[Hasil kerja NATO] Militan Libya Ancam Keamanan dan Stabilitas

Militan Libya Ancam Keamanan dan Stabilitas


Kamis, 16 Februari 2012 11:43 wib


TRIPOLI - Amnesti internasional memperingatkan, keberadaan militan bersenjata dapat mengancam keamanan dan stabilitas Libya.

Laporan yang dikeluarkan oleh kelompok hak asasi manusia menyebutkan, sekira 12 orang tewas di tangan kelompok militan bersenjata sejak September tahun lalu. Laporan ini dikeluarkan bertepatan dengan peringatan satu tahun penggulingan rezim Moammar Khadafi.

Sebelumnya PBB bahkan telah merilis laporan yang menyebutkan sekira 8.000 pendukung Khadafi ditahan oleh kelompok militan.

"Beberapa kelompok militan yang merupakan mantan pemberontak melakukan pelanggaran HAM dan Pemerintahan sementara Libya membiarkan ini terjadi," ujar Amnesti Internasional seperti dikutip BBC Kamis, (16/2/2012).

Pernyataan Amnesti Internasional itu mengutip pengakuan dari para tahanan yang dibebaskan oleh kelompok militan. Mereka mengakudipukuli selama berjam-jam dengan cambuk, kabel, rantai serta disetrum dengan kabel listrik. Tidak hanya itu kelompok militan itu juga menggunakan senjata kejut listrik untuk menyiksa para tahanan.

"Tidak ada yang bertanggung jawab atas perbuatan kelompok militan itu," ujar salah seorang penasihat senior di Amnesti Internasional Donatella Rovera.

Kelompok militan juga dianggap ikut bertanggung jawab atas bentrokan yang terjadi di Tripoli dan beberapa wilayah di kota lain di Libya dalam beberapa bulan terakhir.

Selain itu Amnesti Internasional juga mencatat, imigran dan para pengungsi dari Afrika yang dituding menjadi tentara bayaran Moammar Khadafi menjadi salah satu target sasaran penyiksaan yang dilakukan oleh kelompok militan.

Pada Selasa (14/2/2012) kemarin, ribuan militan dengan membawa senapan mesin dan peluncur roket dari seluruh wilayah Libya menggelar parade di Ibukota Tripoli. Dalam parade tersebut, mereka juga melepaskan tembakan ke udara.

Melihat kelompok militan yang dapat bergerak secara leluasa di Libya, pemerintah sementara Libya dianggap gagal dalam menggunakan wewenangnya dalam mengendalikan aksi kekerasan yang dilakukan oleh kelompok-kelompok militan ini.
TRIPOLI - Amnesti internasional memperingatkan, keberadaan militan bersenjata dapat mengancam keamanan dan stabilitas Libya.

Laporan yang dikeluarkan oleh kelompok hak asasi manusia menyebutkan, sekira 12 orang tewas di tangan kelompok militan bersenjata sejak September tahun lalu. Laporan ini dikeluarkan bertepatan dengan peringatan satu tahun penggulingan rezim Moammar Khadafi.

Sebelumnya PBB bahkan telah merilis laporan yang menyebutkan sekira 8.000 pendukung Khadafi ditahan oleh kelompok militan.

"Beberapa kelompok militan yang merupakan mantan pemberontak melakukan pelanggaran HAM dan Pemerintahan sementara Libya membiarkan ini terjadi," ujar Amnesti Internasional seperti dikutip BBC Kamis, (16/2/2012).

Pernyataan Amnesti Internasional itu mengutip pengakuan dari para tahanan yang dibebaskan oleh kelompok militan. Mereka mengakudipukuli selama berjam-jam dengan cambuk, kabel, rantai serta disetrum dengan kabel listrik. Tidak hanya itu kelompok militan itu juga menggunakan senjata kejut listrik untuk menyiksa para tahanan.

"Tidak ada yang bertanggung jawab atas perbuatan kelompok militan itu," ujar salah seorang penasihat senior di Amnesti Internasional Donatella Rovera.

Kelompok militan juga dianggap ikut bertanggung jawab atas bentrokan yang terjadi di Tripoli dan beberapa wilayah di kota lain di Libya dalam beberapa bulan terakhir.

Selain itu Amnesti Internasional juga mencatat, imigran dan para pengungsi dari Afrika yang dituding menjadi tentara bayaran Moammar Khadafi menjadi salah satu target sasaran penyiksaan yang dilakukan oleh kelompok militan.

Pada Selasa (14/2/2012) kemarin, ribuan militan dengan membawa senapan mesin dan peluncur roket dari seluruh wilayah Libya menggelar parade di Ibukota Tripoli. Dalam parade tersebut, mereka juga melepaskan tembakan ke udara.

Melihat kelompok militan yang dapat bergerak secara leluasa di Libya, pemerintah sementara Libya dianggap gagal dalam menggunakan wewenangnya dalam mengendalikan aksi kekerasan yang dilakukan oleh kelompok-kelompok militan ini.(rhs)

sumber: http://international.okezone.com/rea...dan-stabilitas


Inilah salah satu kehebatan ASu dan konco-konconya, setelah irak dan afganistan. Untung dulu vietnam menang lawan ASu.......

upilgajah 16 Feb, 2012

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...