Pembalap Liar: Kami Lebih Takut Hujan daripada Polisi



Quote:

Pembalap Liar: Kami Lebih Takut Hujan daripada Polisi

[imagetag]




Palmerah, Wartakotalive.com

Dua pembalap yang mengaku tinggal di Cakung, Jakarta Timur, mengaku kepada Warta Kota bahwa sekali taruhan untuk kelas sepeda motor berkapasitas lebih dari 150 cc bisa mencapai Rp 10 juta-Rp 50 juta. Bahkan ada yang lebih nekat, yaitu taruhan melebihi Rp 70 juta atau ditukar mobil senilai itu.

"Dua minggu lalu ada yang taruhan mobil Kijang Grand Extra," ungkap Ivan, yang sudah dua pekan tak turun balap liar karena lengan kanannya patah. Taruhan senilai Rp 50 juta ke atas, atau sebuah mobil, itu biasanya dilakukan untuk balapan liar dengan trek yang memutar, layaknya sirkuit. Sedangkan untuk trek lurus jarak pendek taruhannya rata-rata Rp 20 juta.

Namun, untuk menyamarkan nilai taruhan, para pemilik sepeda motor yang bertaruh dan juga joki yang disewa menyebut nilai taruhan itu dengan angka rupiah yang lebih kecil. Misalnya Rp 10 juta disebut dengan Rp 10.000.

"Itu sih trik kami aja Om. Ya, biar enggak banyak orang yang ngerti. Jangan sampai ortu atau pacar tahu. Wah, bisa runyam. Yang jelas, siapa yang berani, bisa main. Kalau motor yang cc-nya kecil kayak bebek atau skutik paling gede taruhanya Rp 10 juta. Itu pun agak jarang, kecuali yang tajir (kaya) bener. Yang sering sih kalau cc kecil ya mainnya antara Rp 2,5 juta sampai Rp 7 juta," tutur Ivan, yang bersama Jefry ditemui di arena balap liar dekat Taman Mini Indonesia Indah (TMII).

Meski sudah berkali-kali ditangkap polisi, sepeda motor ditahan, bahkan hingga surat izin mengemudi (SIM) dipotong polisi, kelompok penyuka balapan liar di berbagai lokasi di Jakarta tidak mengenal kata kapok. Bahkan, mereka punya komentar yang umum diucapkan, "Kami lebih takut sama hujan ketimbang polisi." ujarnya. (warta kota cetak)

Entah karena pemberian sangsi ringan yg diberikan aparat kepolisian terhadap pelaku balap liar yang terlalu ringan atau memang jumlah taruhan yang dihasilkan sangat menggiurkan yang membuat aksi balapan liar di sejumlah daerah seperti jamur yang selalu muncul walau gencar di atasi. jika ditilik dari cerita pelaku di atas bahwa ada unsur judi dgn omzet taruhan yang sangat besar harusnya kepolisian menindak lanjuti masalah ini dengan menjadikan prioritas bukan hanya pelanggaran lalu lintas melainkan juga menerapkan hukuman dgn pasal perjudian baik pelaku dan joki balapnya, ditambah dengan perilaku yang merugikan khalayak di tempat umum yang hukumannya bukan lagi denda administratif melainkan tindak pidana penjara.

juruketikilat 27 Feb, 2012

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...