Gubernur fauzi bowo gagal membangun busway

GUBERNUR FAUZI BOWO GAGAL MEMBANGUN BUSWAY


Quote:

[imagetag]

Berita-berita media massa hari ini yang menyatakan bahwa Pemprov DKI Jakarta hanya akan membangun busway sampai pada Koridor 12 saja menunjukkan bahwa Gubernur Fauzi Bowo atau yang lebih dikenal disebut Foke telah gagal membangun sistem angkutan umum massal berbasis bus di DKI Jakarta.

Berdasarkan Pola Transportasi Makro yang telah disusun dan disahkan sejak tahun 2004, Pemprov DKI Jakarta telah berkomitmen untuk membangun 15 koridor busway sampai pada akhir 2010 ini. Tetapi yang terjadi dari 10 koridor yang pembangunannya sudah dimulai oleh Gubernur Sutiyoso, yang beroperasi baru 8 koridor. Dua koridor lainnya, yaitu Koridor 9 dan 10, sampai sekarang belum beroperasi dan infrastrukturnya sudah pada rusak. Kini, Pemprov DKI Jakarta telah mengumumkan bahwa pada tahun 2011 hanya akan membangun satu koridor busway saja, dan tahun 2012 satu koridor juga, sedangkan 3 koridor lainnya dibatalkan.

Dengan belum beroperasinya dua koridor yang infrastrukturnya sudah selesai 2 tahun lalu, dan dibatalkannya 3 koridor yang belum terbangun menunjukkan bahwa Gubernur Fauzi Bowo tidak punya komitmen terhadap penyelesaian pembangunan Busway Transjakarta. Padahal selama ini Busway Transjakarta telah menjadi satu-satunya moda transportasi massal yang dimiliki oleh Pemprov DKI Jakarta dan tanpa disadari telah menginspirasi kota-kota lain di Indonesia untuk membangun Trans-Trans sejenis, seperti Trans Jogja, Trans Semarang, Trans Solo, Trans Manado dan sebagainya.

Tidak ada komitmen politik dari gubernur ini justru menjadi bagian kegagalan terbesar Fauzi Bowo dalam memimpin Jakarta, sebab kemacetan merupakan isu terbesar di Jakarta, tetapi persoalan itu tidak dijawab secara konkrit, sebaliknya Foke justru mau membangun jalan layang non tol dari Antasari-Blok M dan Kampung Melayu-Tanah Abang; maupun merealisasikan pembangunan 6 ruas jalan tol dalam kota. Kebijakan pembangunan jalan layang non tol maupun 6 ruas jalan tol ini tidak akan mengatasi kemacetan sebaliknya justru akan melahirkan kemacetan baru. Sebaliknya Busway Transjakarta, bila dikembangkan menjadi sistem BRT penuh, dapat mengurai kemacetan di Jakarta justru dilupakan, hanya karena busway itu identik dengan Sutiyoso. Sebagai pemimpin yang bijak, mestinya tidak perlu takut bayang-banyang pemimpin sebelumnya sehingga berkomitmen untuk melanjutkan program gubernur sebelumnya sejauh itu memang untuk kepentingan publik.

Kesimpulannya, dengan ketidakjelasan komitmen Gubernur Fauzi Bowo terhadap pembangunan Busway Transjakarta maka sebetulnya kita tidak punya harapan yang jelas tentang kapan kemacetan di Jakarta akan dapat diatasi. Yang akan terjadi justru kemacetan di masa mendatang akan semakin parah, karena di sisi lain muncul bangunan-bangunan baru pencakar langit untuk kegiatan komersial yang akan dapat menimbulkan bangkitan lalu lintas secara signifikan.

MRT sebagai bayi yang dibidani oleh Fauzi Bowo belum tentu akan dapat memecahkan masalah karena proses pembangunannya sampai sekarang belum dimulai, padahal laju pertumbuhan kendaraan bermotor di Jakarta tetap tinggi. Masyarakat tidak punya pilihan lain kecuali menggunakan kendaraan pribadi. Seandainya busway 15 koridor itu terwujud selambat-lambatnya tahun 2012, maka pada saat proses pembangunan MRT itu dimulai, masyarakat sudah punya pilihan lain untuk menggunakan angkutan umum massal berbasis bus. Tetapi karena 3 koridor busway-nya dibatalin, dan dua koridor lainnya belum tentu terbangun, maka masyarakat tidak punya pilihan untuk menggunakan moda transportasi umum yang aman dan nyaman. Inilah kegagalan Gubernur Fauzi Bowo yang mengaku ahlinya Jakarta dalam memimpin Jakarta. Hanya masyarakat yang bodoh yang akan tetap memilih dia sebagai gubernur pada periode berikutnya.

yang penting pilih yang gagal :iloveindonesias

Lucifer.Child 23 Mar, 2012

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...