagaimana didengungkan selama ini. "Kita kan belum resmi sebut nama,termasuk Bang Sani, walaupun kemungkinan itu cukup kuat. Sebab saat ini masih ada banyak nama yang muncul dan kita pertimbangkan semua,"ungkapnya.

Luthfi menambahkan, partainya memahami peta perkembangan terakhir,termasuk pengusungan Jokowi oleh PDIP dan Gerindra,Alex Noerdin oleh Golkar,PPP, dan PDS, serta Fauzi Bowo oleh Partai Demokrat. "Kita juga menyesuaikan diri dengan perkembangan yang terjadi.Yang pasti PKS tidak mematok diri harus menjadi DKI 1. Kita bersedia jadi DKI 2 asalkan program yang kita tawarkan bisa diserap," ungkapnya.

Terkait kemungkinan koalisi dengan Partai Demokrat,Luthfi mengatakan kemungkinan itu bisa saja terjadi.Namun sejauh ini belum ada pembicaraan yang mengerucut terhadap namanama tertentu untuk diusung dengan Partai Demokrat."Kita akan umumkan nama-nama yang diusung pada hari Senin besok.Pokoknya sebelum pukul 24.00,"ujarnya.
http://www.seputar-indonesia.com/edi...t/view/478821/

Pengamat: Partai Politik Masih Penting di Pilkada Jakarta
Senin, 20 Feb 2012

REPUBLIKA.CO.ID, DEPOK - Guru Besar Ilmu Politik Universitas Indonesia (UI) Maswadi Rauf mengatakan koalisi partai politik sangat menentukan untuk memenangkan Pilkada DKI Jakarta 2012. "Partai politik masih memegang peranan penting untuk memenangkan pasangan yang maju dalam Pilkada DKI Jakarta," kata Maswadi di Depok, Senin (20/2).

Maswadi mengatakan bahwa koalisi bisa terjadi dengan partai manapun. Bisa saja Partai Keadilan Sejahtera (PKS) dan Partai Demokrat akan berkoalisi. Dalam politik tidak ada istilah kawan abadi dan musuh abadi. "Selama ini juga tidak ada masalah yang subtansial terjadi di antara kedua partai tersebut, bisa saja mereka berkoalisi," katanya.

Ia mengatakan calon independen yang akan meramaikan Pilkada DKI Jakarta sulit untuk memenangkan pesta demokrasi lima tahunan tersebut. "Parpol masih jauh lebih penting, meskipun calon indenpendan ada yang menang di daerah namun untuk Jakarta sulit karena karakternya yang berbeda," katanya. Menurut dia, masalah di DKI Jakarta jauh lebih sulit dibandingkan dengan daerah lainnya.
http://id.berita.yahoo.com/pengamat-...101112657.html

-------------

Kalau pengamatan gua, justru Pilkada Jakarta kali ini jadi ajang test penting untuk melihat seberapa jauh kepeduliaan warga terhadap Pilkada dan peristiwa politik serta ajang melihat seberapa jauh warga jakarta mau aktif berpartispasi memilih saat hari H nanti. Gua perkirakan, angka GOLPUT bisa mencapai 60% ... dan itu bisa jadi cermin untuk Pemilu 2014 kelak!

:beer:

jagu4r 20 Mar, 2012

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...